Remaja Kulit Hitam di AS Diskors karena Gaya Rambutnya

Bagi orang kulit hitam, gaya rambut lebih dari sekadar pernyataan fesyen.

Flickr
Rambut wanita Afrika Amerika.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MONT BELVIEU -- Seorang siswa kulit hitam di sekolah menengah Texas, Amerika Serikat, telah menjalani skorsing sekolah selama lebih dari dua pekan. Hukuman ini karena dia mengenakan rambut gimbal yang dipilin ke sekolah. Ketika dia tiba di sekolah usai masa hukuman selesai dengan gaya rambut yang sama, dia diskors lagi.

Siswa junior di Barbers Hill High School Mont Belvieu bernama Darryl George awalnya diskors pada minggu yang sama ketika negara bagiannya melarang diskriminasi rasial berdasarkan gaya rambut. Distrik Sekolah Independen Barbers Hill melarang siswa laki-laki memiliki rambut yang memanjang di bawah alis, cuping telinga, atau bagian atas kerah kaos, menurut buku pegangan siswa.

Selain itu, rambut semua siswa harus bersih, terawat, geometris dan tidak memiliki warna atau variasi yang tidak alami. Sekolah tidak memerlukan seragam.

Sekolah tersebut sebelumnya bentrok dengan siswa laki-laki kulit hitam lainnya karena aturan berpakaian. Pejabat Barbers Hill mengatakan kepada seorang siswa, bahwa dia harus memotong rambut gimbalnya untuk kembali ke sekolah atau berpartisipasi dalam wisuda pada 2020, yang menarik perhatian nasional.

Greg Poole yang menjabat pengawas distrik sejak 2006 mengatakan, kebijakan tersebut sah dan mengajarkan siswa untuk menyesuaikan diri sebagai pengorbanan yang menguntungkan semua orang. “Ketika Anda diminta untuk menyesuaikan diri… dan menyerahkan sesuatu demi kebaikan secara keseluruhan, ada manfaat psikologisnya,” kata Poole.

George yang berusia 17 tahun itu pun diskors sejak 31 Agustus di sekolah di wilayah Houston. Dia menangis ketika diskors kembali pada Senin (18/9/2023).

Insiden ini mengingatkan pada perdebatan mengenai diskriminasi rambut di sekolah dan tempat kerja. Peristiwa itu merupakan ujian bagi Undang-Undang CROWN yang baru disahkan di negara Texas, yang mulai berlaku pada 1 September.

Undang-undang yang merupakan akronim dari “Ciptakan Dunia yang Penuh Hormat dan Terbuka untuk Rambut Alami” ini dimaksudkan untuk melarang diskriminasi rambut berdasarkan ras. Aturan itu pun melarang pengusaha dan sekolah menghukum orang karena tekstur rambut atau gaya rambut, termasuk afro, kepang, rambut gimbal, dan ikal atau simpul Bantu.

Texas adalah salah satu dari 24 negara bagian yang telah memberlakukan versi CROWN Act.Versi federal dari CROWN Act disahkan di House of Representatives tahun lalu, tetapi tidak berhasil di Senat.

Bagi orang kulit hitam, gaya rambut lebih dari sekadar pernyataan fesyen.... 

Menurut menteri politik nasional New Black Panther Nation Candice Matthews, rambut selalu memainkan peran penting bagi diaspora kulit hitam.

“Rambut gimbal dianggap sebagai hubungan dengan kebijaksanaan. Ini bukan sekedar iseng, dan ini bukan tentang mencari perhatian. Rambut adalah hubungan kita dengan jiwa kita, warisan kita, dan hubungan kita dengan Tuhan," kata Matthews.

Bagi keluarga George, semua pria memiliki rambut gimbal dari generasi ke generasi. Bagi mereka, gaya rambut memiliki kepentingan budaya dan agama.

“Rambut kita adalah tempat kekuatan kita, disitulah akar kita. Dia mengunci nenek moyangnya di rambutnya, dan dia tahu itu," kata ibu pelajar Darresha George.

Para sejarawan mengatakan, kepang dan gaya rambut lainnya berfungsi sebagai metode komunikasi di seluruh masyarakat Afrika. Gaya rambut ini mengidentifikasi afiliasi suku atau status perkawinan, termasuk sebagai petunjuk keselamatan dan kebebasan bagi yang ditangkap dan diperbudak.

Setelah perbudakan dihapuskan, rambut orang kulit hitam Amerika bersifat politis. Meskipun Undang-Undang Hak Sipil 1964 melarang diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan asal negara, orang kulit hitam terus menghadapi stigma profesional dan sosial. Mereka dinilai tidak menerapkan kebiasaan berdandan yang sesuai dengan standar dan norma kecantikan kulit putih Eropa.

Isu diskriminasi rambut berbasis ras di tempat kerja telah lama muncul seiring dengan kekhawatiran di sekolah negeri dan swasta. Pada 2018, seorang wasit kulit putih di New Jersey menyuruh pegulat kulit hitam untuk memotong rambut gimbalnya atau membatalkan pertandingan.

Video viral yang menunjukkan pegulat memotong rambutnya dengan gunting saat penonton menyaksikannya memicu skorsing wasit. Tindakan ini mendorong pengesahan Undang-Undang CROWN negara bagian tersebut. 

 
Berita Terpopuler