PAN Yakin Koalisi Pendukung Prabowo tak akan Bernasib Seperti Pilpres 2014

Pada 2014, koalisi besar pendukung Prabowo-Hatta kalah dari Jokowi-Hatta.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN),dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi meneken kerja sama untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto optimistis dengan koalisi pengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres). Empat partai politik parlemen yang berada di koalisi tersebut tentu menjadi modal penting untuk meraih kemenangan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014.

Baca Juga

Ia juga yakin, koalisi "gemuk" pengusung Prabowo tak akan bernasib sama dengan Pilpres 2024. Saat itu, koalisi besar yang mengusung Prabowo-Hatta Rajasa justru kalah dari pasangan Jokowi-Muhammad Jusuf Kalla.

"Bahwa ada pihak lain yang mengatakan tidak menang itu sesuatu yang menurut kami biasa-biasa saja karena pasti ada yang pro-kontra. Jadi bagi kami tidak akan mengurangi keyakinan kami untuk menang," ujar Yandri di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Prabowo pada Pilpres 2024, jelas Yandri, adalah sosok yang berbeda pada kontestasi nasional 2014 dan 2019. Kini, modal Prabowo semakin kuat setelah dirinya masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

Di samping itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kini menjadi bagian dari koalisi pengusung Prabowo. Sebab, ia mengakui bahwa partai yang dipimpin Abdul Muhaimin Iskandar itu mempunyai peran penting dalam memenangkan Jokowi pada 2014 dan 2019.

"Sekarang Pak Jokowi kan tidak maju, tinggal Pak Prabowo kan, yang paling top dan paling populer zekarang dan paling tinggi surveinya. Jadi dari hitung-hitungan kami, memang ya sekarang saatnya Pak Prabowo yang menang," ujar Yandri.

Berdasarkan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019, PDIP mengantongi suara nasional sebanyak 19,33 persen. Sedangkan rekan di koalisinya, PPP (4,52 persen), Partai Hanura (1,54 persen), dan Partai Perindo (2,07 persen). Total suara koalisi pengusung Ganjar sebesar 27,46 persen.

Sedangkan pengusung Prabowo, Partai Gerindra (12,57 persen), Partai Golkar (12,31 persen), PKB (9,69 persen), dan PAN (6,84 persen). Serta satu partai politik di luar parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) sebesar 0,79 persen. Total suara dari koalisi Prabowo sebesar 42,2 persen.

"Pro-kontra, positif-negatif itu biasa. Tinggal masing-masing koalisi itu menampilkan yang terbaik di depan rakyat, jangan saling menghina," ujar Yandri.

 

 

Merespons koalisi pendukung Prabowo, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah juga berkaca pada kemenangan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2014 yang saat itu juga melawan koalisi "gemuk" milik Prabowo. Saat itu, koalisi pengusung Prabowo hanya memperoleh 46,88 persen suara pada kontestasi nasional tersebut.

"Kita harus bisa setegak-tegaknya melalui jalan terjal politik dan dengan begitulah mental juang kita terbentuk. Kita tidak boleh terlena manisnya kekuasaan dan melupakan jati diri sebagai partai sandal jepit, sebagai partai yang disokong oleh barisan pemberani yang terbiasa nggetih," ujar Said, Ahad (13/8/2023).

"Dengan berkaca pada jati diri itulah kita bisa berjalan dan melangkah bersama dengan semangat juang memenangkan pemilu 2024," sambung Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy pun mengatakan, kerja sama pengusung Ganjar Pranowo tak gentar dengan koalisi yang mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sebab, ia berkaca pada Pilpres 2014 ketika hanya didukung oleh lima partai politik.

"PPP dan PDIP yang sudah menentukan dukungan kepada Ganjar, ya saya katakan tadi tidak gentar karena hal yang serupa. Bahkan sudah lebih banyak lagi pernah dilakukan dukungan partai-partai politik pada Pak Prabowo," ujar Romahurmuziy di Rumah Aspirasi, Jakarta, Ahad.

Ganjar digoyang oleh sejumlah isu dukungan elite PDIP ke capres lain. - (Republika/berbagai sumber)

 

 
Berita Terpopuler