Kasus Bahar Smith, IPW: Jika Dibuka Tuai Polemik, Kebenaran Pelapor Dipertanyakan

Laporan penembakan Bahar Smith sudah sebulan, tapi polisi belum tarik kesimpulan.

ANTARA/Raisan Al Farisi
Habib Bahar Bin Smith.
Rep: Teguh/Shabrina/Rizky Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah sebulan sudah sejak kasus pelaporan penembakan terhadap Habib Bahar Smith, tapi belum jelas apakah benar korban ditembak atau tidak. Polisi masih melakukan investigasi dengan memeriksa keterangan saksi dan mempelajari hasil visum. 

Baca Juga

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso melihat bahwa proses penyelidikan sudah berjalan. Artinya telah ada pemeriksaan visum at repertum dan penggalian keterangan 25 orang saksi. Namun yang menjadi pertanyaan, menurut dia, apakah kasus ini akan naik ke sidik atau penyidikan. "Kemudian yang jadi pembicaraan adalah mengapa kasus ini tidak dibuka," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (13/6/2023).  

Informasi yang IPW dapatkan, dijelaskan Sugeng, kasus ini tidak dibuka secara gamblang karena sebenarnya agar tidak membuat pelapor 'dipertanyakan' laporannya ke publik. "IPW mendapatkan informasi seperti itu, karena kalau dibuka akan menimbulkan polemik, ramai, akan mempertanyakan kebenaran laporan tersebut arahnya," ujarnya. 

Sebelumnya, polisi masih menunggu data investigasi atas laporan penembakan terhadap Habib Bahar bin Smith, yang dilaporkan terjadi pada Jumat (12/5/2023) di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Jika hasil investigasi selesai, hasil visum yang dilakukan di Rumah Sakit PMI Bogor pun akan disampaikan kepada publik.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan hasil visum dari RS PMI sudah diambil. Hasil visum tersebut akan dirilis dan disampaikan bersama dengan data investigasi yang lain. “Kalau hasil visum, sudah diambil. Namun, info publiknya akan disampaikan bersama dengan data scientific investigasi yang lain,” kata Ibrahim kepada Republika.co.id, Ahad (11/6/2023).

Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan, data investigasi tersebut dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium forensik. Namun, ia belum menyebutkan secara perinci, data apa saja yang diperiksa dalam penyelidikan ini.

Tudingan pengalihan kasus

Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah Plered, Bantul, KH Muhammad Fuad Riyadi atau dikenal dengan panggilan Gus Fuad Plered menganggap bahwa kasus penembakan terhadap Bahar bin Smith adalah sekadar drama yang sengaja dibuat untuk mengalihkan isu tentang persoalan nasab para habib yang tengah menjadi polemik. Pernyataan itu disampaikan Gus Fuad melalui kanal Youtube resminya, Gus Fuad Channel, yang diunggah pada Senin (15/5/2023).

 

 

"Jadi, intinya Bahar Smith itu bohong aja anunya itu. Untuk mengalihkan isu tentang nasab. Sudah, kita fokus saja persoalan ilmiah, buktikan nasab Ba'alawi itu sampai tersambung ke Rasulullah, benar, apa nggak? Buktikan! Karena ini sudah terbukti berbahaya dan merusak agama, bangsa, dan negara, gitu loh, intinya tuh di situ. Nanti ada isu apa lagi, nanti ada isu apa lagi."

Namun, Bahar dalam pengajiannya mengatakan bahwa ia tidak mau banyak berbicara berkenaan dengan kondisinya. Ia juga menyampaikan tidak menyukai bermain drama. "Ana nggak mau banyak ngomong, dan ana paling benci dengan yang namanya drama, ente pikir ana pemain sinetron, terus mau mendrama-drama," katanya.  

"Ana ini orang lapangan, Bahar bin Smith orang lapangan, Bahar bin Smith orang perang, nggak mau banyak ngomong dan nggak suka drama, paling benci drama, paling benci pura-pura. Ana orang apa adanya. Putih, putih. Hitam, hitam. Nggak ada abu-abu. Orang lapangan, orang perang, orang perjuangan," kata HBS.

Bahar dilaporkan mengadukan sendiri kasus penembakannya itu ke kantor polisi. Bukti penembakan, yakni baju dan serban berdarah.

 
Berita Terpopuler