Pengamat Nilai Basis Massa Islam NU dan Perkotaan Bisa Jadi Kekuatan Anies-Muhaimin

Meskipun, basis massa Islam kedua partai politik kerap dianggap publik bertentangan.

Republika/Thoudy Badai
Bakal Calon Presiden Anies Baswedan (kiri) dan Bakal Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar (kanan) memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (12/9/2023). Pertemuan tersebut merupakan kunjungan pertama Anies - Cak Imin (AMIN) ke kantor DPP PKS usai dideklarasikan sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Pertemuan tersebut dilakukan oleh tiga partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dihadiri sejumlah petinggi partai dari PKS, PKB dan Nasdem untuk membahas tentang kerjasama politik.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli menilai tak ada hambatan berkoalisi antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Meskipun, basis massa Islam kedua partai politik kerap dianggap publik bertentangan.

Baca Juga

PKB dengan basis massa dari Nahdlatul Ulama (NU) atau pemilih beragama Islam di pedesaan. Sedangkan basis konstituen PKS adalah pemilih Muslim di perkotaan, sehingga mereka kuat di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

"Jika pasangan ini bisa mengkapitalisasi kedua golongan basis massa, ini bisa menjadi keuntungan kedua pasangan ini. Saya melihat sebaliknya bahwa ada potensi dua kekuatan massa tersebut bersatu," ujar Romli saat dihubungi, Rabu (13/9/2023).

PKS dan PKB dengan basis pemilih Islam yang berbeda akan saling melengkapi pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar. ditambah dengan Partai Nasdem yang berideologi nasionalis yang semakin menguatkan pasangan tersebut.

"PKB cenderung memiliki basis massa di pedesaan dan PKS di perkotaan. Maka koalisi saling mengisi dan melengkapi satu sama lain, jadi ini bisa menjadi kekuatan bagi kedua pasangan ini," ujar Romli.

Jika PKS bergabung dengan Koalisi Perubahan, Anies-Muhaimin akan didukung oleh tiga partai politik yang basis massanya adalah pemilih Muslim. Mereka adalah PKB, PKS, dan Partai Masyumi.

"Partai-partai tersebut diharapkan dapat menggaet suara pemilih Islam, yang selama ini terfragmentasi. Karena pasangan ini berasal dari basis massa Islam yang berbeda, dengan mereka menjadi pasangan dapat menyatukan suara pemilih Islam," ujar Romli.

 

Sebelumnya, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengamini adanya pandangan yang menyebut bahwa partainya dan PKB memiliki persepsi yang berbeda. Tak jarang, hubungan keduanya disebut layaknya air dan minyak.

Namun, ia membantah hal tersebut dan mengungkapkan peluang besar keduanya dalam satu koalisi. Khususnya setelah Anies Rasyid Baswedan memilih Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).

"Saya bilang InsyaAllah sebentar lagi akan menjadi kopi dan gula yang menyatu, menjadi kopi yang nikmat dan itu satu kemenangan besar buat umat, yang tadinya quote and quote kita sering dipersepsikan berbeda, tapi ternyata kita bisa bersama mengantarkan kemenangan buat AMIN (Anies-Muhaimin)," ujar Mardani dalam sebuah diskusi daring pada Jumat (9/9/2023) malam.

PKS sudah berkomunikasi dengan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. Rencananya, kedua partai tersebut akan bersilaturahim ke Kantor DPP PKS pada pekan depan.

Pasangan Anies-Muhaimin juga direncanakan hadir dalam silaturahim tersebut. Setelah silaturahim tersebut, ia meyakini bahwa dalam waktu dekat PKS akan segera mengumumkan sikap dukungan kepada pasangan tersebut.

"Kami berbincang, tidak ada yang lebih penting satu dengan yang lainnya, semuanya penting, semuanya berkontribusi besar. Semuanya kita satukan dalam semangat perubahan untuk persatuan dengan memenangkan AMIN di Pilpres 2024," ujar Mardani.

Tujuh fakta deklarasi Anies-Muhaimin - (Republika/berbagai sumber)

 

 

 
Berita Terpopuler