Tugas di Timur Tengah Tuntun Tentara Australia Myles Mengenal Islam Hingga Jadi Mualaf

Keramahan Muslim membuatnya terkesan.

SPA
Tugas di Timur Tengah Tuntun Tentara Australia Myles Mengenal Islam Hingga Jadi Mualaf
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria asal Australia Myles Hembrow memutuskan menjadi mualaf setelah mengenal Islam lewat pekerjaannya di Timur Tengah. Saat itu, ia bekerja sebagai angkatan laut Australia.

Salah satu penempatannya selama dinas yakni di Oman. Dia mengingat dengan jelas momen Idul Fitri. Di samping itu, acara berbuka puasa juga membuatnya terkesan. Ini menempatkannya di jalan menuju Islam.

Baca Juga

"Yang mengejutkan saya adalah keramahan orang-orangnya. Kami adalah pasukan pertahanan asing di negara itu, tetapi mereka mengundang saya untuk duduk dan makan bersama mereka. Saya tidak bisa memahami betapa ramahnya semua orang. Itu adalah sesuatu yang selalu ada di benak saya,” kata Hembrow, dilansir dari Sydney Morning Herald, Ahad (2/7/2023).

Menurut Australian Journal of Islamic Sciences, Hembrow adalah salah satu dari sedikit orang Barat yang kembali ke Islam. Hal itu dianggap sebagai kelompok kecil orang yang melakukannya di luar pernikahan atau terlepas dari suatu hubungan

“Biasanya kata itu mualaf, tapi dalam Islam disebut 'kembali' karena Anda kembali ke apa yang dianggap wajar. Ada konsep setiap orang berasal dari Islam,” ucap Hembrow.

Hembrow lahir di Australia dari orang tua Kaukasia dan bersekolah di sekolah Katolik. Dia tidak membenci agama yang dianut sebelumnya, akan tetapi dia merasa iman tersebut tidak pernah terasa benar.

"Sesuatu tentang Tritunggal...

“Sesuatu tentang Tritunggal tidak cocok dengan saya. Saya merasa seperti saya berpikir cukup Islami sebelumnya, tetapi sekarang saya memiliki kerangka kerja dan poin untuk berlabuh,” ucap dia.

Hampir setengah dari operasi aktif Angkatan Bersenjata Australia (ADF) berada di negara-negara mayoritas Muslim. Ini tentu menjadi sesuatu yang harus dihadapi Hembrow.

“Saya merasa nyaman dengan upaya pribadi saya di Timur Tengah. Kami melakukan operasi anti-pembajakan, anti-narkoba sebagai bagian dari gugus tugas bersama di dekat Teluk Oman. Saya tidak dapat berbicara tentang apa lagi yang terjadi, saya tidak berada di banyak negara, tetapi itu adalah sesuatu yang sering saya pikirkan," kata Hembrow.

"Ini adalah topik yang sangat sulit dan saya pikir itu adalah sesuatu yang akan terus saya renungkan saat kita melangkah maju. Tapi saya bangga dengan pelayanan saya, saya melakukannya dengan niat yang benar,” lanjut dia.

Hembrow menjalankan lima rukun Islam, termasuk sholat minimal lima kali sehari, puasa selama Ramadhan dan melakukan amal baik wajib dan tidak wajib. “Sedekah tidak (harus) finansial, bisa apa saja. Memberi seseorang waktu Anda, memberi ibu saya panggilan telepon. Saya tidak pernah berbicara dengan ayah kandung saya tetapi sekarang secara Islami adalah hal yang sangat penting untuk memiliki kekerabatan itu," kata dia tentang amalan.

“(Iman saya) membantu saya membangun banyak jembatan yang sebelumnya tidak ada,” lanjut Hembrow.

Hembrow mengikuti kelas keislaman...

Perihal mengembangkan pemahamannya tentang agama, Hembrow mengikuti kelas Ilmu Keislaman dua sampai tiga kali dalam sepekan. Dia juga belajar bahasa Arab di University of Sydney sambil bekerja penuh waktu. Di bidang sosial, ia menemukan komunitas orang-orang Muslim yang memperdalam kecintaannya pada iman.

“Sejujurnya saya mendapatkan pelukan erat. Seorang pria Arab yang besar, mereka menarik saya masuk. Setiap kali saya bertemu seseorang yang beragama Islam, yang mengetahui saya beragama Islam, saya mendapatkan perlakuan khusus. Saya merasa tidak pantas mendapatkannya, tetapi mereka adalah orang-orang yang fenomenal,” ucap Hembrow.

Hembrow mengakui setiap negara memiliki ritual dan perayaannya sendiri. Akan tetapi, dia percaya iman, aturan, dan pilar tetap sama.

“Tidak ada praktik budaya yang melemahkan dasar-dasar agama. Karena saya berkulit putih, saya tidak dapat berbicara untuk budaya lain, tetapi saya kira itu tergantung pada apa yang Anda masak untuk berbuka puasa, apakah Anda pergi ke masjid untuk berbuka puasa, atau apakah Anda memilikinya di rumah bersama keluarga Anda," kata dia.

Di samping itu, Hembrow bergabung dengan umat Islam di seluruh dunia untuk merayakan Idul Adha yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban. Ini adalah salah satu perayaan Islam yang paling penting karena merupakan pengakuan iman.

 
Berita Terpopuler