Enam Masa Penciptaan Alam Semesta dalam Perspektif Alquran dan Sains

Tadabbur penciptaan alam upaya menambah iman.

Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi pemuda mengaji ayat penciptaan alam.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penciptaan alam semesta atau jagat raya meliputi langit, bumi dan segala isinya. Semua itu terjadi dalam enam masa. Hal tersebut diungkapkan dalam kitab-kitab Suci agama-agama samawi, yaitu Taurat, Injil, dan Alquran.

Baca Juga

Sejalan dengan informasi ini, ilmu pengetahuan juga mengungkapkan bahwa alam semesta seperti yang ada saat ini terjadi melalui suatu proses yang sangat panjang, yang memungkinkan untuk dikelompokkan menjadi enam masa.

Dengan demikian, terdapat kesesuaian antara informasi dari Allah SWT di dalam Alquran dan penjelasan yang diberikan para ilmuwan melalui telaah dan penelitiannya.

Ciptaan Allah SWT meliputi langit, bumi, dan isinya, semua itu merupakan bagian dari alam semesta yang ada dan diketahui saat ini. Makhluk-makhluk Tuhan itu, sesuai dengan informasi yang ditemukan dalam Alquran, diciptakan dalam enam masa.

Dalam Alquran, penjelasan tentang masalah ini ternyata beragam dan terdapat dalam berbagai ayat yang tersebar dalam beberapa surah. Ada di antara ayat itu yang menyatakan bahwa penciptaan selama enam masa itu meliputi langit dan bumi. Ada juga ayat yang menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah penciptaan langit, bumi, dan isinya.

Namun, ada juga ayat yang menerangkan tentang penciptaan langit saja yang berlangsung selama dua masa, dan penciptaan bumi saja yang juga berlangsung selama dua masa. Kemudian dijelaskan bahwa penciptaan bumi dan isinya selama empat masa. Sehingga jika disatukan, maka akan dapat disimpulkan bahwa waktu penciptaan langit, bumi, dan isinya adalah enam masa.

 

Alquran menyebutkan...Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Alquran menyebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi terjadi selama enam masa. Informasi seperti ini diungkapkan sebanyak tujuh kali dalam Kitab Suci umat Islam. Di antara ayat yang menjelaskan hal ini adalah Surah Yunus Ayat 3.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ 

Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ʻArasy (seraya) mengatur segala urusan. Tidak ada seorang pun pemberi syafaat, kecuali setelah (mendapat) izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu. Maka, sembahlah Dia! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS Yunus Ayat 3)

Pada permulaan ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa). Hari yang dimaksud sebagai rentang waktu penciptaan, bukan seperti hari yang dipahami manusia saat ini, yaitu hari sesudah terciptanya langit dan bumi.

Dengan demikian yang dimaksud dengan hari pada ayat ini adalah masa sebelum itu. Hari atau masa yang disebut dalam ayat ini, dalam tuntunan agama, hanya Allah saja yang mengetahui berapa lamanya. Dalam Alquran terdapat beberapa informasi tentang hal ini. Ada ayat yang menyebut bahwa satu hari di sisi Allah sama dengan seribu tahun dalam hitungan manusia, seperti firman-Nya dalam Surah Al-Hajj Ayat 47.

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:....lihat halaman berikutnya >>>

 

 

وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُّخْلِفَ اللّٰهُ وَعْدَهٗۗ وَاِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَاَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ 

. . . . Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS Al-Hajj Ayat 47)

Pada ayat lain dijelaskan bahwa satu hari itu sama dengan lima puluh ribu tahun dalam hitungan manusia. Keterangan ini seperti yang disebutkan dalam Surah al-Ma‘arij Ayat 4. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

تَعْرُجُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗ خَمْسِيْنَ اَلْفَ سَنَةٍۚ

Para malaikat dan Ruh (Jibril) naik (menghadap) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (QS Al-Ma‘arij Ayat 4) 

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Dia adalah Pemilik dan Pengatur seluruh alam dan isinya. Hal ini merupakan ungkapan yang logis. Pencipta sesuatu adalah pemilik dan pengaturnya, dan ini juga yang hendak ditegaskan Allah tentang masalah yang terkait dengan alam semesta ini. Selain itu, penegasan ini juga untuk menunjukkan bahwa Dialah Yang Maha Kuasa. Karena itu, hanya Dia yang berhak disembah oleh semua makhluk di alam ini.

Penciptaan Air

Penciptaan langit dan bumi dalam enam masa ini juga disebutkan dalam beberapa ayat lain, seperti yang terdapat pada Surah Hud Ayat 7.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗوَلَىِٕنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ مِنْۢ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَٓا اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa serta (sebelum itu) ʻArasy-Nya di atas air. (Penciptaan itu dilakukan) untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Sungguh, jika engkau (Nabi Muhammad) berkata, “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang-orang kafir akan berkata, “Ini (Alquran) tidak lain kecuali sihir yang nyata.” (QS Hud Ayat 7) 

Jika diperhatikan, ungkapan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa pada ayat ini, dikaitkan dengan informasi bahwa ‘Arsy Allah berada di atas air.

Artinya,...Lihat halaman berikutnya >>>

Air ternyata sudah ada ketika langit dan bumi diciptakan. Dengan kata lain, air telah ada pada saat awal penciptaan. Air dalam hal ini dapat dimaknai sebagai unsur asal alam semesta yaitu hidrogen. Keterangan ini merupakan isyarat bahwa air adalah unsur pokok dalam penciptaan makhluk hidup.

Dalam kenyataannya, semua makhluk hidup berasal dari air dan memerlukan air. Selanjutnya diterangkan bahwa tujuan dari semua penjelasan itu adalah untuk menguji siapa di antara manusia yang lebih baik perbuatannya.

Dalam Surah Al-Hadid Ayat 4 disebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi dalam enam masa ini dikaitkan dengan pengetahuan Allah tentang hal-hal lain.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian, Dia bersemayam di atas ʻArasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya serta apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hadid Ayat 4)

Keterangan yang ditambahkan setelah pernyataan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa adalah bahwa Allah mengetahui apa yang masuk dan keluar dari bumi serta apa yang turun dan naik ke langit. Selain itu, Allah juga mengetahui secara rinci apa yang diperbuat manusia.

Penjelasan ini untuk menegaskan bahwa sebagai Pencipta, Allah mengetahui segala apa yang terjadi pada ciptaan-Nya. Tidak satu pun peristiwa yang luput dari pengetahuan-Nya.

Dalam Surah al-Furqan Ayat 59 disebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi dalam enam masa ini dikaitkan dengan penjelasan tentang sifat Allah yaitu Maha Pengasih.

Penciptaan langit dan bumi dalam enam masa juga dikaitkan dengan sifat Allah yang lain, yaitu pelindung dan penolong. Perhatikan Surah As-Sajdah Ayat 4.

Dalam ayat lain, penciptaan langit dan bumi dalam enam masa juga dikaitkan dengan sifat Allah yang tidak pernah letih, meski telah mencipta sedemikian banyak makhluk. Hal ini disebutkan dalam Surah Qaf Ayat 38. 

 

Dilansir dari buku Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2010.

 
Berita Terpopuler