Inilah Keutamaan Surat Al Fatihah

Surat Al Fatihah memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan, salah satunya menjadi obat untuk penyakit.

network /Rumah Berkah
.
Rep: Rumah Berkah Red: Partner

Sahabat Rumah Berkah yang dimuliakan Allah SWT.

Kita semua, umat Islam, tentu mengetahui dan hafal Surat Al-Fatihah. Ia merupakan induk dari Al-Quran. Banyak sebutan lain mengenai Surat Al-Fatihah ini, seperti Al-Fatihah (Pembuka), As-Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), ummul qur’an (induknya Al-Quran), ummul kitab (induknya Al-Kitab/Al-Quran), dan lain sebagainya.

Surat Al-Fatihah memiliki keistimewaan dan keutamaan. Dalam sebuah hadis di katakan, bahwa ibadah shalat seorang muslim, tidak akan diterima oleh Allah SWT bila tidak dibacakan Surat Al-Fatihah.

Berikut ini, keutamaan dan keistimewaan dari Surat Al-Fatihah tersebut:

1. Syarat Sah Shalat

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

“Dari ‘Ubadah bin Shamit, bahwasanya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: tidak –sah- shalat seseorang yang tidak membaca surat Fatihah.” (H.R al-Bukhariy)

Dalam kitab Mausû’ah Fadhâil Suwar wa Âyâti Al-Qur’an, h. 59-61, karya DR. Muhammad bin Rizq bin Thurhûniy, disebutkan;

مَنْ صَلَّى صَلَاةً مَكْتُوْبَةً فَلْيَقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَقُرْآنٍ مَعَهَا, فَإِذَا انْتَهَى إِلَى أُمِّ الْكِتَابِ فَقَدْ أَجْزَأَتْ عَنْهُ وَمَنْ كَانَ مَعَ اْلِإمَامِ فَلْيَقْرَأْ إِذَا سَكَتَ وَمَنْ صَلَّى صَلَاةً فَلَمْ يَقْرأُ فِيْهَا فَهِيَ خِدَاجٌ فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ.

“Siapa saja yang shalat wajib maka bacalah ummu Al-Qur’an dan Al-Qur’an bersamanya, jika dia selesai dari ummu Al-Qur’an maka sudah cukup baginya, dan siapa saja yang shalat bersama imam maka bacalah saat diam, siapa saja shalat tanpa membacanya maka shalatnya tidak sempurna, tidak sempurna beliau katakan tiga kali.” (H.R Hakim, al-Baihaqi, ad-Daruqutniy dll)

2. Membuat Iblis Ketakutan

Dalam kitab Mausû’ah halaman 27, dikatakan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: رَنَّ إِبْلِيسُ حِيْنَ أُنزِلَتْ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ

“Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- beliau berkata: Iblis menjerit saat turunnya surat al-Fatihah.” (H.R Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih).

Baca juga:

Kisah Ulama yang Doanya Tertolak karena Sebutir Kurma

Kelompok yang Mengiringi Jenazah

10 Golongan yang Jasadnya Masih Utuh Hingga Hari Kiamat

Buku Sehat dengan Wudhu

Dapatkan buku Sehat dengan Wudhu di Shopee, Klik disini

Lihat Artikel Selanjutnya.....


3. Pertama Kali Diutusnya Malaikat ke Bumi yang Sebelumnya tidak Pernah Turun

Ibnu Katsir (w. 774 H) dalam kitabnya Tafsîr Al-Qur’an al-‘Adzhim h. 106, Jilid I, ia mengatakan: sebagaimana dikutip dari hadis Nabi SAW, ketika Surat Al-Fatihah diturunkan, ia diturunkan bersama dengan malaikat yang belum pernah diutus ke bumi;

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ بَيْنَمَا جِبْرِيلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- سَمِعَ نَقِيضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِىٌّ قَبْلَكَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيتَهُ.

“Dari Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhu- beliau berkata: saat Jibril duduk disamping Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mendengar suara (naqîdh) dari atasnya maka dia menengadahkan kepalanya dan berkata: -suara- ini adalah salah satu pintu langit yang dibuka hari ini, belum pernah dibuka kecuali hari ini. Maka turunlah seorang malaikat, dia berkata: ini adalah seorang malaikat yang turun kebumi, dimana dia sama sekali belum pernah kebumi kecuali hari ini, kemudian malaikat itu mengucap salam dan berkata: berilah dengan kabar gembira dengan dua cahaya ini yang telah diberikan padamu, yang tidak pernah diberikan kepada nabi sebelummu, surat al-Fatihah dan akhir ayat al-Baqarah, tidaklah engkau membacanya kecuali akan diberikan.” (HR. Muslim).

Naqîdh adalah suara pintu saat dibuka, lihat: Imam an-Nawawiy Abu Zakariya Yahya bin Syaraf w. 676 H, Syarhu Shahih Muslim (Kairo: Dâr al-Hadits, Cet. 4 2001 M) h. 352, Jilid 3.

4. Diturunkan dari Perbendaharaan Arsy

Dua ulama hadis terkemuka, yakni At-Thabrani dan Al-Baihaqi, sebagaimana dikutip oleh Dr. Muhammad bin Rizq (h. 24-26), keduanya meriwayatkan:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قال: أَرْبعُ آياتٍ مِنْ كَنْزِ الْعَرْشِ لَيْسَ يَنْزِلُ مِنْهُ شَيْءٌ غيرُهن غيرُ أمِّ الكِتَابِ فَإِنَّهُ يَقُوْلُ: وَإنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ، وآيةُ الْكُرْسِي، وَخَاتِمَةُ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ، وَاْلكَوْثَر.

“Dari Abu Umamah beliau berkata: ada empat ayat yang turun dari perbendaharan ‘Arsy, tidak ada yang turun darinya selain yang empat ini. Surat al-Fatihah, ayat kursi, akhir surat al-Baqarah, dan surat al-Kautsar.” (HR. at-Thabarâniy, al-Baihaqiy).

Lanjut...


5. Al-Fatihah hanya Ada Dalam Al-Quran dan tidak Pernah Diturunkan pada Kitab Terdahulu

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أُبَيُّ وَهُوَ يُصَلِّي ، فَالتَفَتَ أُبَيٌّ وَلَمْ يُجِبْهُ ، وَصَلَّى أُبَيٌّ فَخَفَّفَ ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ ، مَا مَنَعَكَ يَا أُبَيُّ أَنْ تُجِيبَنِي إِذْ دَعَوْتُكَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي كُنْتُ فِي الصَّلاَةِ ، قَالَ : أَفَلَمْ تَجِدْ فِيمَا أُوحِي إِلَيَّ أَنْ {اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} قَالَ : بَلَى وَلاَ أَعُودُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ، قَالَ : تُحِبُّ أَنْ أُعَلِّمَكَ سُورَةً لَمْ يَنْزِلْ فِي التَّوْرَاةِ وَلاَ فِي الإِنْجِيلِ وَلاَ فِي الزَّبُورِ وَلاَ فِي الفُرْقَانِ مِثْلُهَا ؟ قَالَ : نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَيْفَ تَقْرَأُ فِي الصَّلاَةِ ؟ قَالَ : فَقَرَأَ أُمَّ القُرْآنِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلاَ فِي الْإِنْجِيلِ وَلاَ فِي الزَّبُورِ وَلاَ فِي الفُرْقَانِ مِثْلُهَا ، وَإِنَّهَا سَبْعٌ مِنَ الْمَثَانِي وَالقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيتُهُ. هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

“Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwasanya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- keluar menemui Ubai bin Ka’ab, beliau berkata: Wahai Ubai!, sementara Ubai sedang shalat dan menengok tanpa menjawab seruan itu, lalu dia menyegerakan shalatnya kemudian menemui Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan berkata: Salam untukmu wahai Rasulullah, Rasulullahpun menjawab: wa ‘alaikassalam, apa yang menghalangimu tidak menjawab seruanku wahai Ubai? Ubai menjawab: Wahai Rasulullah, tadi aku sedang shalat. Rasulullah menjawab: tidakkah kau temui wahyu yang turun kepadaku (penuhilah seruan Allah dan Rasul saat menyeru kalian sesuatu yang memberi kalian kehidupan), Ubai berkata: Iya, aku tak akan mengulanginya lagi, Insyaa Allah. Rasulullah bersabda: apakah engkau suka jika aku beritahu sebuah surat yang tidak turun dalam Taurat, Injil, Zabur atau Furqan, yang semisalnya? Iya wahai Rasulullah, kemudian berkata: aku berharap engkau tidak keluar dari pintu itu sampai engkau memberitahuku, maka Rasulullah berdiri dan akupun berdiri bersamanya berbincang denganku dan tanganku memegang tangannya, dan aku sengaja mengulur waktu, takut beliau keluar sebelum mengabarkan kepadaku tentang surat itu. saat aku mendekati pintu, aku berkata: wahai Rasulullah, surat yang engkau janjikan kepadaku? Beliau bersabda: bagaimana engkau membaca dalam shalat? Maka beliau membaca Ummu al-Kitab, maka Rasulullah bersabda: “Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggamannya, tidak pernah diturunkan pada Kitab Taurat, Injil, Zabur dan Furqan semisal surat ini, dia adalah tujuh ayat yang diulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung, yang diberikan kepadaku.” (HR. at-Tirmidziy).

Baca juga:

Kisah Ulama yang Doanya Tertolak karena Sebutir Kurma

Kelompok yang Mengiringi Jenazah

10 Golongan yang Jasadnya Masih Utuh Hingga Hari Kiamat

Buku Sehat dengan Wudhu

Dapatkan buku Sehat dengan Wudhu di Shopee, Klik disini

lanjut...


6. Surat yang menjadi Munajatnya Hamba dengan Khaliq-nya

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ, فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ ( الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ.

“Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwasanya aku mendengar Rasulullah –shallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: Allah Ta’âla berfirman: Aku membagi shalat antara aku dan hambaku dua bagian dan untuk hambaku apa yang dia pinta. Jika seorang hamba membaca: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, Allah berkata: hambaku telah memujiku, jika seorang hamba membaca الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, Allah berkata: hambaku telah menyanjungku, dan saat membaca مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ, Allah berkata: hambaku telah mengagungkanku, jika seorang hamba membaca: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ, Allah berkata: ini batas bagian antara aku dan hambaku, dan untuk hambaku apa yang dia pinta. Jika seorang hamba membaca

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّين

Allah berkata: ini untuk hambaku dan untuk hambaku apa yang dia pinta.” (Hadits Qudsi riwayat Muslim).

LANJUT...


7. Surat yang paling agung, paling utama dan paling baik

عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى قَالَ: كُنْتُ أُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ فَدَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي فَقَالَ أَلَمْ يَقُلْ اللَّهُ (اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ( ثُمَّ قَالَ لِي لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ السُّوَرِ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ الْمَسْجِدِ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ قُلْتُ لَهُ أَلَمْ تَقُلْ لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ

“Dari Abu Said bin al-Mu’alla –radhiyallahu ‘anhu- berkata: aku pernah shalat dimasjid, lalu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- memanggilku namun aku tidak menjawabnya, aku berkata: wahahi Rasulullah sesungguhnya tadi aku sedang shalat, beliau berkata: bukankan Allah berfirman (penuhilah seruan Allah dan Rasul saat menyeru kalian sesuatu yang memberi kalian kehidupan) kemudian beliau bersabda: aku akan mengajarkan kepadamu sebuah surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid, kemudian beliau memegang tanganku, dan tatkala beliau hendak keluar masjid aku berkata kepadanya: bukankan engkau berkata aku akan mengajarkanmu sebuah surat yang paling agung dalam Al-Qur’an, beliau berkata: alhamdulillahi rabbil’âlamîn, ini adalah sabu’lmatsâniy dan Al-Qur’an yang agung yang didatangkan kepadaku” (HR. Ahmad dan al-Bukhari)

عَنْ أَنَسٍ بن مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِي صَلّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسِيْرٍ لَهُ فَنَزَلَ وَنَزَلَ رَجَلٌ إِلَى جَانِبِه إِلَيّهِ النبي صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ الْقُرْآنِ قال: فَتَلَا عَلَيْهِ: الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

“Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- berkata: dahulu Rasulullah turun dari sebuah perjalanan, da ada seorang lelaki yang menghampiri Rasulullah dan nabipun menengok kepadanya lalu bersabda: maukah aku kabarkan kepadamu yang paling utama dalam Al-Qur’an? Maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- membaca : alhamdulillahi rabbil’alamin.” (HR. an-Nasa’i dalam kitab Fadhâil Al-Qur’an, dishahihkan oleh al-Hakim dan Ibnu Hibban). Lihat juga karya Dr. Muhammad bin Rizq, Mausû’ah, hlm 37.

Dalam riwayat lain, Ibnu Katsir mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Baihaqi, para ulama banyak menggunakan dalil berikut ini sebagai hujjah akan keutamaan dan keistimewaan Surat Al-Fatihah.

عَنْ ابْنِ جَابِرٍ قَالَ انْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ أَهْرَاقَ الْمَاءَ فَقُلْتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ وَدَخَلْتُ أَنَا الْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيبًا حَزِينًا فَخَرَجَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَهَّرَ فَقَالَ عَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ ثُمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ اقْرَأْ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَتَّى تَخْتِمَهَا

“Dari Ibnu Jabir –radhiyallahu ‘anhu- berkata: aku sampai kepada Rasulullah saat beliau sedang menuangkan air, aku berkata: assalâmu’alaika ya Rasullah, beliau tidak menjawabnya, beliau pergi berjalan dan aku dibelakangnya hingga beliau masuk ketempatnya dan aku masuk masjid duduk dalam keadaan sedih. Lalu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- keluar dan beliau telah bersuci, beliau bersabda: wa ‘alaikassalam wa rahmatullah , wa ‘alaikassalam wa rahmatullah, wa ‘alaikassalam wa rahmatullah, kemudian beliau bersabda: maukah aku kabarkan kepadamu sebaik-baik surat dalam Al-Qur’an wahai Abdullah bin Jabir? Aku berkata: Mau wahai Rasulullah, beliau bersabda: bacalah Alhamdulillahi rabbil’alamîn sampai selesai.” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi).

Lanjut...


8. Ayat Ruqyah dan Obat dari Berbagai Penyakit

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كُنَّا فِي مَسِيرٍ لَنَا فَنَزَلْنَا فَجَاءَتْ جَارِيَةٌ فَقَالَتْ إِنَّ سَيِّدَ الْحَيِّ سَلِيمٌ وَإِنَّ نَفَرَنَا غَيْبٌ فَهَلْ مِنْكُمْ رَاقٍ فَقَامَ مَعَهَا رَجُلٌ مَا كُنَّا نَأْبُنُهُ بِرُقْيَةٍ فَرَقَاهُ فَبَرَأَ فَأَمَرَ لَهُ بِثَلَاثِينَ شَاةً وَسَقَانَا لَبَنًا فَلَمَّا رَجَعَ قُلْنَا لَهُ أَكُنْتَ تُحْسِنُ رُقْيَةً أَوْ كُنْتَ تَرْقِي قَالَ لَا مَا رَقَيْتُ إِلَّا بِأُمِّ الْكِتَابِ قُلْنَا لَا تُحْدِثُوا شَيْئًا حَتَّى نَأْتِيَ أَوْ نَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ ذَكَرْنَاهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ وَمَا كَانَ يُدْرِيهِ أَنَّهَا رُقْيَةٌ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ.

“Dari Abu Said al-Khudriy –radhiyallahu ‘anhu- berkata: dahulu saat kami singgah dalam sebuah perjalanan ada seorang wanita yang berkata: pemimpin kami terkena sengatan, sementara tidak ada orang disekitar kami. Apakah diantara kalian ada yang bisa meruqyah? Kemudian berdiri seorang laki-laki yang kami tidak pernah tahu kalau dia bisa meruqyah, dan pergilah bersama wanita itu meruqyahnya. Dan sembuh, kemudian memerintahkannya untuk memberi kambing sebanyak 30 ekor dan memberi minum kami dengan air susu. Saat lelaki tadi kembali, kami berkata kepadanya: apakah engkau mahir meruqyah atau pernah meruqyah? Dia berkata: tidak, aku hanya meruqyahnya dengan membaca ummu al-Kitab. Kami berkata: janganlah kalian melakukan sesuatu sampai kita mendatangi atau bertanya kepada Nabi, saat kami tiba dimadinah dan menceritakan kejadian ini kepada Rasulullah beliau bersabda: tidaklah dia mengetahui kalau itu adalah ruqyah, sekarang bagilah dan beri aku satu bagian.” (H.R al-Bukhariy dan Muslim)

Dalam riwayat lain Rasulullah –shallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

فَاتِحَةُ الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِنَ السُّمِ

“Fatihatu al-Kitab (surat al-Fatihah) adalah obat untuk menawarkan racun”. (HR. al-Baihaqi, Kitab Mausû’ah, hlm 81).

عَنِ الشَّعْبِيِّ ، عَنْ خَارِجَةَ بْنِ الصَّلْتِ التَّمِيمِيِّ ، عَنْ عَمِّهِ ، قَالَ : أَقْبَلْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، فَأَتَيْنَا عَلَى حَيٍّ مِنَ الْعَرَبِ ، فَقَالُوا : إِنَّا أُنْبِئْنَا أَنَّكُمْ قَدْ جِئْتُمْ مِنْ عِنْدِ هَذَا الرَّجُلِ بِخَيْرٍ ، فَهَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ دَوَاءٍ أَوْ رُقْيَةٍ فَإِنَّ عِنْدَنَا مَعْتُوهًا فِي الْقُيُودِ ؟ قَالَ : فَقُلْنَا : نَعَمْ قَالَ : فَجَاءُوا بِمَعْتُوهٍ فِي الْقُيُودِ ، قَالَ : فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ غُدْوَةً ، وَعَشِيَّةً ، كُلَّمَا خَتَمْتُهَا أَجْمَعُ بُزَاقِي ثُمَّ أَتْفُلُ فَكَأَنَّمَا نَشَطَ مِنْ عِقَالٍ ، قَالَ : فَأَعْطَوْنِي جُعْلاً ، فَقُلْتُ : لاَ ، حَتَّى أَسْأَلَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ : كُلْ فَلَعَمْرِي مَنْ أَكَلَ بِرُقْيَةِ بَاطِلٍ لَقَدْ أَكَلْتَ بِرُقْيَةِ حَقٍّ.

“Dari asy-Sya’biy dari Kharijah binti as-Shalt dari pamannya –radhiyallahu ‘anhu- , bahwasanya ia melewati sebuah kaum, kemudian mereka mendatanginya dan berkata: engkau dari sisi orang ini (Rasulullah) dengan membawa kebaikan, maka obatilah orang ini untuk kami. Kemudian didtatangkan kepadanya orang gila yang sedang dalam keadaan terikat. Lalu dia mengobatinya dengan ummu Al-Qur’an selam tiga hari tiap pagi dan sore. Setiap kali ia menyelesaikan bacaannya, ia mengumpulkan ludahnya kemudia meludah. Maka orang tersebut seolah-olah terlepas dari ikatannya –hingga sembuh- lalu mereka memberinya sesuatu. Kemudian paman Kharijah datang kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan menceritakan peristiwa tersebut kepada beliau. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: makanlah, maka orang yang makan dari ruqyah yang batil –dia telah berdosa- dan sungguh engkau makan dari ruqyah yang hak.” (H.R Abu Dawud dan Ahmad).

Lanjut...


9. Al-Fatihah obat untuk seluruh penyakit.

عَنْ عَبْدِ المَلِك بن عُمَيْر قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلم فِي فَاتِحَةِ الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِن كُلِّ دَاءٍ.

“Dari Abdulmalik bin ‘Umair, berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: pada Fatiha al-Kitab terdapat obat untuk segala penyakit.” (H.R ad-Darimi dan al-Baihaqi. Lihat kitab Mausû’ah, hlm 86).

Demikian sahabat Rumah Berkah, keutamaan dan keistimewaan Surat Al-Fatihah. Wallahu a’lam.

Baca juga:

Kisah Ulama yang Doanya Tertolak karena Sebutir Kurma

Kelompok yang Mengiringi Jenazah

10 Golongan yang Jasadnya Masih Utuh Hingga Hari Kiamat

Buku Sehat dengan Wudhu

Dapatkan buku Sehat dengan Wudhu di Shopee, Klik disini

 
Berita Terpopuler