Pakar Sarankan Cek Warna Urine Sebelum Naik Pesawat, Ini Alasannya

Warna urine akan memperlihatkan status hidrasi seseorang.

Republika/Prayogi
Calon penupang pesawat mengantre check-in. Pakar mengingatkan untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi sebelum naik pesawat.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang menahan diri untuk banyak minum air sebelum naik pesawat terbang. Mereka tidak ingin buang air kecil selama perjalanan udara. Padahal, menghindari minum malah membuat risiko dehidrasi semakin besar.

Dikutip dari laman The Sun, Kamis (8/6/2023), tanpa mengurangi minum pun, perjalanan udara sudah membuat penumpang rentan dehidrasi. Pakar hidrasi Jennifer Williams mengatakan, tidak sedikit orang yang turun dari pesawat dengan lesu dan tenggorokan kering.

Williams menjelaskan, udara di dalam kabin pesawat memiliki hidrasi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang biasa dirasakan tubuh di darat. "Kelembapan kabin berkisar antara 10-20 persen dibandingkan tingkat normal 40-60 persen di darat," ungkapnya.

Kombinasi dari tekanan udara yang rendah, tingkat kelembapan "seperti gurun", dan penurunan asupan cairan karena tergesa-gesa di antara penerbangan, merupakan cara cepat untuk membuat tubuh dehidrasi. Sementara itu, dehidrasi dalam tingkatan ringan sekalipun dapat berdampak besar pada anak-anak maupun orang dewasa.

"Penelitian menunjukkan bahwa kehilangan dua persen air tubuh dapat berdampak negatif pada suasana hati, memori, dan koordinasi tubuh," tutur Williams.

Baca Juga

Berdasarkan keterangan dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), dehidrasi bisa membuat seseorang merasa lelah, pusing, dan sakit kepala. Mulut serta bibir juga akan terasa kering.

Williams menyarankan setiap orang yang akan naik pesawat terbang melakukan pemeriksaan hidrasi terlebih dahulu. Caranya, dengan buang air kecil dan memeriksa warna urine. Jika warna urine bening atau kuning muda, artinya seseorang sudah minum cukup air.

Sementara itu, warna urine kuning atau kuning tua artinya seseorang harus mulai minum lebih banyak cairan. Jika aroma urine tercium lebih kuat, itu semakin menunjukkan tanda dehidrasi. Tanda lainnya, yakni rasa haus dan berkurangnya kebutuhan untuk pergi ke toilet.

Untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi, Williams menyarankan minum cukup air sebelum naik pesawat. Lakukan pemeriksaan hidrasi antara delapan hingga 12 jam sebelum jadwal keberangkatan untuk bersikap proaktif terkait konsumsi cairan yang dibutuhkan.

Bawalah botol air yang dapat digunakan kembali. Tidak perlu membeli air mineral kemasan yang mahal di bandara.

Selain lebih baik untuk dompet, ini juga baik untuk tubuh karena botol bisa terus diisi ulang. Sebagai aturan umum, usahakan untuk minum sekitar 236 ml air setiap jam berada di pesawat.

Saat minum cukup air, memang ada kemungkinan seseorang perlu ke toilet saat di pesawat. Namun, itu tidak sepenuhnya merugikan atau merepotkan, sebab bangkit dari kursi dan bergerak selama penerbangan akan menghindarkan tubuh dari pegal-pegal.

Jika perlu, bawa bubuk elektrolit untuk dicampurkan ke air minum, atau bawa minuman elektrolit. Elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida adalah mineral yang membantu menyeimbangkan dan mengatur cairan dalam tubuh penting untuk fungsi otot dan saraf.

Saran selanjutnya dari Williams adalah memilih camilan yang menghidrasi. Hindari keripik, pretzel, atau camilan dengan kandungan garam tinggi. Williams lebih menyarankan untuk makan kudapan berupa buah dan sayuran dengan kandungan air yang tinggi, seperti mentimun, semangka, dan stroberi.

Penerbangan bisa berimbas buruk pada kulit, sehingga melembapkan kulit sebelum dan selama naik pesawat sangat penting. Untuk menghindari wajah, tangan, dan bibir mengering, Jennifer menyarankan untuk mengaplikasikan pelembap dan lip balm secara berkala.

 
Berita Terpopuler