Diterima di Universitas Brawijaya, Rafi Azzamy Jelekkan Universitas Muhammadiyah Malang

Muhammad Rafi Azzamy melabeli UMM sebagai kampus durjana, benarkah tudingannya?

Republika/Erik Purnama Putra
Kampus Universitas Muhammadiyah Malang
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lini masa Twitter dihebohkan dengan status eks mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (Prodi HI UMM), Muhammad Rafi Azzamy, yang menjelek-jelekkan almamaternya. Hal itu setelah Rafi diterima sebagai mahasiswa baru di Prodi Antropologi Universitas Brawijaya.

Rafi yang selama ini dikenal sebagai mahasiswa ceplas-ceplos pun tanpa tedeng aling-aling menghina Kampus Putih, julukan UMM. Dia merasa 'naik status' lantaran kini diterima di kampus negeri.

Adapun UMM merupakan kampus swasta milik organisasi Muhammadiyah. Jarak antara UMM dan UB sekitar dua kilometer, yang kampusnya masih satu deretan di Kota Malang.

Baca juga : Pimpinan Al Zaytun Dilaporkan Dugaan Penistaan Agama, Kabareskrim: Kami Tindak Lanjuti!

"Banyak orang tanya, mengapa dalam kurun satu tahun ini aku jarang publish tulisan? Singkatnya karena berada di kampus toxic (UMM)-gedung jelek, dosen jarang masuk, birokrat penjilat, dan lain-lain = itu sungguh menguras tenaga. Iseng-iseng coba tes SNBT, eh lolos, bye kampus durjana (UMM)," katanya melalui akun Twitter @Rafilsafat dikutip Republika.co.id di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Rafi pun membagikan tolok ukur mengapa kampus lamanya tergolong jelek. Dia pun membagikan sebuah video ketika ada kotoran kucing di UMM. Terlihat jika para mahasiswa sibuk merekam kotoran kucing yang terlihat masih basah itu berada di lantai.

"Okay ada yang ndak percaya kalau UMM seperti itu, coba lihat video tai kucing di dalam gedung ini. Bukan sekali atau dua kali saja ada tai kucing di gedung, tapi berkali-kali loh, ini salah satu bukti lain," kata Rafi membagikan dua video kotoran kucing di Kampus Putih.

Baca juga : Haruskah Waktu Puasa Arafah dan Idul Adha Ikut Saudi? Ini Penjelasan Ketum Persis

Dia pun membagikan artikel berisi tudingan ada dosen yang kerap tidak mengajar. Hal itu pula yang membuatnya hanya bertahan setahun di UMM. Di UMM (pengalaman di jurusanku) juga banyak dosen yang jarang masuk—akan kusurvei secara serius kalau sempat—karena menjadi panitia acara seremonial kampus. Pernah kubuatin tulisan terkait itu," ucap Rafi.

Banggakan kampus barunya ...

Kali ini, Rafi pun membanggakan kampus barunya. Usai menjelekkan kampus lama, ia yang belum kuliah sudah yakin jika kampus barunya pasti lebih baik.

"Oh yah daritadi banyak yang bilang kalau UB juga bermasalah, aku yakin sebermasalah-bermasalahnya UB, insya Allah masih lebih bermasalah UMM. Setidaknya aku hijrah ke tempat yang lebih baik. Btw aku gapernah mengatakan kalau UB gak bermasalah hmm," kata Rafi.

Setelah itu, Rafi membagikan beberapa pengalaman buruk semasa kuliah di Prodi HI UMM. Di antaranya, merasa semasa kuliah tidak diajak berpikir kritis dan kritikannya kepada Rektor UMM Fauzan tentang rambut gondrong bagi mahasiswa laki-laki.

Baca juga : Mengapa Panji Gumilang Selalu Tolak MUI, Ini Pengakuannya Secara Resmi

"Pernah di kelas, dosenku berkata: 'Kalian itu mahasiswa, kok disuruh presentasi aja masih nyendat-nyendat, pas tanya jawab juga sepi, gimana sih.' Kujawab: 'Apa yang diharapkan dari Mahasiswa yang saat ospek bukan malah diajak kritis, tapi diajak konser oleh kampusnya (UMM) Bu?" kata Rafi membantah pernyataan dosennya.

Beberapa status dan komentar Rafi menanggapi warganet juga masih memberi impresi buruk terhadap eks almamaternya. Statusnya akhirnya menuai kecaman, dan mampu menciptakan impresi sampai 17,6 juta views hingga berita ini ditulis.

Sontak saja status itu menimbulkan banyak respons. Mayoritas mengecam ucapan Rafi yang dianggap tidak pantas dan subjektif. Namun, ada pula beberapa akun yang membelanya.

 
Berita Terpopuler