Tak Lulus UTBK-SNBT, Sedihnya Cukup Semalam Saja, Selanjutnya Lakukan Ini

Ada sekitar 600 ribu lebih peserta UTBK-SNBT 2023 yang tidak lulus.

Pixabay
Remaja sedang bersedih (Ilustrasi). Tak apa untuk bersedih dan menangis sesaat ketika tak lulus SNBT-UTBK 2023. Selanjutnya, bangkit dan cari peluang lain.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2023 telah diumumkan pada Selasa (20/6/2023) pukul 15.00 sore. Sebagian siswa bersuka ria merayakan kelulusan, sementara ada lebih banyak lagi yang belum berhasil.

Direktur Bimbingan Belajar Konstanta Education, Didin Baharudin, menyampaikan bahwa dari sekitar 800 ribuan peserta, hanya ada 200 ribuan yang tertampung. Artinya, sekitar 600 ribu lebih peserta pasti gagal. Lantas, apa yang harus dilakukan jika tak lulus UTBK-SNBT?

"Pertama, harus sabar dan menyadari bahwa anak-anak tidak sendiri. Banyak yang mengalami hal sama karena daya tampung hanya 20-25 persen. Memang lebih banyak yang gagal dibandingkan yang lulus," kata Didin kepada Republika.co.id, Selasa (20/6/2023).

Ambil jeda sejenak
Didin yang sudah menjadi tutor sejak 1999 menyarankan peserta UTBK-SNBT tidak menunda-nunda mengakses pengumuman. Dibuka hari ini atau ditunda hingga esok, hasilnya tidak akan berubah. Lebih awal tahu, akan lebih baik.

Terima apa pun hasilnya, baik itu hijau alias lulus maupun merah atau gagal. Jika lulus, peserta tinggal menempuh langkah selanjutnya, yakni mengurus daftar ulang di perguruan tinggi negeri yang didapat. Apabila masih ingin menjajal jalur mandiri, juga bisa lebih tenang karena sudah lulus UTBK-SNBT.

Sementara, bagi yang gagal, Didin menyebut tak apa untuk bersedih dan menangis. Ambil jeda waktu sejenak untuk melepaskan kesedihan sepuas-puasnya. Sebab, peserta pasti kecewa setelah berusaha keras belajar untuk persiapan UTBK-SNBT.

Kembali memetakan ulang
Meski galau dan bersedih, Didin menyarankan ada batas waktu maksimum untuk itu, maksimal sampai malam hari pengumuman saja. Keesokan harinya, peserta sudah harus bangkit kembali. Apalagi, jalur mandiri dan berbagai tes punya jadwal beruntut yang berdekatan.

Didin mengatakan, kesiapan fisik dan mental harus dibangkitkan lagi. Siswa harus kembali optimis dan belajar lagi. "Jatuh, bangun lagi. Gagal, bangkit lagi, sampai mendapat apa yang ingin diraih. Insya Allah, pasti ada yang didapat," tutur Didin.

Dia mengingatkan bahwa berhasil atau tidak, UTBK-SNBT bukan akhir dunia dan bukan ujung kehidupan seseorang. UTBK-SNBT justru bisa menjadi milestone atau batu pijakan untuk terus maju.

Baca Juga

Wajar jika masih tersisa kegalauan. Namun, Didin menyarankan untuk kembali mengumpulkan energi dan memetakan ulang usaha dan strategi.

Orang tua pun diharapkan bisa memosisikan diri menjadi pendukung siswa. Didin menyarankan orang tua tidak menyalahkan atau membuat anak semakin down, tetapi jadilah tempat aman dan nyaman bagi anak untuk melampiaskan kesedihan.

"Kasih kepercayaan bahwa putra-putri kita bisa mendapat yang terbaik sesuai ikhtiar," ungkap Didin.

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Koentjoro, membagikan kiat bagi siswa yang menempuh seleksi masuk perguruan tinggi. Hal pertama yang disarankan Koentjoro adalah mengenal diri sendiri karena itu akan sangat berguna dalam memilih jurusan dan kampus tempat berkuliah.

Mengetahui kemampuan dan minat juga dapat membuat siswa bisa memosisikan diri. Koentjoro menyarankan untuk memilih jurusan yang dibutuhkan, bukan sekadar yang diinginkan.

"Lebih baik lagi, sebelum memilih jurusan, lakukan tes psikologi dahulu supaya bakat dan minat diketahui dengan benar," ujar Guru Besar Fakultas Psikologi UGM itu .

Koentjoro menyarankan untuk riset mengenai jumlah pesaing di jurusan atau kampus yang diincar. Lantas, sesuaikan dengan tingkat kemampuan. Apabila sesuai dengan minat tetapi tidak mampu menembus karena saingannya sangat ketat, sama saja menyiksa diri.

"Cara terakhir adalah berserah diri dan berdoa," ucapnya.

 
Berita Terpopuler