UEA Tidak Lagi Terlibat Dalam Operasi Melindungi Laut Teluk Arab

Beberapa pekan terakhir kapal-kapal tanker UEA disita Angkatan Laut Iran.

Reuters
Bendera Uni Emirat Arab (UEA). UEA mengatakan tidak lagi terlibat dalam operasi gugus tugas yang dipimpin AS melindungi Teluk Arab.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan tidak lagi terlibat dalam operasi gugus tugas yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk melindungi Teluk Arab. Beberapa pekan terakhir kapal-kapal tanker UEA disita Angkatan Laut Iran.

Baca Juga

UEA merespon laporan surat kabar Wall Street Journal yang mengutip sumber AS dan Teluk. Sumber mengatakan negara Teluk frustasi dengan lemahnya respon AS terhadap penyitaan kapal tanker baru-baru ini oleh Iran.

Dalam pernyataannya, Kamis (1/6/2023) mengatakan terdapat 'salah karakterisasi' dalam percakapan dua negara. Tetapi UEA mengatakan telah berhenti terlibat dalam Pasukan Maritim Gabungan (CMF) yang bermarkas di pangkalan angkatan laut AS di Bahrain, dua bulan yang lalu.

Namun situs CMF menunjukkan UEA belum keluar dari CMF yang dibentuk tahun 2001 untuk mengatasi terorisme internasional. UEA masih salah satu dari 38 negara mitra yang bekerja sama dalam isu keamanan, kontra-terorisme dan kontra-bajak laut di Laut Merah dan kawasan Teluk.

Dalam pernyataannya UEA tidak menjelaskan mengapa berhenti berpartisipasi atau apakah akan kembali bergabung dengan CMF. UEA mengatakan akan berkomitmen pada dialog dan pendekatan diplomatik untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas kawasan, serta memastikan keamanan pelayaran di laut sesuai dengan hukum internasional.

Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri UEA belum menanggapi permintaan komentar. Seorang pejabat pejabat AS mengkonfirmasi UEA masih negara mitra CMF.

Ia mengatakan UEA sangat prihatin dengan respon yang diambil mengenai penyitaan kapal tanker, seperti setelah rudal kelompok Houthi yang didukung Iran menghantam UEA pada Januari 2022 atau semua aktivitas yang merusak stabilitas di dekat negara itu.

Kawasan Teluk memiliki sejumlah rute pelayaran terpenting di dunia, sejak 2019 terjadi serangkaian serangan terhadap kapal-kapal di kadawan tersebut. Terutama setelah hubungan Iran dan AS sebagai sekutu utama negara-negara Arab Teluk semakin memanas.

Lima pekan yang lalu Iran menyita dua kapal tanker dalam waktu satu pekan di perairan Teluk dekat Selat Hormuz. Kapal kedua, Niovi, dalam pelayaran dari Dubai menuju pelabuhan Fujairah, UEA.

CMF rutin melaporkan keberhasilan menggagalkan penyelundupan narkoba di perairan Teluk. Pekan lalu kelompok itu membentuk gugus tugas baru untuk melatih angkatan laut negara-negara mitra dalam memperkuat keamanan maritim di Timur Tengah.

 
Berita Terpopuler