Ngider Kuliner dari Halte ke Halte Bawa Pembaca Telusuri Kuliner Lezat di Jakarta

Jakarta Food Sketchers membuat sketsa untuk buku Ngider dari Halte ke Halte.

Republika/Gumanti
Founder Dari Halte Ke Halte, Rio dan Bowo, merilis buku Ngider Kuliner dari Halte ke Halte di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023).
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku Ngider Kuliner dari Halte ke Halte yang diinisiasi oleh komunitas Dari Halte Ke Halte (DHKH) akhirnya dirilis. Selain menyuguhkan rekomendasi kuliner dekat halte atau transportasi umum, buku ini juga berusaha menggambarkan keragaman kuliner Nusantara di Jakarta.

Salah satu co-founder DHKH, Bowo, mengatakan bahwa Jakarta ibarata miniatur Nusantara, di mana hampir semua kuliner dari berbagai daerah di Indonesia bisa ditemukan di Jakarta. Bahkan, menurut Bowo, tak jarang kuliner daerah yang dijual di Jakarta rasanya lebih lezat.

"Kayaknya Jakarta itu pertemuan dari berbagai macam kuliner. Makanan Aceh, Manado, Sunda, Jawa, Makassar, hampir semua ada dan rasanya enak. Makanya kami berusaha pas nyusur tempat itu semua kuliner daerah terwakili," kata Bowo acara Bincang Buku di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023).

Bowo mengatakan, proses pengerjaan buku Ngider dari Halte ke Halte cukup lama, yakni di awal 2019. Namun, karena beberapa alasan, termasuk pandemi Covid-19, proses produksi berjalan lebih lambat.

Untuk buku ini, DHKH juga berkolaborasi dengan komunitas Jakarta Food Sketchers. Merekalah yang membuat ilustrasi yang menawan.

"Salah satu yang membuat prosesnya berjalan cukup lama juga karena kami setelah punya list tempat makan, kami setor ke Jakarta Food Sketchers dan mereka pada survei langsung untuk mendapat gambar yang mumpuni," kata Bowo.

Baca Juga

Salah satu anggota Jakarta Food Sketchers, Arya Ramaniya, mengatakan bahwa membuat sketsa untuk buku Ngider dari Halte ke Halte menyisakan kesan yang mendalam baginya secara pribadi.

"Jadi memang ada cerita di setiap kali saya membuat sketsanya. Dan cerita dari para penjual itu sangat inspiratif dan mengharukan," jelas Arya.

Arya mengaku pernah bolak-balik sampai tiga kali untuk akhirnya mendapat semangkok soto komplit yang harus dia sketsa. "Sotonya emang cepet habis, makanya aku sampe harus bolak-balik," kata dia.

Selain itu, Arya juga pernah menyambangi warung makan yang sudah tutup karena mengalami kebakaran. Menurut informasi yang Arya dapat, pemilik warung tersebut sempat berhenti berjualan.

"Terus sekarang kayaknya sudah jualan lagi, dan sudah stabil. Jadi memang banyak kisah di balik sketsa itu," kata dia.

 
Berita Terpopuler