Bendungan Kakhovka dan Geopolitik Air di Krimea

Bendungan Kakhovka dan Geopolitik Air di Krimea

Planet Labs PBC via AP
Citra satelit yang disediakan oleh Planet Labs PBC ini menunjukkan ikhtisar kerusakan bendungan Kakhovka di Ukraina selatan pada Selasa, 6 Juni 2023.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Jebolnya Bendungan Nova Kakhovka di Ukraina akan mengancam pasokan air di Krimea. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Selasa (6/6/2023) menuduh Ukraina sengaja menyerang bendungan untuk menghentikan aliran air ke Krimea.

Baca Juga

"Jelas salah satu tujuan dari tindakan sabotase ini adalah untuk menghilangkan Krimea dari permukaan air di waduk, dan pasokan air ke kanal berkurang secara drastis," kata Peskov.

Sementara Ukraina menuding Rusia berada di balik jebolnya bendungan tersebut. Video yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan gelombang air mengucur dari bendungan yang melewati Sungai Dnipro. Bendungan ini merupakan bagian dari kompleks yang mencakup reservoir besar, yang menampung volume air sebesar 18 kilometer kubik, atau kira-kira sama dengan Great Salt Lake di  negara bagian Utah, Amerika Serikat (AS).  

Penduduk setempat mencoba mengendarai sepeda mereka di sepanjang jalan yang banjir setelah bendungan Kakhovka meledak semalaman, di Kherson, Ukraina, Selasa, 6 Juni 2023. - (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

Waduk ini memasok air ke Kanal Krimea Utara yang dibangun pada era Soviet. Saluran ini secara tradisional memasok 85 persen air ke Krimea. Sebagian besar air tersebut digunakan untuk pertanian industri. Sementara sekitar seperlima untuk air minum dan kebutuhan umum lainnya.

Rusia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah pasokan air Krimea sebelum akses ke kanal dipulihkan tahun lalu. Kepala Krimea yang didukung Rusia, Sergei Aksyonov mengatakan, tidak ada ancaman langsung terhadap pasokan air semenanjung atau risiko banjir. Tetapi ada potensi ancaman serius di masa depan.

"Ada risiko Kanal Krimea Utara akan menjadi lebih dangkal," kata Aksyonov.

Aksyonov mengatakan, untuk saat ini waduk Krimea terisi sekitar 80 persen  dari kapasitasnya. Sementara Kanal Krimea Utara saat ini menampung sekitar 40 juta meter kubik air.

"Air minum sudah lebih dari cukup. Upaya sedang dilakukan untuk meminimalisir kehilangan air di kanal," kata Aksyonov dalam keterangan di aplikasi pesan Telegram.

Kanal itu diblokir oleh Ukraina setelah aneksasi Rusia atas Krimea pada 2014. Langkah ini menyebabkan kekurangan air akut di semenanjung. Blokade ini berakhir setelah pasukan Rusia merebut kanal ketika mereka menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.

Para pejabat Rusia mengatakan, pemulihan akses ke kanal itu sebagai salah satu keuntungan dari operasi militer khusus di Ukraina. Sebelum perang di Ukraina meletus, Presiden Vladimir Putin dan pejabat tinggi lainnya sering mengadakan pertemuan tentang masalah air Krimea. Mereka mencoba menyusun rencana, mulai dari mengebor sumur hingga membangun pabrik desalinasi yang akan memungkinkan semenanjung menjadi sepenuhnya otonom dalam hal pasokan airnya.

Gubernur Sevastopol yang diangkat Rusia, Mikhail Razvozhaev mengecilkan ancaman langsung terhadap pasokan air. "Pasokan air ke kota tidak akan terpengaruh oleh kerusakan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya dengan cara apa pun. Kota ini menggunakan waduknya sendiri, cadangan airnya maksimal, dan ada juga sumber cadangan pasokan air," ujar Razvozhaev.

Pada November 2022, ketika Moskow dan Kiev saling menuduh merencanakan untuk meledakkan bendungan, seorang pejabat tinggi yang didukung Rusia di Krimea, Vladimir Konstantinov mengatakan, Semenanjung Krimea memiliki cukup air di reservoirnya sendiri dan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua tahun meskipun tidak hujan.

Namun dia mengatakan, pihak berwenang yang didukung Rusia mengandalkan terusan itu sebagai sumber pembangunan Krimea. 

 

 
Berita Terpopuler