Kemenparekraf: Kerugian Akibat Kebakaran Kawasan Bromo Rp89,7 Miliar

Pihak TNBTS sebelumnya menyebut kerugian akibat kebakaran Gunung Bromo Rp5,4 miliar.

Republika/ Wilda Fizriyani
Kondisi kawasan wisata Gunung Bromo setelah mengalami kebakaran, Kamis (21/9/2023).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan, kebakaran yang terjadi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp89,7 miliar. Hal itu disampaikan Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Kemenparekraf Nia Niscaya berdasarkan perhitungan pihaknya setelah kawasan Gunung Bromo ditutup selama 13 hari pasca kebakaran yang terjadi di Blok Savana Lembah Watangan, atau Bukit Telletubies, TNBTS pada Rabu (6/9/2023) lalu.

Baca Juga

“Jumlah potential loss (kerugian) sektor pariwisata selama 13 hari penutupan Taman Nasional Bromo adalah Rp89,76 miliar,” ujar Nia dalam 'The Weekly Brief with Sandi Uno' yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (24/9/2023).

Nia menyebut, ada dua dimensi yang dihitung Kemenparekraf, yakni akibat tidak adanya pemasukan dari sisi tiket dan kerugian yang timbul dari sisi pengeluaran. Lebih lanjut, ia menyebut dalam satu hari, kawasan wisata yang masuk dalam daftar 10 destinasi pariwisata prioritas ini menghasilkan pemasukan sebesar Rp121 juta, sementara untuk pengeluaran wisatawan per hari diperkirakan mencapai Rp6,7 miliar.

“Maka 13 hari potential loss sebesar Rp1,5 miliar. Tepatnya Rp1.577.989.515. Total loss spending selama itu sekitar Rp89.184.139.737 itu dari pengeluaran,” paparnya.

Perhitungan itu, ungkapnya, didapatkan berdasarkan empat variabel yang terdiri dari jumlah kunjungan atau kuota kunjungan wisatawan per hari, harga tiket baik wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus), biaya pengeluaran ketika wisatawan berkunjung serta durasi penutupan TNBTS berlangsung. Nia menyebut, saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah melakukan rehabilitasi untuk memperbarui kondisi Taman Nasional Bromo melalui empat poin yakni rehabilitasi fisik, rehabilitasi ekonomi, rehabilitasi sosial dan rehabilitasi manajemen.

Kemenparekraf, ujar dia lagi, juga telah berkoordinasi dengan KLHK terkait rehabilitasi yang dilakukan serta bersiap untuk memasarkan kembali Bromo sehingga mampu memberikan nilai ekonomi dari kekayaan alam di kawasan ini.

 

 

Sebelumnya, Kepala BB TNBTS Hendro Wijanarko mengatakan, kerugian kebakaran di kawasan Gunung Bromo diperkirakan mencapai Rp5,4 miliar. Hitungan kasar itu terutama untuk kebakaran yang terjadi mulai 6 sampai 10 September 2023.

Hendro juga mengungkapkan, besaran kerugian tersebut sudah termasuk biaya pemadaman api. Kemudian juga kerugian habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem.

"Lalu kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi," kata Hendro. 

Di samping itu, besaran kerugian tersebut tidak termasuk pemadaman jalur udara melalui water bombing yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemudian juga tidak termasuk pembiayaan ganti pipa air yang rusak akibat kebakaran. Kerusakan pipa yang menyebabkan krisis air bagi masyarakat sekitar kawasan Gunung Bromo ini akan diperbaiki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).

Seusai Kebakaran Kawasan Wisata Gunung Bromo - (Infografis Republika)

 
Berita Terpopuler