Keluarga Bayi Tertukar akan Lakukan Upaya Hukum Terhadap RS Sentosa Bogor

Pihak Siti Mauliah melihat adanya unsur pidana dalam peristiwa bayi tertukar.

Republika/Shabrina Zakaria
Polres Bogor mengungkapkan dua bayi yang dilahirkan di RS Sentosa Bogor pada Juli 2022 memang tertukar dari hasil tes DNA yang dilakukan pada Senin (21/8/2023). Dua ibu yakni Siti Mauliah dan D pun saling berpelukan dalam konferensi pers pada Jumat (25/8/2023) malam di Mapolres Bogor.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Pengacara Siti Mauliah yang merupakan ibu dari bayi tertukar, Rusydiansyah Nur Ridho, mengaku akan melakukan upaya hukum terhadap Rumah Sakit Sentosa. Sebab, ia melihat adanya unsur pidana dalam kejadian bayi tertukar ini.

Baca Juga

Rusydi mengatakan, dalam pertemuan di Mapolres Bogor pada Jumat (25/8/2023) terjadi kesepakatan antara para korban, yakni Siti Mauliah dan ibu D. Namun, bukan kesepakatan antara para korban da pihak rumah sakit.

 

“Jadi langkah hukum hukum kedepannya pasti akan ambil kami dari kuasa para korban akan melakukan upaya hukum terhadap RS Sentosa,” kata Rusydi usai konferensi pers bayi tertukar di Mapolres Bogor, Jumat (25/8/2023) malam.

Terkait gugatannya, dikatakan Rusydi, pihaknya akan membuat laporan polisi nanti. Sebab, menurutnya sudah jelas ada unsur pidana dalam tertukarnya dua bayi laki-laki ini sejak Juli 2022.

“Ada unsur pidana ya, jelas. Karena memang selama satu tahun ini para korban sudah tertukar bayinya seperti itu,” ucapnya.

Kendati demikian, Rusydi tidak bisa menyampaikan pasal apa yang bisa mengancam rumah sakit, apabila memang ditemukan ada unsur pidana yang terjadi di kasus ini. Apalagi, Polres Bogor masih menyelidiki pihak RS Sentosa.

“(Pasalnya) nanti polisi yang menyampaikan, tadi Pak Kapolres sampaikan untuk rumah sakit masih penyelidikan kan,” kata Rusydi.

 

 

Sementara itu, Pengacara Ibu D, Binsar Aritonang, mengatakan dalam mediasi hari ini pihak RS Sentosa hadir di hadapan keluarga bayi tertukar. Menurutnya, RS Sentosa telah menghaturkan permohonan maaf atas apa yang terjadi setahun belakangan.

“(RS Sentosa minfa maaf) atas kesalahan yang terjadi. Kalau kelalaian belum kita bisa sampaikan, tapi pada faktanya ada kerugian dmn tertukar sampai satu tahun,” ucapnya.

Sebelumnya, meski status dari dua bayi tertukar sudah dipastikan, Polres Bogor tetap melakukan penyelidikan terhadap rumah sakit di mana dua bayi tersebut lahir, yakni RS Sentosa Bogor. Penyelidikan akan diperdalam terkait dugaan adanya kelalaian, hingga penyebab dua bayi itu bisa tertukar.

“Masih didalami (penyebab bayi tertukar). Mungkin dalam waktu dekat akan disampaikan,” kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, Jumat (25/8/2023).

 

 

Pekan lalu, juru bicara RS Sentosa Bogor, Gregg Djako, mengakui nama jajaran direksi rumah sakit ada dalam daftar orang yang dimintai keterangan Polres Bogor. Kendati demikian, ia sendiri tak mengetahui jadwal jajaran direksi akan dipanggil. 

“Ya dalam daftar dan menurut informasi sih keliatannya akan ada tapi kita belum tahu jadwalnya. Lagi-lagi itu juga harus dilihat dari kebutuhan proses penyelidikan. Kalau serasanya sudah dianggap cukup saya kira sudah sudah nggak,” kata Gregg dikonfirmasi, Kamis (17/8/2023).

Lebih lanjut, Gregg mengatakan, pada Rabu (16/8/2023), tujuh orang tenaga kesehatan (nakes) RS Sentosa telah dimintai keterangan oleh Polres Bogor. Tujuh nakes yang terdiri atas perawat dan bidan ini, merupakan nakes yang bertugas di mana dua bayi diduga tertukar ini lahir pada Juli 2022.

Gregg menyebutkan, pemeriksaan dilakukan hingga pukul 20.00 WIB. Di mana ia yang mendampingi para nakes tersebut, tiba di Mako Polres Bogor sekitar pukul 10.45 WIB.

Menurutnya, ada sekitar 15 hingga 20 pertanyaan yang ditanyakan polisi ke para nakes tersebut. “Pertanyaan rata-rata sekitar kejadian saja. Peristiwa apa yang terjadi saat dugaan bayi tertukar, termasuk bertanya terkait gelang itu saja sih yang sudah menjadi isu umum saja,” jelasnya.

 

 
Berita Terpopuler