Momen Bengal Marquez Bikin Kacau di MotoGP Argentina Hingga Munculnya Julukan 'Marc-Crash'

Marquez jadi penyebab kecelakaan dan kesialan yang dialami pembalap di sekitarnya.

PA-EFE/CLAUDIO GIOVANNINI
Pembalap MotoGP asal Spanyol Marc Marquez dari tim Repsol Honda.
Rep: Anggoro Pramudya Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanpa basa-basi banyak pengamat dan pecinta MotoGP mengeklaim Marc Marquez sebagai sosok yang sangat membahayakan para pembalap lain di atas lintasan sirkuit. Gaya balapan Marquez yang merugikan rider lain telah terbukti sejak sebelum ia naik ke MotoGP.

Tak jarang, Marquez kerap jadi penyebab kecelakaan dan kesialan yang dialami pembalap di sekitarnya, baik saat balapan pun sesi lainnya.

Jauh sebelum naik ke kelas balap primer MotoGP, manuver yang paling kontroversial dilakukan Marquez saat berada di Moto2 Malaysia 2011 usai sesi latihan bebas.

Pembalap yang kini berusia 30 tahun itu menabrak pembalap Thailand, Ratthapark Wilairot, yang menyebabkan sang rider cedera sehingga tidak bisa ikut balapan. Marquez pun berujung terkena hukuman penalti.

Kejadian tersebut seperti tak hanya sekali dua kali, kebiasaan dari gaya berkendara Si Semut Cervera selalu membuat para rider dan tim waswas.

Kisah nyeleneh Marquez pun berlanjut ketika ia naik ke kelas MotoGP. Usai keluar sebagai juara dunia MotoGP 2017, Marquez membuat onar kala mengaspal di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, pada 2018 lalu.

Pada saat itu Marquez melakukan setidaknya tiga dosa yang tak terampuni bagi pendukung MotoGP, khususnya para troopers Valentino Rossi.

Baca Juga

Pertama, motor Honda RC213 yang ditunggangi Marquez seketika mogok. Sontak ia langsung mendorong motornya demi menyalakan mesin. Padahal para rider lain sudah siap melakukan start di posisi masing-masing.

Sesuai regulasi kejuaraan, pembalap yang mengalami mogok ketika balapan harus memulai start dari pitlane. Akan tetapi, Si Bengal tetap berada di dalam barisan dan memulai balapan.

Ulah the Baby Alien tersebut membuatnya mendapat penalti untuk masuk ke pitlane di tengah balapan, yang awalnya berada di posisi terdepan, Marquez terpaksa memulai kembali perjuangannya dari urutan ke-20.

Pemilik nomor 93 yang terlihat cemas karena posisinya berada di belakang melakukan beberapa cara tak terpuji untuk mencapai posisi puncak.

Tiga kesalahan Marquez selanjutnya adalah etika menelikung pembalap tim Aprilia, Aleix Espargaro, Nakagami di lap ke-10, dan juara dunia MotoGP tujuh kali Valentino Rossi di sisa empat lap lagi.

Jika aksi tekanan yang diberikan kepada Espargaro serta Nakagami tidak berefek panjang, berbeda halnya dengan Rossi. Espargaro yang hanya melebar setelah mendapat senggolan Marquez, lain cerita dengan the Doctor harus terjatuh karena ulah Sang Semut.

Aksi Marquez terhadap the Doctor akhirnya memicu banyak perdebatan. Rossi sendiri mengaku kesal dengan tingkah Marquez, sementara pembalap berpaspor Spanyol itu merasa tidak ada kesalahan fatal dengan tindakannya di lintasan.

Perang komentar pun terjadi di sosial media dengan pendukung Rossi menyebut Marquez telah membuat balapan MotoGP terkesan brutal.

"Sejak MotoGP ada Marc Marcrash dan melihat gaya menyalipnya seperti balapan liar. Rindu Valentino Rossi yang menunjukkan keindahan ketika menelikung, pantes VR46 banyak fan beratnya," demikian tulis salah seorang penggemar.

Entah sebuah kutukan pun karma dari para penggemar Rossi, kini performa Marquez berangsur merosot tajam. Tercatat dari delapan balapan yang telah berlangsung musim 2023/2024, belum ada satu pun yang membuahkan poin untuknya.

Sejak mengalami cedera lengan yang membuatnya absen semusim penuh pada 2020, Marquez terus dirundung cedera lanjutan. Mulai cedera penglihatan sampai cedera seperti patah ibu jari kanan.

Juara dunia MotoGP enam kali itu sampai saat ini juga kerap mengalami beberapa kali kecelakaan. Bahkan, di GP Jerman bulan lalu (18/6/2023), Marquez tercatat lima kali terjatuh sebelum memutuskan untuk tidak tampil.

 
Berita Terpopuler