Ini Alasan Bungkamnya Elon Musk Saat Kunjungi Cina 

Sebelum berkunjung ke Cina, para CEO dari AS mencari masukan informasi.

AP / Aaron Favila
CEO Tesla Elon Musk berbicara selama pertemuan virtual di KTT B20 menjelang KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Senin, 14 November 2022.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI – Bergiliran datangnya para CEO perusahaan dunia ke Beijing menjadi jalan bagi terbukanya kembali Cina. Di antara yang telah bertandang ke Cina adalah CEO Tesla, Elon Musk dan Goldman Sachs, David Solomon.

Di sisi lain, ada sikap yang sama. Mereka tak banyak mengumbar cerita atau komentar di publik mengenai perjalanan mereka di Cina termasuk bertemu dengan pejabat pemerintah, staf lokal, dan mitra bisnis. Ekspos media dan publik juga kini langka. 

Bahkan Musk, pemilik salah satu media sosial besar, Twitter, diam seribu bahasa atas perjalanannya ke Cina pekan lalu. Pada kunjungan 2020, Musk menari di panggung untuk merayakan pengiriman produksi pertama mobil Tesla di pabrik Shanghai. Acara ini terbuka bagi pers. 

Pada kunjungan yang baru lalu, media tak diundang saat Musk ke pabrik Tesla. Saat berada di Cina, ia tak mengisahkan sesuatu pun di Twitter. Hal serupa dilakukan Solomon. Pada 2019, ia bersedia diwawancara media dan hadir di sejumlah forum. 

Namun saat bertandang lagi pada Maret lalu, ia hanya melakukan pertemuan tertutip dengan regulator, dana kesejahteraan Cina, dan acara di sebuah universitas. Apa yang menyebabkan perubahan drastis tersebut?

Seorang staf senior kamar dagang mengungkapkan, minimnya informasi dari CEO dari Barat dan perusahaan mereka dalam perjalanan ke Cina, terkait dengan kehati-hatian di tengah ketegangan hubungan dagang dan politik Cina-AS. Hubungan kedua kian memburuk. 

Noah Fraser, direktur operasional Canada China Business Council, menyatakan, para eksekutif yang datang tak lagi mengejar peluang usaha baru tetapi menjaga yang sudah ada. Tentu tak akan sering mengundang pers, jamuan makan dan forum yang besar. 

‘’Mereka akan tetap menundukkan kepala dan makan siang secara privat, jadi bisa memahami apa yang terjadi di lapangan,’’ kata Fraser. Kepala asosiasi dagang AS menuturkan, sebelum berkunjung ke Cina, para CEO dari AS mencari masukan informasi.

 

Di antaranya mengenai perluasan penetapan undang-undang konter spionase Cina, ini terkait situasi sensitif menjalankan usaha di Cina. Para CEO itu juga ingin tahu bagaimana berhubungan dengan pejabat Pemerintah Cina dan saat perjalanan tersiar ke publik. 

Menurut dia, mereka tak tertarik berbicara ke media dan menghadapi risiko ditanya untuk berkomentar mengenai hubungan atau sikap Beijing dan Washington. 

Kamar Dagang Uni Eropa menyatakan, perusahaan yang beroperasi di Cina, selalu menerapkan kehati-hatian dalam tingkatan tertentu. Dan saat ini, beradaptasi dengan perubahan di sejumlah area yang mungkin menjadi hal yang sensitif. 

Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan banyaknya kunjungan CEO dari AS sinyal kepercayaan pada ekonomi Cina. Terkait undang-undang konter spionase, mereka manyatakan ini hak Cina menjaga keamanan nasional melalui legislasi di dalam negeri. 

 

Selain Musk dan Solomon, ada sejumlah CEO lain yang ke Cina dalam beberapa waktu terakhir ini, yakni Tim Cook dari Apple, Patrick Gelsinger dari Intel, dari General Motor ada Mary Barra, Stephen Schwarzman dari Blackstone, dan dari JPMorgan ada Jamie Dimon.

 
Berita Terpopuler