Polusi Kompor Gas Picu Risiko Kanker, Dibandingkan dengan Asap Rokok

Polusi Kompor Gas Picu Risiko Kanker, Dibandingkan dengan Asap Rokok

network /Santi Sopia
.
Rep: Santi Sopia Red: Partner

Dok.Republika

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID — Menggunakan kompor gas tunggal ditemukan dapat meningkatkan konsentrasi benzena dalam ruangan, yang terkait dengan risiko kanker. Konsentrasinya berada di atas apa yang ditemukan dalam asap tembakau atau rokok.

Untuk studi peer-review, para peneliti di Stanford\'s Doerr School of Sustainability mengukur emisi benzena dari kompor di 87 rumah di California dan Colorado. Studi menemukan bahwa kompor gas alam dan propana mengeluarkan benzena yang sering mencapai konsentrasi dalam ruangan di atas tolok ukur kesehatan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga publik lainnya.

Di sekitar sepertiga rumah, satu kompor gas atau oven yang disetel ke 350 derajat Fahrenheit (176 Celcius) selama 45 menit ditemukan meningkatkan kadar benzena di atas kisaran konsentrasi dalam ruangan yang ada pada asap tembakau. Mereka mencatat bahwa konsentrasi serupa, ketika diidentifikasi pada tahun 2020 di dekat sekolah di Greater Los Angeles dan Colorado Front Range, menyebabkan penyelidikan oleh pihak berwenang di sana.

“Saya merasa terkejut,” kata Yannai Kashtan, penulis utama studi tersebut, seperti dikutip dari NY Times, Ahad (18/6/2023).

Kashtan mengatakan publik sering kali marah dengan konsentrasi yang memicu kanker. Risiko ini ternyata telah ditemukan berulang kali hanya dari kompor di rumah orang.

Mengapa ini penting? Studi menunjukkan bahaya yang menumpuk

Banyak yang mendokumentasikan polusi udara signifikan dalam ruangan dan efek kesehatan negatif dari kompor gas. Kompor gas mengeluarkan polutan berbahaya lainnya seperti nitrogen dioksida, karbon monoksida, dan formaldehida, serta dapat membocorkan metana, gas rumah kaca yang kuat, bahkan saat dimatikan.

Sebuah studi yang diterbitkan pada Desember memperkirakan bahwa 12,7 persen asma anak di Amerika Serikat dikaitkan dengan kompor berbahan bakar gas.

Namun studi terbaru, yang diterbitkan pekan ini di jurnal Environmental Science and Technology, adalah yang pertama berfokus pada penghitungan benzena yang keluar dari api kompor dalam proses pembakaran.

Badan Internasional PBB untuk Penelitian Kanker dan Badan Perlindungan Lingkungan AS mendefinisikan benzena sebagai karsinogen manusia. Menghirup bahan kimia dapat meningkatkan risiko leukemia dan limfoma di antara efek kesehatan serius lainnya. Dokter mengatakan tidak ada tingkat paparan yang aman.

Tim Stanford mengukur emisi dari makanan itu sendiri, menggoreng beberapa ikan, serta bacon, dan menemukan emisi benzena yang dapat diabaikan. Emisi di rumah dari kompor listrik dan induksi juga dapat diabaikan, menurut penelitian Stanford dan penelitian lainnya.

Kashtan yang merupakan kandidat peneliti utama Stanford, mencatat bahwa penelitian tersebut berfokus pada rumah keluarga tunggal di California dan Colorado, yang cenderung lebih besar daripada apartemen di kota-kota besar seperti New York. Pengujian yang lebih baru oleh tim Stanford mendeteksi konsentrasi yang lebih tinggi dari beberapa polutan dari kompor gas di dapur kecil di New York dan menemukan bahwa polutan tersebut menyebar dengan cepat ke seluruh rumah dan bertahan, terkadang berjam-jam.

Seberapa berbahaya kompor gas?

Dr Janice L. Kirsch, ahli onkologi dan mantan peneliti pada studi skala besar leukemia anak-anak yang tidak terlibat dalam penelitian Stanford, mengatakan tingkat benzena yang ditemukan para peneliti dari kompor gas di rumah orang cukup mengkhawatirkan. Dia menjelaskan ketika orang membakar metana, maka akan mendapatkan benzena.

“Tetapi untuk benar-benar melakukan pengukuran adalah terobosan, dan levelnya lebih tinggi dari yang diharapkan. Itu jauh lebih berbahaya,” kata Dr. Kirsch.

Dia mengibaratkan benzena sebagai mimpi buruk. Yang paling mengkhawatirkan adalah semakin banyak penelitian yang menunjukkan orang terpapar bahan kimia berbahaya, baik di luar rumah mereka, dari hal-hal seperti lalu lintas, pabrik atau asap kebakaran hutan, dan di dalam ruangan.

Tapi di dalam rumah, setidaknya, orang perlu melakulan kontrol atas eksposur mereka. Dr Kirsch menyarankan agar orang dapat membeli hot plate induksi yang relatif murah, atau menggunakan oven pemanggang roti dan ceret listrik jika memungkinkan. \"Dan ventilasi, harus punya ventilasi,” ujar dia

 
Berita Terpopuler