Pusat Gerakan Pemuda/Pelajar di Jakarta pada Masa Proklamasi Kemerdekaan

Ada beberapa pusat gerakan pemuda/pelajar di Jakarta pada masa Proklamasi Kemerdekaan. Siapa saja mereka dan di mana saja markasnya?

network /oohya! I demi Indonesia
.
Rep: oohya! I demi Indonesia Red: Partner

Ada beberapa kelompok/pusat gerakan di Jakarta pada masa Proklamasi Kemerdekaan. Menurut catatan Rosihan Anwar ada kelompok pelajar (dulu belum ada sebutan mahasiswa), terdiri dari para pelajar kedokteranm dengan pusat gerakan di asrama Prapatan 10. Ada kelompok pemuda yang bermarkas di Menteng 31; kemudian ada kelompok pelajar di Cikini 71; kelompok pelajar Islam di Balai Muslimin, Kramat 19; kelompok PETA; kelompok Barisan pelopor.

Tokoh-tokoh di Prapatan 10, antara lain ada Eri Sudewo, Soejono Martosewojo, AB Lubis,Kamal, Tadjaluddin, Taswin, Zakaria Raib. Di Menteng 31 antara lain ada Sukarni, Chaerul Saleh, Wikana, Adam Malik, Hanafi, Maruto Nitimihardjo, Pandu Kartawiguna, Djihar Nur, Aidit, Ukon Effendi. Kelompok Menteng 31 ini berafiliasi ke Sjahrir.

Di Cikini 71 antara lain ada Kusnadar, Supeno, Sumantri, Karimudin. Di Balai Muslimin ada Suroto Kunto, Subijanto, Bagdja, Anwar Harjono, Karim Halim, Darsjaf Rachman. Di PETA ada Daan Jahja, Kemal Idris, Daan Mogot, Singgih, Mursid, Mufrani Mukmin, Latief Hendraningrat. Di Barisan Pelopor ada Sudiro, Suhud, K Gunadi.

Pada hari Proklamasi Kemerdekaan, Sudiro mengerahkan anggota Barisan pelopor untuk datang di Pegangsaan 56 untuk menjaga keamanan bersenjatakan golok dan bambu runcing. Dari PETA, Latief Hendraningrat jug amengerahkan anak buahnya lengkap dengan senjatanya. Anggota PETA bertugas di sisi selatan rel kereta. Kelompok pelajar juga hadir saat Proklamasi Kemerdekaan.

Justru kelompok pemuda Menteng 31 yang tidak hadir. Padahal, pada rapat di Cikini 71, Chaerul Saleh berjanji merencanakan perebutan senjata jika senjata dari PETA dan Heiho masih kurang untuk penjagaan selama Proklamasi Kemerdekaan. Latief Hendraningrat bersepakat memasok senjata PETA untuk para pelajar yang datang di Pegangsaan Timur 56.

Sedangkan Adam Malik, menggolongkannya dalam nama golongan tenaga revolusioner. Ada Gerombolan Sukarni, Gerombolan Sjahrir, Gerombolan Pelajar, Gerombolan Kaigun (orang Indonesia yang bekerja di Dinas Aggkatan Laut Jepang),

Oohya! Baca juga ya:

Kehidupan Tetap Berjalan Normal Setelah Proklamasi Kemerdekaan Sampai Awal September

Bagaimana Sukarni dan Kawan-Kawan Bisa Masuk Rumah Sukarno pada 16 Agustus 1945 Dini Hari?

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:

Kisah-Kisah Jakarta Setelah Proklamasi karya Rosihan Anwar

Mahasiswa Prapatan ’45 Prapatan-10: Pengabdiannya karya Soejono Martosewojo

Pengalaman Saya Sekitar 17 Agustus 1945 karya Sudiro

Riwayat Proklamasi Agustus 1945 karya Adam Malik

 
Berita Terpopuler