Cara Cerdas Brigade Jenin Kelabui Pasukan Israel

Serangan di Jenin awal bulan ini digambarkan sebagai serangan terbesar sejak 2002.

AP Photo/Majdi Mohammed
Seorang pria Palestina mengibarkan bendera Palestina dan Suriah di depan kendaraan tentara Israel selama serangan militer di kamp pengungsi Jenin, kubu militan, di Tepi Barat, 4 Juli 2023.
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Selama serangan udara dan darat di kamp pengungsi Jenin, tentara Israel mengatakan telah mengepung sejumlah pejuang perlawanan Palestina di sebuah masjid. Israel mengklaim telah menghancurkan bagian bawah Masjid al-Ansar, yang diyakini sebagai markas operasi Brigade Jenin.

Baca Juga

Tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah menemukan terowongan di bawah Masjid al-Ansar dan menghancurkannya dengan pesawat tak berawak dan rudal. Israel mengklaim pasukannya telah menetralkan rute bawah tanah. Israel juga mengklaim terowongan itu tidak dapat dioperasikan lagi.

Para pejuang kelompok perlawanan Palestina membantah klaim Israel. Para  pejuang berhasil mundur dengan aman dari melalui terowongan di bawah masjid. 

“Para pejuang dikepung, tetapi mereka berhasil melarikan diri,” kata seorang pejuang dalam laporan Aljazirah, Kamis (20/7/2023).

Serangan di Jenin digambarkan sebagai serangan terbesar di kamp padat penduduk sejak 2002. Antara tanggal 2 dan 4 Juli, Israel menggempur kamp Jenin dengan drone dan rudal. Sementara ratusan tentara melakukan penyerbuan dengan berjalan kaki. Mereka berlindung di rumah-rumah penduduk dan menghancurkan sebagian besar kamp. Sebanyak 12 warga Palestina, termasuk tiga anak, tewas, bersama dengan satu tentara Israel.

Operasi Israel dimaksudkan untuk melemahkan Brigade Jenin. Brigade Jenin merupakan kelompok kecil perlawanan bersenjata lintas faksi Palestina yang berbasis di kamp Jenin dan muncul pada September 2021. Beberapa pejuang mengatakan kepada Aljazirah sebagian besar dari mereka yang terbunuh dalam serangan Israel adalah warga sipil. Mereka mengeklaim tentara Israel gagal membunuh atau menangkap sebagian besar pejuang.

"Mereka (Israel) mengatakan mereka menangkap 120 orang (pejuang), namun tidak satupun dari mereka berasal dari Brigade (Jenin).  Mereka menangkap pria tua dan orang yang tidak terlibat.  Di mana para pejuang?" ujar seorang pejuang senior, Hani Obaid (bukan nama sebenarnya).

“Operasi mereka gagal. Satu-satunya tujuan mereka adalah membunuh para pejuang. Tapi setiap kali mereka mencoba, mereka tidak bisa. Memang benar kami kehilangan beberapa pejuang, yang semuanya kami sayangi, tetapi kami mengharapkan lebih banyak orang yang terbunuh," kata Obaid.

Terowongan yang ditemukan di bawah kamp menandai fenomena baru dan belum pernah terjadi sebelumnya di kamp Jenin. Reporter Aljazirah memasuki terowongan di bawah masjid pada pagi hari setelah tentara mundur dan menemukan bahwa terowongan itu masih utuh. Di dalam terowongan itu terdapat kabel listrik untuk lampu dan alat penggali yang masih berada di tempatnya. 

Terowongan itu memiliki kedalaman sekitar 10 meter dan panjang 100-150 meter. Kemungkinan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menggali terowongan tersebut.

Terowongan itu terletak di dua tempat, yaitu terowongan yang disebutkan berada di bawah Masjid al-Ansar di lingkungan Kamp al-Damaj, dan terowongan kedua di dalam sebuah rumah di lingkungan Hawasheen, di mana markas besar Brigade Jenin berada.

Jamal Hweil, seorang pemimpin politik Fatah yang tinggal di kamp dan mantan pejuang selama Intifadah kedua, mengatakan dia yakin terowongan itu merupakan perkembangan taktik para pejuang Palestina. Dia mengatakan, tentara Israel mengembangkan alat untuk memantau para pejuang Palestina melalui drone dan pesawat. Mereka mulai mencari cara yang aman untuk bergerak dengan mudah ketika tentara menyerbu kamp tersebut.

“Jelas bahwa para pejuang berhasil mundur dari masjid, dan mereka menggunakan terowongan ini untuk menyebabkan operasi Israel gagal. Para pejuang ada di sekitar dan semuanya baik-baik saja," ujar Hweil.

“Tentara Israel mungkin sudah tahu sebelumnya tentang terowongan ini, tapi mereka tidak tahu di mana letaknya,” kata Hweil menambahkan.

Israel dipermalukan ...

 

Hweil pernah berusaha keluar dari penjara Megiddo Israel pada 2002. Hweil mengatakan, dia dan penghuni kamp terkejut dengan kemampuan para pejuang untuk menggali terowongan.

“Ini melampaui kreativitas. Kamp pengungsi Jenin dibangun di atas batu.  Pemuda itu menggali melalui batu, dan itu sangat sulit. Pekerjaan semacam ini membutuhkan kesabaran dan kemauan yang tak terbatas, dan itu membutuhkan pengalaman," kata Hweil.

Hweil percaya Israel berusaha untuk memperkuat masalah ini dan menggunakannya sebagai alasan untuk kembali menyerang kamp Jenin. “Kekuatan kami sangat sederhana. Pemuda kami mencoba memanfaatkan apa yang mereka miliki, tetapi itu tidak sebanding dengan kekuatan Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat," ujar Hweil.

Terlepas dari kerusakan yang meluas pada rumah dan jalan yang disebabkan oleh serangan pasukan Israel, sebagian besar penduduk Jenin menyatakan, mereka senang melihat para pejuang berkeliaran di jalan-jalan kamp keesokan paginya. Seorang warga setempat, Mutee al-Saadi mengaku senang karena para pejuang selamat dari serangan.

“Semua bangunan, furnitur, rumah, mobil semua itu bisa diganti. Yang paling penting adalah para pejuang selamat,” kata al-Saadi.

 

Warga Jenin  lainnya, Amany Abdullah (bukan nama sebenarnya) mengatakan, dia sangat takut pejuang Jenin akan berguguran. Tapi dia bersyukur sebagian besar pejuang militan dalam kondisi selamat.

“Ketika mereka (para pejuang) mulai muncul keesokan harinya, seolah-olah saya melihat anak saya,” kata Amany yang mengatakan bahwa putranya adalah anggota Brigade dan dibunuh oleh Israel dalam beberapa bulan terakhir.  

“Ini adalah putra-putra kami. Mereka berjuang tanpa makanan dan air selama 48 jam.  Namun, ada keheningan total. Sampai kapan kita akan hidup seperti ini?” kata Amany.

Sementara itu, warga lainnya Bassem Tahayneh, 41, mengatakan penyerangan di kamp tersebut tidak menantang tekad warga. Serangan Israel justru membuat warga dan pejuang Jenin menjadi lebih kuat.

“Mereka (orang Israel) dipermalukan, mereka tidak bisa menegakkan kontrol mereka di kamp. Kontrol macam apa itu ketika Anda menghancurkan jalan-jalan dan rumah-rumah? Mereka tidak bisa berbuat apa-apa kepada pemuda itu. Pemuda ini adalah kebanggaan kami, mereka adalah orang-orang terhormat di antara kita. Hati kita satu sama lain di Jenin. Kita semua bersama dengan perlawanan," ujar Tahayneh. 

 
Berita Terpopuler