Rumah Sakit Hasyim Asyari Diharapkan Jadi Tempat Berobat Dhuafa

Rumah Sakit Hasyim Asyari didukung dompet dhuafa.

Dok Istimewa
Rumah Sakit Hasyim Asyari
Rep: Umar Mukhtar Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Dari kejauhan, bangunan berwarna hijau dan putih sudah tampak. Sangat menonjol karena di sekelilingnya hanyalah sawah. Semakin dekat, bangunan semakin jelas besarnya. Cukup tinggi pula. Terdiri dari tiga lantai. Lebar bangunannya sekitar dua kali panjang lapangan futsal.

Baca Juga

Itulah gedung Rumah Sakit Hasyim Asy'ari (RSHA) yang berada di Jalan Cukir-Parkir Makam Gusdur, Kwaron, Diwek, Kabupten Jombang, Jawa Timur. Gedung didominasi warna putih. Eksteriornya memiliki sudut-sudut yang lancip dan bentukannya kotak.

Pos keamanan ada tepat di gerbang masuk dan keluar. Di sebelahnya halaman parkir, yang cukup untuk menampung sampai sekitar 30 mobil. Halamannya terbilang rindang karena ditanami pohon-pohon setinggi 3 meter yang berjajar rapi mengikuti panjang pagar rumah sakit. Di sisi kiri gedung RSHA ini terdapat ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam. Plang IGD tampak jelas karena besarnya dan warnanya yang merah.

Memasuki pintu utama rumah sakit, langsung dihadapkan pada lobi. Berjejer beberapa kursi panjang untuk menunggu. Meja pelayanan dan pendaftaran membentang panjang di lobi ini. Seorang petugas administrasi tampak sibuk di depan layar monitor. Dari lobi, mata bisa memandang ke luar karena dindingnya menggunakan kaca bening.

Lantai 1 RSHA diisi dengan IGD, laboratorium, radiologi, ICU, ruang operasi dan pastinya toilet. Di sisi yang berbeda, lantai 1 ini menjadi tempat untuk banyak klinik. Ada klinik paru, klinik gigi, klinik penyakit dalam, klinik bedah, klinik THT, klinik mata, klinik jantung, dan poliklinik.

Lantai 2 tempatnya rawat inap, ruang bersalin, perinatal, dan PICU-NICU. Sedangkan di lantai 3, ada tiga ruangan rawat inap dengan nama masing-masing adalah Al Fattah, Al Aziz dan Al Malik. Ruangan untuk kantor juga di lantai 3.

Rumah Sakit Hasyim Asy'ari resmi diluncurkan pada Selasa 8 Agustus 2023. Rumah sakit yang memiliki layanan lengkap dan memadai ini berdiri dari hasil kolaborasi antara Yayasan Pondok Pesantren Tebu Ireng bersama Dompet Dhuafa.

 

Rumah sakit tersebut memberikan pelayanan rawat jalan. Di antaranya poli penyakit dalam, poli kandungan, poli anak, poli jantung, poli ortopedi, poli bedah dan poli gigi. Pelayanan yang menjadi unggulan di Rumah Sakit Hasyim Asy'ari adalah poli jantung dan poli bedah.

Rumah Sakit Hasyim Asy’ari ini memudahkan akses kesehatan bagi masyarakat dhuafa. Mulai dari proses verifikasi, administrasi dan lainnya. Persyaratan administrasi bagi mereka tergolong mudah. Hanya membawa foto copy KTP, foto copy KK dan surat keterangan tidak mampu dari desa. Melayani pasien umum, pasien BPJS dan pasien asuransi.

Program andalan Rumah Sakit Hasyim Asy'ari adalah program berobat gratis bagi pasien yang kurang mampu, tidak memiliki jaminan layanan kesehatan, atau kartu BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) sudah tidak aktif.

Direktur Rumah Sakit Hasyim Asy'ari, Aria Dewanggana, menjelaskan, RSHA tidak membuat batasan pelayanan atau biaya yang ditanggung rumah sakit. Dia menekankan, ketika ada pasien dari kalangan masyarakat tidak mampu yang menjalani perawatan di RSHA, maka pelayanan diberikan maksimal dan biaya akan ditanggung semuanya. "Yang penting sesuai indikasinya. Pasien membutuhkan apa, ya kita berikan dan kita layani. Full cover," tuturnya.

 

Aria menambahkan, RSHA juga terbuka dengan semua pihak yang ingin menjalin kerja sama. Misalnya kerja sama dalam penyediaan alat kesehatan. Menurutnya, selama alat kesehatan tersebut dapat dimanfaatkan, tentu pihak RSHA akan menyambutnya dengan baik.

"Seperti di sini ada alat ekokardiografi, dan di sini juga ada dokter jantungnya. Kalau ada alatnya tapi tidak ada dokternya, kan percuma juga. Jadi yang penting bisa dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan," ungkapnya.

Jumlah dokter spesialis di RSHA saat ini berjumlah sembilan orang. Antara lain dokter spesialis penyakit dalam, bedah, kandungan, anak, jantung, ortopedi, radiologi, dan lainnya. Bulan depan, akan bergabung lagi tiga dokter spesialis.

"Jumlah keseluruhan karyawan di sini ada 98. Saat ini untuk running pertama. Insya Allah bertambah lagi, dengan bertambahnya pasien," kata Aria.

Dia menambahkan, RSHA tidak akan membeda-bedakan pasien. Warga Jombang maupun dari daerah lain akan mendapat pelayanan yang sama, berdasarkan indikasi penyakit yang diidapnya. Bahkan, pasien penyandang disabilitas juga dilayani.

"Dari mana saja sama, termasuk juga rekan-rekan disabilitas. Kemarin kita kerja sama dengan yayasan disabilitas. Beberapa rekan disabilitas terkadang agak kesulitan seperti akses dan beberapa ada yang tidak tercover dengan jaminan kesehatan. Nah, nanti kita hadirnya di situ. Kita bantu untuk pembiayaan," tuturnya.

Ruang rawat inap RSHA, lanjut Aria, telah sesuai standar dengan 12 kriteria, yang artinya masuk kelas 3. Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu melakukan pengecekan terhadap seluruh rumah sakit se-Jawa Timur, termasuk RSHA. "Dan alhamdulillah kami sesuai dengan kelas rawat inap standar atau KRIS, memenuhi 12 kriteria," paparnya.

 

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir dalam grand launching RSHA, menyampaikan soal kemungkinan menjalin kolaborasi dengan Dompet Dhuafa. Dia menjelaskan, di Jawa Timur terdapat 18 kabupaten/kota yang sudah kategori Universal Health Coverage (UHC).

Namun UHC ini tidak bisa melakukan seluruh tindakan medis yang dibutuhkan oleh seorang pasien. Karena, ketika dilakukan penagihan kepada BPJS, ada biaya untuk tindakan medis tertentu yang tidak bisa dipenuhi 100 persen oleh BPJS.

"Setiap tindakan itu ada cost-nya dan ini tidak selalu seiring dengan pemenuhan reimburse dari BPJS. Kalau tidak tuntas, misal penyakit tertentu, maka di-reimburse gak cukup, hingga dirujuk ke rumah sakit pemprov," jelasnya. 

 

Dalam konteks itu, Rumah Sakit Hasyim Asy'ari dan Dompet Dhuafa bisa terlibat membantu. Misalnya saat besaran yang ditagihkan itu tidak bisa dipenuhi BPJS, maka kekurangannya bisa diteruskan ke Dompet Dhuafa. "Jadi ketika reimburse BPJS ini gak cukup, bisa diteruskan ke Dompet Dhuafa untuk dipenuhi, ini akan memberikan rasa tenang kepada pasien lebih kuat," kata Khofifah.

 
Berita Terpopuler