20 Jalur BRT Hubungkan Lima Wilayah Bandung Raya

Operasional BRT Bandung Raya akan diuji coba tahun 2025.

ANTARA/Novrian Arbi
Proyek Bus Rapid Transit (BRT) di Bandung Raya ditargetkan terdiri dari 20 jalur saat beroperasi pada 2026.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat mengungkapkan proyek Bus Rapid Transit (BRT) di Bandung Raya ditargetkan terdiri dari 20 jalur saat beroperasinya pada 2026 atau 2027. BRT akan menghubungkan lima wilayah di sekitar Bandung Raya.

Baca Juga

"Sebanyak 20 jalur BRT tersebut akan menghubungkan lima daerah di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang (Jatinangor)," kata Kepala Bidang Perkeretaapian dan Pengembangan Transportasi Dishub Jabar Dhani Gumelar di Bandung, Sabtu (8/7/2023).

Dhani mengungkapkan angkutan massal berbasis jalan atau BRT Bandung Raya yang didanai Bank Dunia melalui pemerintah pusat tersebut, pembangunannya akan dimulai pada 2024. Pembangunan dimulai dari penyiapan infrastruktur seperti jalur khusus, shelter, dan sarana pendukung lainnya yang ditarget sekitar tiga tahun rampung.

Dari 20 jalur tersebut, diungkapkan oleh Dhani akan ada tiga titik integrasi utama, yakni di Cimahi, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Tegalluar.

Dhani juga menjelaskan bahwa sesungguhnya operasional BRT Bandung Raya akan diuji coba tahun 2025 dengan kuantitas 50 persen dan akan terus meningkat tiap tahun. 

"Kita akan uji coba juga untuk operasional lebih cepat di tahun 2025, tapi itu baru 50 persen dulu, lalu tahun 2026 kita coba 70 persen, di tahun 2027 harapannya sudah bisa 100 persen. Dan rencananya, sebanyak 450 bus yang akan beroperasi, dengan estimasi penumpang yang bisa diangkut sebanyak 238.277 orang dalam sehari," ucapnya.

Ia menambahkan, dengan mengasumsikan peningkatan koridor setiap tahun, kebutuhan pembiayaan pihak ketiga akan meningkat terus sampai tahun kelima, oleh karenanya, ada juga skema besaran pembiayaan yang harus dikeluarkan pemerintah daerah melalui APBD, termasuk Kota Bandung.

(Berikut 20 jalur yang direncanakan untuk BRT Bandung Raya....)

Berikut 20 jalur yang direncanakan untuk BRT Bandung Raya.

  1. Kebon Kalapa - Cibiru PP
  2. Kebon Kalapa - Ledeng PP
  3. Leuwipanjang - Dago PP
  4. Leuwipanjang- Dago (via Dipatiukur) PP
  5. Elang - Riau PP
  6. Padjajaran - Antapani PP
  7. Cibaduyut - Alun-alun PP
  8. Stasiun Padalarang - Alun-alun PP
  9. Stasiun Cimahi- Cicaheum PP
  10. Ledeng- Terminal Antapani Pp
  11. Leuwipanjang-Tegalluar PP
  12. Stasiun Hall- Tegalluar PP
  13. Leuwipanjang-Soreang PP
  14. Leuwipanjang - Jatinangor PP
  15. 15. Baleendah - Leuwipanjang PP
  16. BEC- Baleendah PP
  17. Sarijadi -Antapani PP
  18. Lembang - Ledeng (Ext) PP
  19. Kota Baru Parahyangan - Stasiun Padalarang PP
  20. Baleendah- Banjaran (Ext) PP

Menurut dia, perkiraan subsidi atau Public Service Obligation (PSO) yang harus dikeluarkan Kota Bandung tahun 2025 nanti sebesar Rp 64,1 miliar, tahun 2026 sebesar Rp 122,4 miliar, lalu tahun 2027 sebesar Rp 151,7 miliar.

Sementara itu, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan Pemerintah Kota Bandung akan memberikan dukungan penuh untuk mengimplementasikan BRT, terutama terhadap beberapa isu yang terjadi di lapangan.

"Seperti kita akan lakukan pembenahan parking on street, fasilitas pejalan kaki, pedagang kaki lima, pertokoan, dan pasar di sepanjang koridor. Lalu kami juga bantu menyediakan dan revitalisasi terminal agar dapat difungsikan sebagai start/end station BRT. Lalu koordinasi dengan setiap dinas dan instansi terkait di lingkup Kota Bandung untuk implementasi koridor BRT," ucapnya.

Selain itu, Ema mengungkapkan bahwa Pemkot Bandung juga fokus pada penambahan dan implementasi rute feeder BRT yang inklusif yang disesuaikan dan terintegrasi dengan rencana Rute BRT.

"Rencana rute feeder dapat dijadikan hanya sebagai pilot project dalam masa transisi, namun harus disesuaikan dengan implementasi rute BRT, harus terintegrasi menjadi satu sistem dengan rute BRT. Kita desainkan armada feeder yang mendukung inklusivitas dan keamanan bagi pengguna," tutur Ema.

 

 
Berita Terpopuler