Pengamat Menilai Israel Gagal di Jenin  

Serangan ke Jenin hanya akan meningkatkan perlawanan.

AP/Nasser Nasser
Warga Palestina berjalan melewati rumah yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Rabu, (5/7/2023).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN – Selama dua hari, Israel melakukan serangan terhadap kamp Jenin, Tepi Barat. Asap membubung dari bangunan-bangunan yang dihancurkan pasukan Israel, ban dibakar, drone beterbangan di atas kamp, dan ambulans meraung tak henti membawa warga terluka. 

Baca Juga

Sebanyak 12 warga Palestina meninggal dunia, empat di antaranya adalah anak-anak. Banyak bangunan rumah hancur, fasilitas umum di Jenin juga mengalami kerusakan. Puing-puing bangunan berserakan setelah pasukan Israel meninggalkan Jenin, Selasa (4/7/2023). 

Namun, apakah militer Israel mencapai tujuannya setelah menyerang Jenin? Militer Israel menyatakan akan kembali, menggambarkan kamp pengungsi ini salah satu area tertua yang menjadi hub, yang mereka sebuat terorisme. 

Bagi warga Palestina, Jenin menjadi simbol perlawanan. Banyak anak muda mengangkat senjata membela komunitas mereka serta melawan militer Israel dan para pemukim yang melakukan serangan kepada warga Palestina di seluruh Tepi Barat. 

Para pengamat mengungkapkan, berdasarkan bukti awal, serangan ke Jenin hanya akan meningkatkan perlawanan. Direktur Eksekutif the Palestine Institute for Public Diplomacy Ines Abdel Razek menyatakan serangan brutal Israel dalam jangka pendek ingin menunjukkan kendali dan kuasa mereka atas Palestina. 

‘’Namun sejarah menunjukkan kepada kita, ini membuat rakyat Palestina semakin memantapkan diri untuk melawan,’’ katanya seperti dilansir Aljazirah, Kamis (6/7/2023). Bahkan, perlawanan di Jenin kemarin berasal dari beragam kelompok. 

Kelompok bersenjata di Jenin ada yang berafiliasi dengan Brigade Al-Aqsa di bawah kendali Fatah, partai politik pendukung Presiden Mahmud Abbas. Ada pula Brigade Jenin dikenal pula Batalion Jenin. Lainnya berasal dari faksi politik Palestina atau yang berdiri otonom.

Israel gagal mencapai misinya di Jenin.....

Aktivis Palestina, Salem Barahmeh mengeklaim Israel gagal mencapai misinya di Jenin yaitu mencerabut semua akar kelompok perlawanan di sana. ‘’Israel gagal mencapai tujuan militer dan politik yang mereka tetapkan dalam menyerang Jenin,’’katanya. 

Buktinya, jelas dia, kelompok perlawanan masih tetap ada bahkan menguat, kamp pengungsi dan seluruh negeri berada di belakang mereka. Brigade Jenin memberikan perlawanan sengit terhadap serangan pasukan Israel. 

Otoritas Palestina yang mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel, kemudian menimbulkan pertentangan dengan Israel. Dengan aksi Otoritas Palestina itu, orang setidaknya tak lagi menganggapnya sebagai kepanjangan tangan Israel. 

‘’Karena mereka tak mampu menang telak, mereka sepenuhnya menghancurkan infrastruktur kamp di Jenin dan meneror seluruh generasi pengungsi yang telah mengalami trauma,’’ ungkap Diana Buttu, pengamat dan mantan penasihat hukum tim negosiasi Palestina. 

Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, UNRWA, jelas dia, saat kini kekurangan dana maka yang Israel lakukan adalah menghancurkan kamp sehingga para pengungsi kesulitan membangun kembali tempat tinggal mereka di sana. 

Jenin telah lama menjadi sasaran operasi militer Israel. Pada 2002, pasukan Israel membunuh 52 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar kamp dalam operasi selama 11 hari. Dalam operasi itu, 23 tentara Israel juga tewas. 

Dua puluh tahun kemudian, mereka kembali dengan perlawanan lebih hebat. Operasi militer berupaya untuk menahan atau membunuh anggota Brigade Jenin. Namun karena anggotanya bukan bagian dari faksi tradisional Palestina, sulit bagi Israel memberangus mereka. 

 

 
Berita Terpopuler