Peringatan 54 Tahun Pembakaran Masjid Al Aqsa

Zionis pernah membakar Masjid Al Aqsa.

republika
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- 54 tahun yang lalu, tepatnya 21 Agustus 1969, merupakan momen kelam bagi Muslim di seluruh dunia. Ketika itu, kelompok Zionis memutuskan dengan sengaja membakar Masjid Al-Aqsa.

Sejak saat itu, akan selalu muncul pengingat akan sebuah insiden tragis, yang masih terpatri dalam ingatan warga Palestina. Peringatan tahunan kebakaran tersebut disertai dengan kenangan sejarah yang menyakitkan, yang terukir dalam kesadaran kolektif Palestina, serta selama bertahun-tahun terus bergema dalam hati dan pikiran.

Pada 21 Agustus 1969, seorang ekstremis Yahudi Australia radikal bernama Michael Dennis menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Ia juga dilaporkan dengan sengaja membakar sayap timurnya.

Api yang muncul menghanguskan lebih dari sepertiga total luas masjid. Bara panas tersebut membakar lebih dari 1.500 meter persegi masjid, dari ukuran aslinya 4.400 meter persegi.

Dilansir di Days of Palestine, Selasa (22/8/2023), kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan parah pada struktur masjid, pilar, lengkungan, serta ornamen kuno.  Langit-langit masjid runtuh, sekaligus dua tiang utama beserta lengkungan penyangga kubah juga ikut jatuh.

Sebagian dekorasi kubah bagian dalam, mihrab dan dinding selatan dilaporkan mengalami kerusakan. Sebanyak 48 jendela yang terbuat dari plester dan kaca berwarna hancur, karpet terbakar dan banyak dekorasi serta ayat-ayat Alquran hilang.

Di tengah kobaran api tersebut, warga Palestina berhasil menyelamatkan sisa bagian masjid agar tidak ikut dilalap api. Tentara Israel berhasil menangkap pelaku, mengklaim dia mengalami gangguan jiwa dan mendeportasinya ke Australia.

Dari hasil pemeriksaan dan bukti yang ada, terlihat bahwa bahwa otoritas pendudukan terlibat dalam kejahatan tersebut. Saluran air terputus dari area kompleks segera setelah kebakaran terjadi.

Bukan cuma itu, pasukan ini juga berusaha mencegah warga dan kendaraan pemadam kebakaran dari kota Palestina untuk memadamkannya. Namun, berkat kegigihan warga Palestina api pun berhasil dipadamkan.

Si jago merah ini berhasil merusak fasad masjid, langit-langit, furnitur, karpet dan dekorasi berharga, termasuk salinan Alquran. Masjid jelas mengalami kerusakan yang signifikan, yang mana membutuhkan restorasi bertahun-tahun untuk mengembalikannya ke kejayaannya.

Terlepas dari tahun-tahun yang telah berlalu sejak kebakaran tersebut, kebakaran metaforis “Israel” dalam berbagai bentuk masih bertahan di kiblat pertama umat Islam dan kota suci tersebut. Kondisi ini seolah mewakili perang agama yang sedang berlangsung dan belum berhenti.

Selama bertahun-tahun, Israel terus mengubah realitas Masjid Al-Aqsa. Termasuk beragam upaya yang dilakukan untuk mengubah identitas dan karakternya.

Para "Penjaga Al-Aqsa" tetap teguh dalam perlawanan mereka, menghadapi  praktik-praktik ini dan upaya Yudaisasi. Mereka terus membantu melestarikan karakter Islam dan Arab dari masjid tersebut.

Setiap tahunnya, warga Palestina dan Muslim di seluruh dunia menandai peringatan yang menyakitkan ini. Hal ini sekaligus untuk menekankan perlunya melawan pelanggaran yang terus berlanjut yang menargetkan Masjid Al-Aqsa.

Mereka menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertindak melindungi situs religius yang vital ini, menjaga integritasnya, serta menegaskan kedaulatannya.

Baca Juga

Sumber:

https://daysofpalestine.ps/54th-anniversary-of-al-aqsa-mosque-burning-a-painful-historical-event/

 
Berita Terpopuler