Bagian Normalisasi dengan Saudi, Israel Inginkan Jaminan Keamanan AS dari Ancaman Iran

Mengenai isu normalisasi ini, Netanyahu akan bertemu Biden di AS tahun ini.

EPA-EFE/SHAWN THEW
Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemua Presiden Israeli Isaac Herzog di Gedung Putih, Washington, DC ,18 Juli 2023.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) menyatakan perlu lebih banyak pembicaraan sebelum normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel tercapai. Menurut juru bicara Gedung Putih, John Kirby, dua negara itu belum menyepakati kerangka kerja untuk melakukan negosiasi.

Baca Juga

’’Belum ada kesepakatan buat bernegosiasi, kerangka kerja untuk mengkodifikasi normalisasi atau soal pertimbangan apapun mengenai isu keamanan dari kami atau sahabat kami di kawasan,’’ kata Kirby, Rabu (9/8/2023).

Ia menepis spekulasi berita yang menyatakan adanya jaminan keamanan dari AS untuk Saudi agar normalisasi terwujud. 

Meski demikian, pada akhir Juli lalu, kolumnis New York Times, Thomas Friedman menyatakan Presiden AS Joe Biden membawa sebuah rencana termasuk memberikan jaminan keamanan seperti NATO kepada Saudi, juga membantu Saudi memulai program nuklir sipilnya. 

Jurnalis Axios, Barak Ravid  pada Rabu melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga ingin mendapatkan jaminan keamanan sebagai bagian dari upaya mendorong terwujudnya normalisasi hubungan dengan Saudi. 

‘’Parameter pasti dari usulan Netanyahu belum diketahui dengan jelas’’ katanya, seperti dikutip Aljazirah. Namun, Netanyahu menyatakan Israel menekankan usulan soal jaminan keamanan AS dari segala hal yang dipandang sebagai ancaman dari Iran. 

Normalisasi Saudi-Israel, menjadi fokus kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Biden. Di sisi lain, Washington belum menyampaikan pernyataan spesifik terkait potensi kesepakatan Saudi-Israel ini. 

Kritik juga mencuat, normalisasi ini hanya untuk memenuhi kepentingan AS tetapi tanpa memikirkan manfaatnya bagi Palestina. 

Mengenai isu normalisasi ini, jelas Kirby, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu Biden di suatu lokasi di AS pada tahun ini. Namun, belum ada keterangan terperinci apakah ada kemungkinan pertemuan berlangsung di Gedung Putih.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller menjelaskan, ada pembicaraan produktif atas kemungkinan kesepakatan Saudi-Israel. Dalam beberapa pekan ke depan diharapkan bakal lebih banyak pembicaraan soal isu ini.

‘’Kami telah membuat kemajuan dalam sejumlah isu. Saya tidak akan membahas apa progresnya tetapi jalannya masih panjang,’’ katanya. Sebelumnya, normalisasi dapat digunakan untuk mendapatkan konsesi dari Israel yaitu penciptaan negara Palestina merdeka. 

Namun, Palestina melihat kebijakan garis keras pemerintahan sayap kanan Israel saat ini, menipiskan harapan bahwa normalisasi Saudi-Israel akan mampu mengubah kondisi apalagi tercapainya Palestina merdeka. 

Sampai saat ini, Israel terus memperluas permukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina. Selain itu, bertahun-tahun warga Palestina di Tepi Barat mengalami gelombang kekerasan dari militer Israel. Namun, AS tetap menjadikan normalisasi ini kebijakan kuncinya. 

Selama kunjungannya ke Washington, DC bulan lalu, Presiden Israel Isaac Herzog berterima kasih kepada AS yang bekerja untuk mewujudkan hubungan damai antara Israel dengan Saudi, negara berpengaruh besar di dunia Muslim. ‘’Kami berdoa momen ini tiba.’’

Dalam hal ini, Pemerintah Saudi secara resmi tidak mengubah sikapnya yang merujuk Arab Peace Initiative, yaitu adanya pengakuan dari Israel terhadap negara Palestina dan ada solusi adil atas nasib pengungsi Palestina. 

 
Berita Terpopuler