Ini Teknologi yang Dikuasai Kaum Nabi Nuh pada 4000 SM

Tingkat pencapaian teknologi pada masa Nabi Nuh lebih tinggi dibanding Nabi Adam.

Prayogi/Republika
Suasana Masjid Al Munada Darussalam Baiturrahman, Menteng Dalam , Jakarta, Senin (11/4/2022). Masjid yang lebih dikenal dengan sebutan masjid perahu ini di bangun pada tahun 1962. Bangunan perahu yang berada di masjid tersebut terinspirasi dari kisah Nabi Nuh yang membangun bahtera atau kapal besar untuk menyelamatkan umatnya.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ayat Alquran berikut ini menunjukkan bahwa tingkat pencapaian teknologi pada masa Nabi Nuh Alaihissalam lebih tinggi dibandingkan Nabi Adam Alaihissalam dan anaknya. 

Baca Juga

Berdasarkan penelitian arkeologi diketahui pada awalnya teknologi yang dikuasai manusia masih rendah, sehingga hanya dapat membuat alat dari bahan batu.

Pada masa berikutnya, manusia lebih maju teknologinya sehingga memungkinkan mereka mengolah logam. Benda-benda logam inilah yang kemudian mereka gunakan sebagai alat untuk membuat benda-benda lain yang cukup tinggi tingkat teknologinya, misalnya pembuatan perahu atau kapal.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَحَمَلْنٰهُ عَلٰى ذَاتِ اَلْوَاحٍ وَّدُسُرٍۙ 

Kami mengangkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak (paku) (Quran Aurat Al-Qamar Ayat 13)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَاَنْجَيْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِ 

Kami selamatkan dia (Nuh) dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. (Quran Surat Asy-Syu‘ara Ayat 119)

Berdasarkan dua ayat tersebut, menjelaskan manusia telah mampu membentuk kayu utuh menjadi potongan-potongan kayu panjang pipih atau papan. Papan kayu ini sebagai bahan untuk membuat kapal atau bahtera. Tentu proses pembuatannya menggunakan peralatan dari logam.

Sementara itu, kata “dusur” secara harfiah berarti mendorong sesuatu dengan kuat ke dalam sesuatu yang lain. Apa yang didorong bisa bermacam-macam, bisa saja berupa pasak atau paku. 

Pembuatan kapal dari... 

Pembuatan kapal dari bahan papan yang disatukan dengan pasak atau paku menunjukkan adanya kemajuan pengetahuan manusia saat itu dibanding manusia pada awal masa bercocok tanam. 

Manusia pada awal masa bercocok tanam memang diduga kuat telah mampu membuat perahu yang berasal dari satu batang kayu yang bagian tengahnya dicungkil atau dikeruk. Perahu itu dapat diduduki manusia dan digunakan sebagai sampan atau perahu. Namun demikian, perahu tersebut tidak besar, ukuran maksimalnya hanya sebatang kayu. 

Pada masa Nabi Nuh, umatnya telah mampu membuat perahu atau bahtera dalam ukuran besar yang terbuat dari potongan-potongan papan yang disambung dengan pasak atau paku. Kapal buatan Nabi Nuh tersebut mampu membawa muatan yang banyak atau penuh.

Dilansir dari buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2012.

Untuk diketahui, Nabi Nuh merupakan Nabi keempat setelah Nabi Adam, Nabi Syis, dan Nabi Idris, atau Rasul ketiga setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Dalam Bibel, Kitab Perjanjian Lama, Nabi Nuh dikenal dengan nama Noah.

Alquran tidak menyebut waktu yang pasti dari sejarah Nabi Nuh, namun berbasiskan pada tradisi Islam yang lain, seperti dari Imam Abul- Fida' At-Tadmuri (Matthews, 1949), dapatlah dirunut bahwa sejarah Nabi Nuh bermula sekitar 6000 tahun yang lalu, atau sekitar 4000 SM. Al-Maghluts (2008) juga menyebut tarikh Nabi Nuh sekitar 4000 SM. 

 
Berita Terpopuler