Inggris Alami Lonjakan Kasus Anak Masuk Rumah Sakit Gara-Gara Vape

Royal College of Paediatrics and Child Health telah melarang vape sekali pakai.

www.freepik.com
Vape (ilustrasi). Inggris mengalami lonjakan kasus rawat inap anak akibat vape.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah anak Inggris yang masuk rumah sakit karena vape meningkat hampir empat kali lipat dalam dua tahun. Kepala Eksekutif National Health Service (NHS) Amanda Pritchard menggambarkan lonjakan tersebut sebagai kondisi yang mengkhawatirkan.

Itu terjadi di tengah kekhawatiran seputar meningkatnya penggunaan rokok elektrik pada anak-anak. Sementara itu, Royal College of Paediatrics and Child Health (RCPCH) pekan lalu telah menyerukan larangan langsung pada vape sekali pakai.

Berbicara di NHS Confed Expo di Manchester, Inggris, Rabu (14/6/2023), Pritchard setuju dengan seruan larangan langsung pada vape sekali pakai yang dikeluarkan RCPCH. Menurutnya, RCPCH benar untuk menyerukan tindakan dan Pemerintah perlu menanggapi seruan itu dengan serius.

Pritchard mengatakan sangat memprihatinkan bahwa angka pasien rawat inap akibat vape pada kaum muda naik hampir empat kali lipat selama dua tahun terakhir. Bagi banyak anak muda, vape mungkin tampak tidak berbahaya dengan rasa yang menarik, padahal dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.

Baca Juga

"Jadi, sangat penting bagi kita menghentikan ini sejak awal sehingga kita dapat menjauhkan kaum muda dari rumah sakit dan mencegah masalah kesehatan di masa depan," ujar Pritchard, dikutip dari The Sun, Jumat (16/6.2023).

Angka NHS menunjukkan satu dari 10 anak berusia 11 hingga 15 tahun secara teratur menggunakan rokok elektrik. Padahal, penjualan vape kepada anak dengan usia di bawah 18 tahun adalah ilegal.

Setidaknya dua siswa di setiap 10 ruang kelas telah menghisap vape pada suatu waktu, menurut layanan kesehatan. Di sisi lain, popularitas merek yang meledak seperti Elf Bar dan Lost Mary telah membuat Perdana Menteri Inggris Raya (UK) Rishi Sunak mengeluarkan larangan publik atas penggunaannya. Sunak menutup celah yang memungkinkan toko menawarkan sampel gratis kepada kaum muda.

Pritchard mengatakan rokok elektrik telah menjadi anugerah bagi layanan kesehatan dalam hal membantu perokok berhenti. Hanya sja, seiring dengan inovasi itu muncul tantangan baru, yaitu ketersediaan dan daya tarik rokok elektrik bagi kaum muda.

Hazel Cheeseman dari Action on Smoking and Health (ASH), London, sepakat bahwa vaping adalah peluang besar untuk mengurangi kebiasaan merokok. Namun, ada risiko dari vaping.

"Tindakan cepat diperlukan oleh Pemerintah untuk membatasi penggunaan vape pada remaja dan mempertahankan kesempatan bagi orang dewasa untuk menggunakan vape sebagai bantuan berhenti merokok," kata Cheeseman.

 
Berita Terpopuler