7 Fakta Pemilik Kebun Ludes Terbakar yang Diabadikan dalam Alquran

Allah SWT mengazab pemilik kebun yang sombong dan kikir

Antara/Wahdi Septiawan
Ilustrasi kebun. Allah SWT mengazab pemilik kebun yang sombong dan kikir
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Banyak ayat-ayat Alquran yang menjelaskan kalimat Ashab al-Jannah. Bila menyebut  kalimat Ashab al-Jannah, yang terbayang selalu para penghuni surga. Mereka itulah yang senantiasa mendapatkan berbagai kenikmatan dan kebahagiaan di dalamnya. Tak pernah merasakan kekurangan.

Baca Juga

Itulah gambaran yang selama ini dipahami dan diketahui umat Islam. Ashab al-Jannah adalah para penghuni gua. Berikut ini sejumlah fakta terkait dengan para pemilik kebun yang disebutkan dalam Alquran. 

1. Ada banyak ayat Alquran tentang pemilik kebun yaitu antara lain surat Al-Hasyr [59]: 20 dan Alqalam [68]: 17. Dalam Alquran, Ashab al-Jannah ini disebut pula dengan Ashab al-Yamin atau Ashab al-Maymanah (golongan kanan), seperti dalam surah Alwaqiah [56]: 8, 27-40. Mereka juga disebut dengan al-Muttaqin (golongan orang-orang yang bertakwa), seperti dalam surah Al-Mursalat [77]: 41, Al-Baqarah [2]: 2, dan lainnya.

لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ

"Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah. Penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung." (Alhasyr [59]: 20).

2. Namun, tak semua Ashab al-Jannah yang disebutkan dalam Alquran itu sebagai penghuni surga, seperti dalam surat Alqalam [68]: 17-33. Golongan yang satu ini justru mendapat azab dari Allah SWT karena mereka termasuk orang-orang yang kikir.

3. Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Alquran dan keterangan dari Syaamil Al-Qur'an, para pemilik kebun yang disebut Alquran dalam surat Alqalam [68] sebagai Ashab al-Jannah ini tinggal di Dharawan, sebuah wilayah di dekat Shana'a, daerah Yaman. 

Sebagaimana diterangkan dalam kitab Mu'jam al-Buldan Jilid III, halaman 456, Ashab Al-Jannah ini adalah para penghuni kebun yang tinggal di sebuah lembah dan lembah itu dinamakan sama dengan nama para pemilik kebun, yaitu Ashab al-Jannah. Itulah tanah yang disebutkan Allah SWT dalam kitab-Nya yang mulia, Alquran Alkarim. Itulah salah satu tempat yang paling baik di muka bumi dan paling banyak buahnya.

4. Kisah Ashab al-Jannah (pemilik kebun) dalam surat Alqalam [68] ini adalah sekelompok orang yang kikir dan tidak mau bersedekah kepada fakir miskin. Karena itu, Allah SWT lalu menimpakan azab kepada mereka dan menghancurkan kebun-kebunnya.

Baca juga: Dalil Ayat Alquran dan Hadits Ini Tegaskan Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul Terakhir

5. Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-Thabari dalam Tafsir At-Thabari menjelaskan, mereka diazab oleh Allah SWT. Ketika bersumpah, mereka akan memetik hasil kebun itu pada pagi hari, yakni saat Subuh, sewaktu orang-orang fakir dan miskin tidak keluar dari rumah mereka untuk meminta-minta.

Dan, mereka tentu tidak memberikannya kepada fakir miskin itu. Karena itulah, Allah SWT lalu menurunkan azab kepada mereka dengan menghanguskan kebun-kebun mereka itu hingga tidak ada yang tersisa lagi. 

6. Siksa atas mereka itu diturunkan saat mereka tengah tertidur di malam hari. Maka, ketika kebun mereka terbakar, kebun itu pun meninggalkan asap dan kabut tebal berwarna hitam, sehitam malam yang gelap gulita.

Kemudian, mereka terbangun di pagi hari dan saling memanggil antara yang satu dan yang lain untuk mengingatkan maksud dan tujuan mereka memetik hasil kebun di pagi hari. "Pergilah ke kebunmu pada waktu pagi hari jika kamu hendak memetik buahnya." (QS 68: 22). 

Infografis Ayat Alquran Membahas Buah Delima - (Republika)

Lalu, mereka mendatangi kebun mereka secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Tujuannya agar kedatangan mereka ke kebun tidak diketahui oleh orang-orang fakir dan miskin sehingga mereka tidak meminta hasil kebun yang telah dipetik tersebut. 

Ikrimah bin Syi'by mengatakan, "Dan, berangkatlah mereka (pemilik kebun) pada pagi hari dengan niat menghalangi dan tidak akan memberikan sebagian hasilnya kepada orang-orang miskin. Maka, tatkala mereka tiba di kebun itu, mereka sangat kaget menyaksikan kebun-kebunnya telah hangus terbakar. Padahal, sebelumnya kebun mereka itu dipenuhi dengan tanam-tanaman beraneka ragam dan menghasilkan buah-buahan yang sangat bagus dan enak dimakan. Mereka lalu saling berkata, 'Sesungguhnya, kita benar-benar orang-orang yang sesat'." 

Seseorang yang baik di antara mereka berkata, "Bukankah aku telah berkata kepada kalian, hendaklah kalian bertasbih kepada Tuhan-mu?" Sebagian lagi mengatakan, "Hendaklah kamu mengatakan insya Allah." Adapula yang mengatakan, "Hendaklah kalian berkata dengan baik sebagai ganti dari ucapan buruk kalian (tidak mau memberikan hasil kebun kepada fakir miskin, Red)." Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, orang tersebut (yang mengatakan itu) adalah orang yang paling baik dan paling adil di antara para pemilik kebun tersebut. 

Baca juga: Keajaiban Angka 19 yang Disebutkan dalam Alquran dan Pengakuan Sarjana Barat 

7. Menyaksikan kondisi kebun mereka yang telah terbakar dan tak meninggalkan sisa lagi, para pemilik kebun itu pun menyesalinya. "Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." (QS 68; 29).

Namun, penyesalan mereka itu sudah terlambat. Mereka lalu saling mencela antara yang satu dan yang lain. "Aduhai, celakalah kita, sesungguhnya kita adalah orang-orang yang melampaui batas. Mudah-mudahan, Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu. Sesungguhnya, kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita." (QS 68; 31-32). 

 

Penyesalan dan permohonan ampun mereka sudah terlambat. Penyesalan mereka itu tak mampu mengembalikan kebun mereka. Itulah azab Allah. "Demikianlah Kami menyiksa orang-orang yang menentang perintah Kami dan tak mau bersedekah kepada makhluk Kami, yaitu orang-orang yang membutuhkan."    

 
Berita Terpopuler