Depok Kembangkan Pengolahan Sampah dengan Ulat Maggot, Begini Caranya

Dilakukan untuk mengurai sampah organik, seperti sayuran, buah, nasi, daging, dan sampah organik lainnya.

network /ruzdy nurdiansyah
.
Rep: ruzdy nurdiansyah Red: Partner

Pengolahan sampah dengan Ulat Maggot di UPS Merdeka di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

ruzka.republika.co.id--Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mengembangkan pengolahan sampah dengan Ulat Maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF). Hal tersebut dilakukan untuk mengurai sampah organik, seperti sayuran, buah, nasi, daging, dan sampah organik lainnya.

"Pengolahan sampah dengan metode ini telah diberlakukan di Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Merdeka II, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok," kata Koordinator UPS Merdeka II, Heriyanto dalam keterangan yang diterima, Kamis (06/07/2023).

Lanjut Heriyanto, pihaknya mengolah sampah organik dengan dua sistem. Pertama sistem maggot dan sistem open window atau pembuatan pupuk organik.

"Pengolahan sampah organik melalui Ulat Maggot terbilang efektif. Sebab, hanya dalam waktu 24 jam, sampah organik bisa habis urai," terangnya.

Menurut Heriyanto, pengolahan sampah organik melalui Ulat Maggot juga telah disosialisasikan kepada RT dan RW, dengan tujuan mengedukasi dan bisa menerapkan pengolahan sampah organik di tingkat RW.

"Masyarakat boleh belajar maggot di UPS Merdeka II. Kalau di lingkungan RT dan RW sudah ada yang berternak maggot sampah, organik bisa habis duluan, jadi dikelola masyarakat, sehingga mampu mengurangi pembuangan sampah ke TPA Cipayung," ungkapnya.

Dijelaskan Heriyanto, selain itu, pengolahan sampah organik dengan metode ini, bisa mendatangkan keuntungan ekonomi. Pasalnya, Ulat Maggot bisa jadi pakan ternak, seperti Ikan Lele, Unggas, Reptil, dan lainnya.

Larva atau Ulat Maggot memiliki kandungan protein sebesar 45 persen. Sehingga bisa menjadi pengganti pakan untuk ternak. "Para peternak biasanya pakai ulat maggot sebagai alternatif yang berprotein tinggi untuk Ikan Lele dan Unggas," jelasnya.

Ia berharap, sosialisasi ulat maggot dan pemilihan sampah ke masyarakat bisa diterapkan, sehingga sampah yang dibuang ke TPA Cipayung hanya sampah residu atau sampah yang tidak bisa diolah.

"Kalau masyarakat sudah mengelola sampah organik dan non organik dengan baik, bisa mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Cipayung," harap Heriyanto. (Rusdy Nurdiansyah)

 
Berita Terpopuler