Puluhan Baliho Anies di Sragen Dicopot dan Dibakar, Ketua DPD Demokrat: Wajar Kader Marah

Rinto menegaskan tak ada instruksi terkait pembakaran atau apa pun.

dokpri
Pencopotan dan pembakaran baliho bergambar Anies-AHY di Sragen, Jumat (1/9/2023).
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Ketua DPD Demokrat Jawa Tengah Rinto Subekti memberi respons soal aksi pencopotan dan pembakaran baliho yang bergambar Anies Baswedan serta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

Baca Juga

Dari informasi yang dihimpun Republika, terdapat sejumlah baliho yang dibakar. Mulai dari di Jalan Gabugan-Brumbung, Kecamatan Tanon hingga di Jalan Solo-Purwodadi, Kecamatan Gemolong, di jalan Exit Tol Sragen di Pungkruk, Kecamatan Sidoharjo,

Menanggapi hal tersebut, Rinto mengatakan itu adalah bentuk kemarahan dari para kader maupun caleg. Dasarnya karena kecewa atas keputusan Anies Baswedan dan Partai Nasdem.

"Saya melihatnya cuma ada kemarahan dari caleg atas sikap tidak konsistennya Nasdem dan mas Anies terhadap proses kesepakatan kerja sama piagam tiga parpol. Wajar para caleg ataupun para kader melakukan kemarahan," katanya. 

Secara detail, Rinto mengatakan tak mengetahui rinci berapa baliho yang dibakar. Namun, ia mengatakan kemungkinan jumlahnya adalah puluhan. "Saya tidak hafal karena ada yang punya caleg, ada yang punya kader, ada yang punya relawan. (Berapa yang dicopot dan dibakar) mungkin puluhan ada," katanya. 

Kendati demikian Rinto tak bisa mengidentifikasi bentuk kemarahan atas kekecewaan tersebut. Namun, ia menegaskan tak ada instruksi terkait pembakaran atau apa pun. 

"Terkait bentuk kemarahannya saya mungkin tidak bisa mengidentifikasi satu satu. Ibaratnya kalau ada sesuatu yang membuat kecewa itu tumpahan aja, tidak ada instruksi dari kami terkait kemarahan terhadap proses ini. Itu spontanitas mereka melihat media sosial, media online itu otomatis tapi tidak ada surat instruksi, itu spontanitas," katanya. 

"Apalagi mas Anies sudah memberikan surat permohonan kepada mas AHY tanggal 25 Agustus untuk menjadi calon wakil presiden. Tapi pada tanggal 30 mas Anies menginformasikan berpasangan dengan cak Imin sebagai cawapres," ungkapnya menambahkan. 

Rinto juga menjelaskan kekecewaan tersebut tak hanya dirasakan oleh kader di Sragen. Namun, ia juga mengklaim aksi dari bentuk kemarahan tersebut dilakukan di seluruh daerah Indonesia.  "(Aksinya di mana saja?) Semua se-Jateng, bahkan se-Indonesia," katanya. 

 
Berita Terpopuler