Kelok Sembilan, Jalur Vital Sejak Zaman Kolonial Belanda

Fly Over Kelok Sembilan menjadi salah satu destinasi wisata di Sumbar.

Republika/Friska Yolandha
Suasana di Kelok Sembilan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Ahad (30/4/2023).
Rep: Febrian Fachri  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kelok Sembilan merupakan jalur vital penghubung Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dengan Provinsi Riau bahkan sampai ke Sumatra Utara. Jalur ini berada di antara dua cagar alam, yakni Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau. 

Baca Juga

Karena berada di dua cagar alam ini, jalur Kelok Sembilan selain menantang, juga memiliki suasana dan pemandangan sangat menyejukkan mata. Tak sedikit pengendara yang memelankan kendaraannya saat melalui jalur tersebut.

Jadi selain menjadi jalur penghubung, Kelok Sembilan juga menjadi destinasi wisata di Kabupaten Lima Puluh Kota. Banyak pengendara sengaja berhenti di kawasan tersebut untuk melakukan swafoto. Ada juga pengunjung yang sengaja datang ke Kelok Sembilan karena penasaran melihat pemandangan di sana.

Pedagang kaki lima (PKL) membuka lapak di tepi flyover Kelok Sembilan, di Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat, Sabtu (5/5). - (Antara/Iggoy el Fitra)

Hal ini sempat menjadi kontroversi pada April 2023 lalu. Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, sempat geram karena kawasan Kelok Sembilan sudah dipadati pedagang. 

Mereka ramai-ramai membuka lapak di pinggir jalan Kelok Sembilan karena banyak warga berhenti dan berwisata ke sana.

Tidak jarang, warga yang berhenti dan berswafoto di Kelok Sembilan justru mengalami nasib naas terlibat kecelakaan.

Pernah kejadian pada Oktober 2020 lalu, seorang pria tewas terjatuh di Fly Over Kelok Sembilan ketika melakukan swafoto.

Selain itu, di jalur tersebut juga kerap terjadi kecelakaan tunggal. Semisal truk mengalami rem blong atau sopir mengantuk seperti yang terjadi dua hari lalu sekeluarga tewas akibat kecelakaan tunggal.

"Kami imbau pengendara, atau siapapun yang berada di Kelok 9 agar berhati-hati. Karena di sana kerap terjadi kecelakaan tunggal. Seperti sopir mengantuk. Truk rem blong," kata Kasat Lantas Polres Lima Puluh Kota, Iptu Omrizal, kepada Republika.co.id, Kamis (12/10/2023).

Jalan di Kelok Sembilan sudah dibangun....

 

 

 

 

Jalur Kelok Sembilan Dibangun Antara Tahun 1908-1914

Jalan di Kelok Sembilan sudah dibangun sejak zaman kolonial Belanda. Lokasi tepatnya adalah di Jorong Ulu Air, Nagari Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar. Jalur ini termasuk  bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatra dan Pantai Timur Sumatra. Berdasarkan arsip Kabupaten Lima Puluh Kota, jalan ini didirikan antara tahun 1908–1914.

Tujuan awal Belanda membuat Jalan Kelok Sembilan adalah karena pada awal 1900 an, dunia dilanda krisis. Sehingga untuk mengatasi hal itu, Belanda membutuhkan jalur untuk mengangkut hasil bumi dari kawasan Sumatra Tengah menuju Sumatra Timur dan Pangkalan Kotabaru. 

Di masa penjajahan Jepang, ketergantungan terhadap Kelok Sembilan sebagai poros utama kegiatan perekonomian trans Sumatra berlanjut. Bahkan, keberadaannya sangat vital sebagai akses utama dari dan menuju barang dari Selat Malaka.

Suasana di Kelok Sembilan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Ahad (30/4/2023). - (Republika/Friska Yolandha)

Tak hanya sebagai jalur transportasi, Kelok Sembilan juga berperan pada masa kemerdekaan. Jalur ini menjadi lintasan penting bagi pejuang kemerdekaan dan pemimpin nasional pada masa itu.

Ketika Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda 19 Desember 1948, ibu kota negara dipindahkan ke Bukittinggi. Kala itu dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Mr. Syafrudin Prawiranegara (22 Desember 1948 - 13 Juli 1949).

Kelok Sembilan menjadi lintasan penting bagi pejuang kemerdekaan untuk dilalui banyak pemimpin Indonesia untuk menghindari kejaran penjajah Belanda. Sampai dengan tahun 1959 yang bertepatan dengan kembalinya Republik Indonesia ke Negara Kesatuan, Kelok Sembilan masih menjadi jalur lintas dengan volume kendaraan yang relatif sedikit.

Karena kepadatan jalur lalu lintas di wilayah itu....

 

 

Fly Over Kelok Sembilan, Groundbreaking oleh Megawati, Diresmikan SBY

Pada 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatra Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun. Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan.

Karena padatnya kendaraan dan kondisi Sembilan kelok atau tikungan yang sempit, pemerintah daerah baik itu Lima Puluh Kota dan Pemprov Sumbar mulai mengerucutkan ide membangun fly over Kelok Sembilan.

Gagasan tersebut dimatangkan sekitar 2001 dan setahun berikutnya pembangunan Jembatan Kelok Sembilan mendapat dukungan dari Taufik Kiemas, suami Megawati Soekarnoputri Presiden RI saat itu. Pada 22 Desember 2003, Presiden Megawati meluncurkan pembangunan Jembatan Kelok Sembilan.

Sejumlah kendaraan melewati Fly Over Kelok Sembilan, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat, Kamis (5/5/2022). - (ANTARA/Iggoy el Fitra)

Setelah rampung pada 2013, Jembatan Kelok Sembilan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2013. “Kemarin, saya telah meninjau Jembatan Kelok Sembilan yang kokoh, megah, dan indah, hasil karya anak-anak bangsa yang sangat membanggakan,” kata SBY saat meresmikan, mengutip pemberitaan Republika.co.id 31 Oktober 2013.

Jembatan layang Kelok 9 terdiri atas enam jembatan dan memiliki ruas jalan selebar 12,5 meter. Bentang jembatan pertama memiliki panjang 20 meter, bentang kedua 230 meter, dan bentang ketiga 65 meter.

Bentang keempat memiliki panjang 462 meter. Bentang jembatan keempat merupakan jembatan jenis pelengkung beton dengan pondasi bore pile sedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan dan gaya horizontal gempa. Bentang jembatan kelima memiliki panjang 31 meter dan bentang keenam 156 meter.

 
Berita Terpopuler