Korsel Masih Melarang Impor Makanan Laut dari Fukushima

Korsel mengkhawatirkan tingkat radiasi setelah bencana melanda PLTN Fukushima di 2011

telegraph.co.uk
Reaktor PLTN Fukushima (ilustrasi). Jepang berencana Jepang membuang air limbah radioaktif PTN Fukushima ke laut.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) tidak akan meninjau pencabutan larangan impor makanan laut dari kawasan Fukushima, Jepang. Hal itu disampaikan di tengah rencana Jepang membuang air limbah radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut.

Wakil Menteri Kelautan Korsel Song Sang-keun mengatakan, meskipun Jepang telah menyatakan bahwa air limbah radioaktif PLTN Fukushima yang sudah diolah terbukti aman secara ilmiah, hal itu tak menjamin keamanan makanan laut dari daerah tersebut. 

“Sumber utama kekhawatiran tentang pelepasan air (radioaktif) Jepang adalah potensi dampak negatifnya terhadap laut dan makanan laut kita. Namun larangan (impor) makanan laut dari Fukushima adalah tentang keamanan apa yang ditangkap di perairan Fukushima,” ucapnya, Jumat (16/6/2023), dikutip kantor berita Korsel, Yonhap News Agency.

Song mengungkapkan, ada beberapa kasus makanan laut yang berasal dari wilayah perairan Fukushima terkontaminasi radioaktif. Hal itu turut meningkatkan kekhawatiran Korsel. 

“Pemerintah tidak akan meninjau pencabutan larangan (impor) sampai wilayah Fukushima terbukti aman dan masyarakat kami merasan cukup aman,” ujarnya.

Saat ini Pemerintah Korsel rutin menggelar konferensi pers setiap Kamis untuk terus menginformasikan kepada masyarakatnya tentang rencana Jepang merilis air limbat radioaktif PLTN Fukushima ke laut. Isu itu memperoleh perhatian besar di Negeri Ginseng. 

Korsel telah melarang semua impor makanan laut dari delapan prefektur Jepang di dekat Fukushima sejak 2013. Mereka mengkhawatirkan tingkat radiasi setelah bencana melanda PLTN Fukushima pada 2011.

Cina adalah salah satu negara yang vokal menentang rencana Jepang membuang..

Baca Juga

 

Cina adalah salah satu negara yang vokal menentang rencana Jepang membuat air limbah radioaktif PLTN Fukushima ke laut. Ketua Otoritas Energi Atom Cina Zhang Kejian mengungkapkan, penolakan negaranya atas rencana Jepang membuang air limbah PLTN Fukushima tidak bersifat personal.

Beijing menolak karena tindakan Jepang bisa menimbulkan masalah besar pada lingkungan laut global dan kesehatan masyarakat.

Menurut Zhang, sejauh ini Jepang belum memberikan jawaban ilmiah dan kredibel atas keprihatinan semua pihak, yang di dalamnya tidak hanya negara-negara, tapi juga masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu, Zhang berpendapat, Jepang melakukan tindakan sewenang-wenang jika tetap melanjutkan rencana pembuangan limbah radioaktif PLTN Fukushima.

“Ini sangat tidak bertanggung jawab,” kata Zhang saat berbicara dalam pertemuan Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dikutip laman China.org.cn, 6 Juni 2023 lalu.

Dia mengingatkan, rencana pembuangan limbah radioaktif dalam jumlah besar seperti yang hendak dilakukan Jepang belum pernah terjadi sebelumnya. Zhang mendesak IAEA menjunjung tinggi sikap objektif dan tidak memihak terkait masalah ini.

Dalam pertemuan di IAEA, perwakilan Jepang menekankan, air limbah radioaktif PLTN Fukushima sudah diolah. Kandungannya disebut tidak lagi berbeda dengan air yang dibuang PLTN yang beroperasi secara normal. Jepang mengatakan, rencana pembuangan air limbah PLTN Fukushima bersifat ilmiah dan telah ditinjau serta disertifikasi oleh IAEA.

 

Sebanyak tiga reaktor di PLTN Fukushima hancur saat Jepang dilanda gempa dan tsunami pada 2011. Pelepasan sejumlah besar radiasi tak terhindarkan akibat kejadian tersebut.

Dibutuhkan lebih dari 1 juta ton air untuk mendinginkan reaktor-reaktor yang meleleh. Air yang telah digunakan dalam proses pendinginan memiliki kandungan radioaktif yang kuat.

Kini sekitar 1,25 juta ton air telah terkumpul di tangka-tangki PLTN Fukushima. Pembuangan air adalah langkah tak terhindarkan dalam proses penonaktifan pembangkit nuklir tersebut.

Pada Mei 2022 lalu, Badan Pengawas Nuklir Jepang (BPNJ) menyetujui rencana operator PLTN Fukushima untuk melepaskan air limbah radioaktif ke laut pada 2023. BPNJ menyebut, air limbah telah diolah dengan metode yang aman dan berisiko minimal bagi lingkungan.

 

Pemerintah Jepang dan Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) sempat menyampaikan bahwa lebih dari 60 isotop, kecuali tritium, yang kadarnya harus ditanggulangi, telah diturunkan sehingga memenuhi standar keamanan.

Menurut mereka, tritium juga tergolong aman jika tercampur air laut. Kendati demikian, masyarakat Jepang dan negara-negara tetangga masih merasa cemas jika air limbah PLTN Fukushima itu dilepas ke laut. 

 
Berita Terpopuler