HRW Tuduh Pasukan Saudi Bunuh Ratusan Migran Ethiopia di Perbatasan

Pasukan Saudi disebut menembaki dan meluncurkan mortir ke kelompok migran.

AP Photo/Nariman El-Mofty
Organisasi Human Rights Watch (HRW) mengatakan dalam beberapa tahun terakhir pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi telah membunuh ratusan migran Ethiopia yang mencoba memasuki negara tersebut dari Ya
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Human Rights Watch (HRW) mengatakan dalam beberapa tahun terakhir pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi telah membunuh ratusan migran Ethiopia yang mencoba memasuki negara tersebut dari Yaman. Pasukan Saudi disebut menembaki dan meluncurkan mortir ke kelompok migran.

Hal itu diungkap HRW dalam laporannya yang dirilis Senin (21/8/2023). HRW mengatakan, antara Maret 2022 hingga Juni 2023, mereka telah berbicara dengan 38 migran Ethiopia serta empat kerabat orang yang berusaha melintasi perbatasan ke Saudi. Para saksi yang diwawancara HRW mengatakan, mereka melihat penjaga Saudi menembak atau meluncurkan bahan peledak ke kelompok migran.

Dalam laporannya, HRW menyebut mereka juga menganalisis lebih dari 350 video dan foto yang diunggah ke media sosial atau dikumpulkan dari sumber lain yang difilmkan antara 12 Mei 2021 dan 18 Juli 2023. HRW juga memeriksa beberapa ratus kilometer persegi citra satelit yang diambil antara Februari 2022 dan Juli 2023.

"Ini menunjukkan para migran yang tewas dan terluka di jalan setapak, di kamp-kamp dan fasilitas medis, bagaimana ukuran situs permakaman di dekat kamp-kamp migran, perluasan infrastruktur keamanan perbatasan Arab Saudi, dan rute yang saat ini digunakan oleh para migran untuk mencoba melintasi perbatasan," kata HRW dalam laporannya, dikutip laman Al Araby.

Foto satelit 27 April dari Planet Labs PBC yang dianalisis oleh Associated Press menunjukkan struktur tenda yang sama yang diidentifikasi oleh HRW di dekat al-Raqw, Yaman, di perbatasan Saudi. Dua set garis pagar dapat dilihat tepat di seberang perbatasan ke Saudi. Situs yang diidentifikasi HRW sebagai kamp migran di Al-Thabit juga dapat dilihat dalam citra satelit, sesuai dengan narasi kelompok tersebut bahwa kamp tersebut dibongkar terutama pada awal April.

Kedua wilayah tersebut berada di barat laut Yaman yang dikontrol kelompok pemberontak Houthi. PBB mengatakan bahwa kantor imigrasi yang dikendalikan Houthi telah berkolaborasi dengan sindikat perdagangan manusia untuk mengarahkan migran secara sistematis ke Arab Saudi. Mereka memperoleh 50 ribu dolar AS setiap pekan dari aktivitas tersebut.

PBB telah mempertanyakan Arab Saudi tentang dugaan pasukannya menembaki para migran dalam pola serangan yang meningkat di sepanjang perbatasan selatannya dengan Yaman. Pejabat Saudi tidak menanggapi permintaan komentar dari Associated Press. Namun, sebelumnya pejabat Saudi membantah pasukannya membunuh migran.

Sementara itu kelompok pemberontak Houthi Yaman, yang diduga menghasilkan puluhan ribu dolar sepekan dengan menyelundupkan migran ke perbatasan, juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga

Migran dikabarkan juga disiksa ...

 

Pada 3 Oktober 2022, PBB pernah mengirim surat ke Saudi. Dalam surat itu, PBB menyampaikan bahwa para penyelidiknya menerima laporan tentang penembakan artileri lintas batas dan tembakan senjata ringan. Aksi itu diduga dilakukan pasukan keamanan Saudi yang menyebabkan 430 orang tewas dan 650 lainnya luka-luka.

“Kalau migran tertangkap, kabarnya mereka sering disiksa dengan cara dibariskan dan ditembak di bagian samping kaki untuk melihat seberapa jauh pelurunya atau ditanya apakah lebih suka ditembak di tangan atau di kaki. Orang yang selamat dari serangan semacam itu dilaporkan harus 'berpura-pura mati' selama beberapa waktu untuk melarikan diri," kata PBB dalam suratnya.

Sebuah surat yang dikirim oleh misi Arab Saudi ke PBB di Jenewa pada Maret lalu membantah tegas laporan tersebut. Namun, ia juga mengatakan bahwa PBB memberikan informasi yang terbatas sehingga tidak dapat mengkonfirmasi atau membuktikan tuduhan tersebut.

Menurut data International Organization for Migration tahun 2022, terdapat sekitar 750 ribu warga Ethiopia yang tinggal di Saudi. Sebanyak 450 ribu di antaranya diduga masuk ke negara tersebut secara ilegal. Perang saudara di wilayah Tigray utara diketahui telah memaksa puluhan ribu warga Ethiopia mengungsi.

 
Berita Terpopuler