Dua Elemen Penting Ini Disebut Sebagai Penyebab Kecelakaan Kapal Selam Wisata Titanic

Lima orang di kapal selam Titan tewas ketika kapal itu hancur di dekat bangkai Titani

AP
Kapal selama wisata Titan membawa lima wisatawan untuk melihat puing-puing kapal Titanic.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Ledakan maut kapal selam Titan menimbulkan pertanyaan tentang apakah kapal yang menjelajahi reruntuhan Titanic ditakdirkan untuk mengalami kegagalan, karena desainnya yang tidak konvensional. Selain itu, membuat kapal selam Titan menolak  untuk tunduk pada pemeriksaan independen yang merupakan standar dalam industri.

Baca Juga

Kelima orang di kapal selam Titan tewas ketika kapal itu hancur di dekat bangkai kapal Titanic yang terkenal di dunia. Hal ini mengakhiri pencarian multinasional besar-besaran yang dimulai pada Ahad (18/6/2023), ketika kapal selam Titan  kehilangan kontak dengan kapal induknya di Atlantik Utara.

Kapal selam Titan dimiliki dan dioperasikan oleh OceanGate Expeditions. Kapal selam ini pertama kali mulai membawa orang ke Titanic pada 2021. Kapal selam itu disebut memiliki kabin berbentuk silinder yang lebih luas, yang terbuat dari serat karbon.

Material kapal selam Titan berbeda dengan kabin berbentuk bola yang terbuat dari titanium yang digunakan oleh kebanyakan kapal selam. "Bola adalah bentuk yang sempurna, karena tekanan air diberikan secara merata di semua area," kata seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Oseanografi Universitas Rhode Island, Chris Roman.

Roman telah melakukan beberapa penyelaman di laut dalam menggunakan kapal selam Alvin. Kapal selam ini dioperasikan oleh Woods Hole Oceanographic Institute di Massachusetts.

Volume internal Titan yang lebih besar dengan panjang 22 kaki (6,7 meter), dan berat 23.000 pon (10.432 kilogram) sehingga membuatnya mengalami lebih banyak tekanan eksternal.

Seorang profesor teknik mesin dan kelautan di University of Plymouth di Inggris, Jasper Graham-Jones, mengatakan, memperpanjang ruang kabin dalam kapal selam meningkatkan beban tekanan di bagian tengah, yang meningkatkan beban kelelahan dan delaminasi.

"Kelelahan seperti kawat yang ditekuk bolak-balik hingga putus. Sementara delaminasi seperti membelah kayu menjadi serat, yang lebih mudah daripada membelah serat," kata Graham-Jones.

Selain itu, lambung Titan setebal 5 inci (12,7 sentimeter) telah mengalami tekanan berulang selama sekitar puluhan penyelaman sebelumnya. Graham-Jones mengatakan, setiap perjalanan akan membuat retakan kecil pada struktur.  

"(Retakan) ini mungkin kecil dan tidak terdeteksi, tetapi akan segera menjadi kritis dan menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tidak terkendali," kata Graham-Jones.

OceanGate mempromosikan konstruksi serat karbon di kapal selam Titan dengan penutup ujung titanium, sebagai bobot yang lebih ringan dan lebih efisien untuk dimobilisasi daripada kapal selam lainnya. Selain itu, kapal selam Titan dirancang untuk menyelam empat kilometer (2,4 mil) dengan batas keamanan yang nyaman.

Tetapi menurut Graham-Jones, komposit karbon memiliki umur yang terbatas ketika mengalami beban berlebihan atau desain yang buruk, sehingga menyebabkan konsentrasi tekanan. "Ya, komposit sangat tangguh. Ya, komposit sangat tahan lama. Tapi kami memiliki masalah dengan komposit dan fakta bahwa komposit gagal dengan cara yang sedikit berbeda dari bahan lainnya,” katanya.

OceanGate juga telah menerima peringatan terkait...

OceanGate juga telah menerima peringatan terkait kurangnya pengawasan pihak ketiga terhadap kapal selam Titan selama pengembangannya. Hal ini dapat menimbulkan masalah keselamatan yang sangat besar.

Direktur Operasi Kelautan OceanGate saat itu, David Lochridge dalam gugatan pada 2018 mengatakan, pengujian dan sertifikasi perusahaan tidak memadai, sehingga penumpang berada dalam bahaya ekstrim ketika di kapal selam eksperimental. Dia menganjurkan untuk "pengujian tak rusak", seperti pemindaian ultrasonik, tetapi perusahaan menolak.

Direktur Eksekutif American Society for Nondestructive Testing, Neal Couture mengatakan, pengujian ultrasonik dapat membantu menemukan area di dalam struktur tempat komposit terlepas. “Begitu benda ini turun dan mengalami tekanan, itu akan memengaruhi bahan-bahan dan akan memengaruhi komposit itu,” kata Couture.

Masyarakat Teknologi Kelautan mengungkapkan keprihatinannya kepada OceanGate tentang ukuran Titan, bahan konstruksi, dan fakta bahwa prototipe tersebut tidak diperiksa oleh pihak ketiga. Ketua Masyarakat Teknologi Kelautan, Will Kohnen mengirim surat kepada perusahaan pada 2018.

Dalam surat itu, Kohnen memperingatkan bahwa pendekatan eksperimental kapal selam Titan dapat mengakibatkan hasil negatif yang akan menimbulkan konsekuensi serius bagi semua orang di industri ini. “Kami sangat khawatir bahwa tanpa proses sertifikasi itu, mereka mungkin kehilangan sesuatu,” kata Kohnen, Jumat (23/6/2023).

Graham-Jones mengatakan, pemeriksaan oleh pihak ketiga adalah prosedur standar untuk mencari ahli dari luar, dengan tujuan memastikan bahwa kapal sesuai dengan standar industri tertinggi. Dalam unggahan di blog perusahaan pada 2019, OceanGate mengkritik proses sertifikasi pihak ketiga sebagai proses yang memakan waktu dan menghambat inovasi.

“Membawa entitas luar untuk mempercepat setiap inovasi sebelum dimasukkan ke dalam pengujian dunia nyata adalah kutukan bagi inovasi yang cepat,” kata unggahan itu.

Penjelajah bawah laut terkenal Robert Ballard, yang pertama kali menemukan bangkai kapal Titanic pada 1985, menyebut kurangnya sertifikasi luar dan klasifikasi merupakan pemantik dalam kegagalan kapal. 

"Kami telah melakukan ribuan dan ribuan penyelaman dengan negara lain ke kedalaman ini dan tidak pernah mengalami insiden," katanya pada Jumat di program acara ABC "Good Morning America."

Direktur film Titanic James Cameron, yang telah melakukan beberapa kali penurunan ke bangkai kapal, mengatakan, ada beberapa kemungkinan penyebab kapal selam Titan hancur. Tetapi yang paling mungkin adalah kegagalan lambung komposit.

"Pertanyaannya adalah, apakah itu kegagalan primer, atau kegagalan sekunder dari sesuatu yang lain terjadi?. Dan saya bertaruh kesalahan terletak pada komposit, karena Anda tidak menggunakan komposit untuk kapal yang mengalami tekanan eksternal," ujar Cameron.

 
Berita Terpopuler