Bisa Dicek Saat BAB, Ini Tanda Awal Kanker Tiroid

Kanker tiroid merupakan jenis kanker ketujuh terbanyak pada wanita.

Gejala awal adanya kanker tiroid dapat pula diketahui saat buang air besar (BAB)/ilustrasi.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kanker tiroid merupakan jenis kanker ketujuh terbanyak pada wanita. Pada 2020, diperkirakan ada 586.202 kasus kanker tiroid baru yang terdiagnosis di dunia. Ironisnya, kanker tiroid sering kali terlambat terdeteksi karena jarang memunculkan gejala pada stadium awal.

Baca Juga

Secara umum, kanker tiroid merupakan jenis kanker yang bermula pada kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang berlokasi di bagian depan leher. Salah satu fungsi kelenjar tiroid adalah memproduksi hormon yang membantu meregulasi metabolisme tubuh.

Kanker tiroid bisa memunculkan beberapa gejala umum. Gejala tersebut mencakup munculnya benjolan di leher bagian depan, suara serak, sakit tenggorokan, sulit bernapas atau menelan, nyeri di area depan leher, serta muncul sensasi seperti ada sesuatu yang menekan leher.

Di samping gejala-gejala umum ini, kanker tiroid juga bisa memunculkan gejala lain yang dapat terlihat saat buang air besar (BAB). Gejala tersebut adalah diare atau feses yang lembek. Menurut Cancer Research UK, gejala diare atau feses lembek pada kasus kanker tiroid bisa terjadi secara berulang atau sering.

"(Diare atau feses lembek) disebabkan oleh terlalu banyaknya hormon kalsitonin yang dibuat oleh sel kanker tiroid meduler," jelas Cancer Research UK, seperti dilansir Express pada Ahad (17/9/2023).

Kanker tiroid juga bisa memunculkan gejala tidak khas lain. Gejala-gejala tersebut adalah penurunan berat badan serta batuk.

Beragam gejala ini memang tidak selalu disebabkan oleh kanker tiroid. Akan tetapi, orang-orang yang mengalami gejala-gejala ini sebaiknya memeriksakan diri ke dokter, meski merasa baik-baik saja. "Semakin awal kanker ditemukan, semakin mudah untuk mengobatinya, dan semakin besar peluang keberhasilan terapi pengobatan," ujar Cancer Research UK. 

 
Berita Terpopuler