Zelenskyy Frustrasi, Pesawat Rusia Hentikan Serangan-Serangan Ukraina

Ukraina menyatakan tak menguasai wilayah udara dan Rusia menguasainya.

AP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy duduk di jet tempur F-16 yang akan disumbangkan Denmark dan Belanda.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan rasa frustrasinya atas masih lambatnya serangan balik terhadap Rusia. Kekuatan udara Rusia telah berhasil menghentikan serangan-serangan balik Ukraina. 

Baca Juga

‘’Kami tak menguasai wilayah udara dan Rusia menguasainya. Mereka menghentikan serangan kami dari udara. Mereka menghentikan serangan balik kami,’’ kata Zelenskyy, Jumat (8/9/2023) seperti dilansir laman berita Al-Arabiya

Makanya ia menyeru negara-negara sekutu Baratnya untuk memasok lebih banyak senjata jarak jauh dan memiliki kekuatan lebih hebat dibandingkan milik Rusia. Sudah berulang kali Kiev meminta pesawat agar mengimbangi kekuatan udara yang dimiliki Rusia. 

Namun, negara Barat ragu mengirimkan pesawat tempur yang sangat dibutuhkan. Sudah berpekan-pekan Ukraina komplain mengenai kurang cepatnya proses mendapatkan pesawat tempur F-16 untuk meningkatkan kekuatan udaranya. 

Sebab, pesawatnya yang mereka miliki masih dengan teknologi era Uni Soviet. Ia mengeluhkan tak cepatnya pengiriman senjata dari Barat dan sanksi terhadap Rusia. Para pejabat Ukraina termasuk Zelenskyy frustrasi atas kritik bahwa serangan balik tak berjalan mulus. 

‘’Ketika sejumlah mitra kami mengatakan bagaimana serangan baliknya, kapan langkah berikutnya? Jawaban saya, langkah kami cepat dibandingkan paket sanksi baru untuk Rusia,’’ kata Zelenskyy menegaskan. 

Ia menambahkan, senjata yang dikirimkan ke Kiev dan sanksi pada Rusia menjadi semakin rumit dan lebih lambat. Ukraina saat ini memang bergantung pada pasokan senjata Barat untuk melakukan serangan balik dalam jangka panjang. 

Di sisi lain, Ukraina mengeklaim meraih kemenangan strategis pada pekan lalu. Sebab mereka berhasil merebut bagian selatan dari Desa Robotyne, wilayah yang dari sini pasukan Ukraina bisa masuk lebih dalam ke Krimea yang dicaplok Rusia. 

 

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyatakan, suplai senjata uranium yang dilakukan AS untuk Ukraina merupakan tindakan kriminal. Amunisi itu dikirim guna memperkuat serangan balik Ukraina terhadap Rusia. 

‘’Ini bukan hanya langkah yang membuat eskalasi bertambah, tetapi juga mencerminkan Washington tak memikirkan konsekuensi penggunaan amunisi semacam itu di zona perang. Ini, faktanya, sebuah tindakan kriminal,’’ kata seperti dikutip TASS, Kamis (7/9/2023).

Ia menambahkan, tak bisa memberikan penilaian lain bahwa AS memang melakukan tindakan kriminal dengan langkahnya itu. Sehari sebelumnya, Departemen Pertahanan AS mengumumkan paket bantuan keamanan baru ke Ukraina senilai 175 juta dolar AS. 

Bantuan itu termasuk depleted uranium ammunition untuk tank Abrams. Untuk pertama kalinya AS mengirimkan senjata kontroversial yang biasa disebut depleted uranium munitions ke Ukraina. 

Senjata ini bisa membantu Ukraina menghancurkan tank-tank Rusia dan menjadi bagian dari janji bantuan terbaru AS. Pekan depan AS akan mengumumkan apa saja paket bantuan ini yang bertujuan memperkuat serangan balik melawan Rusia.

 
Berita Terpopuler