Polusi Udara Bisa Picu Batuk-Penyakit Paru, Bagaimana Cara Supaya Tetap Sehat?

Polusi udara bisa terdapat di dalam maupun luar ruangan.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Seorang warga beraktivitas dengan mengenakan masker di tengah kabut polusi yang menyelimuti udara Jakarta (Ilustrasi).
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polusi udara kerap terjadi di kota-kota besar, tak terkecuali di Jakarta sebagai ibu kota negara. Polusi udara ini tidak baik untuk kesehatan, bisa memicu batuk, bahkan yang lebih parah adalah penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Lalu, bagaimana cara menghindarinya? Kelompok Kerja Asma dan PPOK, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Triya Damayanti, menjelaskan, polusi udara dapat ditemukan di dalam ruangan maupun luar ruangan.

Polusi udara di dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok atau asap dapur dari pembakaran kayu bakar. Sedangkan, polusi udara di luar ruangan biasanya bersumber dari asap pembakaran baik, kebakaran hutan, pembakaran sampah yang terus-menerus, hingga asap pabrik dan kendaraan bermotor.

Baca Juga

Pajanan yang lama dari polusi udara tentu saja mendatangkan risiko kesehatan. Polusi udara dari asap kendaraan tidak serta merta menyebabkan PPOK. Penyakit itu tidak muncul dalam satu atau dua hari, namun membutuhkan waktu.

Senada, Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Wiwien Heru Wiyono mengungkapkan, pihaknya pernah melakukan penelitian dibeberapa daerah, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, serta Kepulauan Seribu. Hasilnya menunjukkan polusi udara juga terkait dengan asma.

"Semakin tinggi polusi yang diukur, maka gejalanya semakin lebih tinggi. Di Jakarta Selatan yang lebih kurang polusinya," ungkapnya.

Hanya saja, pihaknya belum melakukan penelitian lanjutan mengenai kaitan polusi dan kesehatan. Ke depannya, menurut Prof Wiwien, itu akan segera diteliti.

"Tingkat mana yang sudah dikatakan berbahaya dan perlu dilakukan tindakan."

Hindari polusi udara

Agar terhindar dari dampak kesehatan akibat polusi udara atau kualitas udara yang tidak bagus, Prof Wiwien menyarankan untuk melindungi diri. Menghindari pajanan polusi penting baik untuk anak maupun dewasa.

"Orang tua jangan merokok. Jangan dekat-dekat dengan anaknya saat merokok," ujarnya seraya menambahkan karena perokok pasif memiliki dampak kesehatan yang sama bahayanya dengan perokok aktif.

Di Jepang, lanjutnya, kanker paru pada ibu-ibu disebabkan karena suaminya merokok. Lebih lanjut, asap rokok juga dapat menyebabkan sakit jantung dan strok.

"Jangan sampai anak terpolusi apapun," ujar Prof Wiwien seraya mengingatkan agar anak juga tidak merokok.

Gunakan masker

Tak ingin bertahun mendatang kena PPOK? Dokter Triya menjelaskan ada faktor risiko yang dapat kendalikan.

Jika setiap hari harus berkendara atau terpajan polusi udara, ambil tindakan untuk melindungi diri, misalnya dengan menggunakan masker. Prof Wiwien juga menganjurkan agar tidak terlalu sering berada di tempat-tempat yang terkena asap dari kendaraan bermotor.

"Itu yang harus dimodifikasi, dan terhadap diri masing-masing juga harus menjaga sehingga bisa terhindari dari PPOK beberapa tahun kemudian," ujarnya.

 
Berita Terpopuler