Pasar Tanah Abang Sepi karena Tiktok Shop, Ini Respons Heru Budi 

Pedagang berharap kondisi Tanah Abang kembali menggeliat.

Republika/ Eva Rianti
Kondisi Pasar Tanah Abang Blok B di Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2023).
Rep: Haura Hafizhah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepinya pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, karena maraknya penjualan via Tiktok Shop. Dalam hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi hal tersebut.

Baca Juga

"Iya udah nanti dibahas dengan PD Pasar Jaya," kata Heru kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Senin (25/9/2023).

Kemudian, ia melanjutkan upaya dari Pemprov DKI nantinya akan membahas hal ini dengan pasar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan e-commerce.

"Iya betul nanti dibahas dengan pasar UMKM dan teman-teman e-commerce," kata dia.

Sebelumnya diketahui, usai ramainya pemberitaan mengenai sepinya pasar grosir terbesar se-Asia Tenggara itu, fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta melakukan peninjauan ke Pasar Tanah Abang. Dari hasil peninjauan, pemerintah diminta untuk membuat regulasi khusus dalam mengatur maraknya penjualan via Tiktok Shop yang disinyalir menyebabkan sepinya Pasar Tanah Abang.

Politisi PDIP yang merupakan Sekretaris Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina, mengatakan, dirinya mendapati sejumlah keluhan dari para pedagang saat mengunjungi beberapa blok Pasar Tanah Abang. Menurut penuturannya, di antara keluhan yang dominan adalah mengenai beralihnya para konsumen ke penjualan live Tiktok.

"Saya wawancara pedagang, mereka memang cerita kalau memang jauh banget (pendapatan) penjualan sekarang, sejak ada Tiktok Shop,” kata Wa Ode kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).

Berdasarkan informasi dan keluhan....

 

Berdasarkan informasi dan keluhan dari para pedagang, Wa Ode menyebut bahwa produk-produk di Tiktok Shop merupakan produk dari luar negeri alias impor. Di antaranya dari negara China dan Vietnam dengan harga yang cenderung terjangkau dibanding di dalam negeri, sehingga pedagang UMKM kesulitan untuk bersaing.

"Katanya barangnya dari China, Malaysia, Vietnam, harganya juga murah-murah sekali daripada di Pasar Tanah Abang. Pedagang di Pasar Tanah Abang enggak bisa bersaing, kalau ngomongin konveksi sini kan lebih mahal dibandingkan China, makanya orang lebih milih ke konveksi China daripada Jakarta,” jelas dia.

 

Para pedagang, lanjutnya, berharap agar bisa kembali pada kondisi seperti semula dimana Pasar Tanah Abang menggeliat dan ramai dikunjungi oleh para konsumen dan pelanggan. Namun, menurut Wa Ode perlu adanya kajian terlebih dahulu untuk bisa bertindak.

 
Berita Terpopuler