Arsip Ottoman, Bukti tak Terbantahkan Keberadaan Rakyat Palestina

Arsip Ottoman membuktikan keberadaan rakyat Palestina

Istimewa
Toko Nablusi di jalan Al-Saraya Palestina menampung ratusan artefak yang mengungkapkan masa lalu Palestina, seperti paspor, buku akuntansi, dokumen pemerintah, atau bahkan rokok era Utsmani (Ottoman)
Red: Muhammad Subarkah

Oleh: Umar Muchtar, Jurnalis Republika

Baca Juga

Bila sekarang rakyat Indonesia tak punya bukti sertifikat mengenai kepemilikan tanahnya, itu berbeda dengan rakyat Palestina yang rumah dan lahannya diusir zionisme Israel. Meski dia punya alas hak untuk mengklaim kepemilikan properti dan tanahnya, sertifikat  yang diterbitkan di zaman wilayah Palestina di bawah perlindungan Ottoman, menjadi tak berarti karena kekuasaan politik akibat perang Dunia II oleh kolonial Inggris dipindahkan ke Israel.

Inggris termasuk Eropa kala itu merasa bersalah karena merekalah yang sebenarnya membantai kaum Yahudi. Kalau dalam film-film tempo dahulu terlihat bagaimana siak orang kulit putih Eropa kepada kaum Yahudi. Bahkan sosok mereka kemudian diolok-olok. Ini bisa dilihat pada penokohan sosok pinokio si tukang bohong hingga nenek sihir yang punya mantra 'alakzam' itu. Yahudi sampai perang dunia II merupakan wangka 'paria' di Eropa. Mereka dituduh sebagai orang yang rakus dan tukang riba.

Rasa bersalah orang kulit putih Eropa itulah yang kemudian membuat mereka memutuskan memberikan lahan kepada warga Yahudi untuk 'pulang kampung' ke sekitar gunung Zion (Palestina).

Sebelum akhirnya menunjuk Palestina, Inggris dan para pemenang Perang Dunia II sempat melihat kemungkinan memberikan lahan kepada kaum Yahudi yang tergabung dalam gerakan zionisme di sebuah wilayah di Amerika Latin, yakni sekitar Argentina. (catatan: tidak semua kaum Yahudi tergabung dalam gerakan Zionisme'. Kaum Yahudi non zionisme ini kini banyak berada di Iran dan Rusia dan berbagai negara pecahan Uni Sovyet).

Di Iran misalnya yang kini sangat anti Israel, komunitas Yahudi non Zionis banyak di sana. Mereka tinggal dengan aman. Bahkan punya perwakilan di parlemen. Mereka tak ingin pulang, bahkan menentang adanya gerakan kaum Yahudi yang pulang ke Palestina. 

Uniknya, lagi bila dilihat dalam sejarah, pada kekhalifahan Islam Yahudi tak poernah dibantai atau dipersekusi. Mereka diperlakukan sama dengan warga negara lainnya. Fakta ini terlihat di Turki. Bahkan dahulu ketika kejatuhan dinasti Abassiyah di Spanyol, Yahudi lari menyelematkan diri ke Ottoman. Ini karena mereka bila tetap tinggal di Spanyol atas keputusan Inkusisi  mereka akan dipenggal atau dipaksa menanggalkan agamanya.

 

 

Tragisnya, penderitaan yang dialami kaum Yahudi semenjak adanya inkusisi pada era pergantian kekuasaan di era Abasiyah hingga usianya Perang Dunia II, kini menimpa ke warga Palestina. Selaku pihak yang berada pada posisi 'pemenang' Perang Dunia II, gantian mereka mempereskusi warga Palestina. Secara perlahan tanah dan lahan warga Palestina yang ternyata subur itu diakusisi. Tak cukup dengan itu mereka usir dengan kekerasan senjata atas nama kekuasaan politk kaum Yahudi pengangut zioneis yang membuat hegara Israel.

Bukti bahwa rakyat Palestina punya alas hukum untuk menguasai tanahnya sangat jelas. Belakangan muncuk arsip era Ottoman yang membuktikan kepemilikan tanah mereka.

Di lansir dari aa.com.tr, Turki beberapa tahun tahun lalu menyerahkan kepada Otoritas Palestina salinan elektronik arsip Ottoman dari sekitar 38.000 halaman pendaftar kepemilikan tanah untuk Palestina. Arsip tanah era Ottoman terutama menjelaskan sejarah kepemilikan tanah di  wilayah Palestina dari tahun 1516-1917 dan arsip berisi dokumen tanggal pra-1917.

Keterangan foto: Pembongkaran paksa pemukiman dan lahan warga Palestina oleh kaum Zionis Israel.

Arsip saat ini terletak di Yayasan Mithaq di Yerusalem Timur. Yayasan ini milik Kementerian Endowment dan Agama Palestina dan didedikasikan untuk menghidupkan kembali warisan dan penelitian Islam.

Yayasan ini telah menerima brankas khusus dari Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA) untuk menyimpan arsip 

“Arsip Palestina hilang karena Mandat Inggris, pendudukan Israel, dan perpindahan penduduk Palestina,” kata Murad Abu Sobh, kepala dokumen Ottoman di Yayasan Mithaq, kepada Anadolu Agency (akntor berita Turki).

Dia mencatat bahwa “Israel sampai kini menepiskan fakta kepemilikan tanah Palestina itu. Mereka berdalih bahwa itu adalah sekedar properti bisa tanpa alas hak yang sah. Sebab, bagi Israel biasa tetap berkeras bahwa tanah itu adalah milik individu dan asosiasi Yahudih.”

Ia menegaskan bahwa arsip Ottoman tersebut sangat berharga, Bahkan merupakan “garis hidup” bagi warga Palestina untuk membuktikan kepemilikan tanah dan properti.

Abu Sobh menyatakan, dokumen-dokumen itu bersifat rahasia. Arisp ini diberikan kepada pihak terkait setelah berkonsultasi dengan lembaga-lembaga Palestina yang relevan.

"Dokumen-dokumen tersebut ditulis dalam bahasa di era Ottoman. Proses penerjemahannya dilakukan oleh para ahli Palestina,' katanya menambahkan.

 

Kerjasama Turki

Terkait hal tersebut, kepala Yayasan Mithaq, Khalil al-Rifai, mengatakan memang ada kerjasama yang besar antara berbagai lembaga Turki dan yayasan.

“Turki memberi kita lancar dengan segala sesuatu yang kita inginkan,” kata al-Rifai. Bahkan dia menambahkan bila arsip tersebut  disediakan oleh Turki di bawah bimbingan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan terutama digunakan untuk penelitian ilmiah.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Yayasan Mithaq tidak hentinya melakukan upaya untuk mencegah Yahudisasi di Yerusalem. Ia pun  menekankan bahwa “arsip Ottoman adalah senjata kami untuk membuktikan kebenaran.”

“Israel memiliki dokumen yang membuktikan kepemilikan kita atas tanah yang ada di perpustakaan nasionalnya. Semua dokumen Palestina telah disita oleh Israel. Jadi tidak ada pembenaran bagi keributan di Israel adanya arsip Ottoman ini. Sebab, siapa pun yang bekerja secara legal tidak pelru takut dengan dokumen semacam itu,” kata al-Rifai.

Ia menunjukkan bahwa sebelum menerima arsip tersebut, ia mendengar keinginan  warga Palestina yang ingin mendokumentasikan tanahnya.. Maka ia akan melakukan perjalanan ke Turki untuk mendapatkan dokumen tersebut. "Tapi hari ini, dia bisa mendapatkannya dari Tepi Barat,' katanya.

 

Ketakutan Israel

Media Israel kala itu pun telah ikut menyoroti kekhawatiran Israel atas langkah Turki untuk membantu warga Palestina membuktikan hak mereka atas tanah yang diduduki Israel, terutama Yerusalem dan Tepi Barat. Hal ini dengan adanya kesediaan membuka arsip Ottoman tersebut

Surat kabar harian Israel Hayom melaporkan bahwa “pengacara untuk Otoritas Palestina sudah menggunakan dokumen era Ottoman yang diarsipkan untuk mengklaim hak atas tanah.”

  

 
Berita Terpopuler