KPI Sebut Masih Banyak TV yang Tayangkan LGBT

Penyiar tayangan LGBT akan dipanggil KPI.

Tim infografis Republika
LGBTQ
Rep: Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat bidang pengawasan isi siaran, Aliyah, mengungkapkan masih banyak Televisi di Indonesia yang menayangkan program yang memiliki unsur lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT). Menurut dia, unsur LGBT itu banyak ditemukan dalam program infotainment.

Baca Juga

“Terkait LGBt banyak tv-tv yang masih menayangkan itu infotainment. Trans TV banyak sekali temuan, yang Trans TV biasanya,” ujar Aliyah saat ditanya dalam acara “Peta Moderasi Beragama di Kelompok Media” di Jakarta, Senin (29/5/2023).

Dia menyatakan pihaknya sudah melakukan pembinaan dan melakukan pemanggilan kepada lembaga penyiaran tersebut. Jika kemudian tidak bisa dibina, kata dia, maka KPI akan memberikan sanksi dan pihaknya siap untuk membuktikan adanya pelanggaran tersebut.

“Termasuk aduan terbaru misalnya terkait dengan program TV Brownis atau Pagi-Pagi Ambyar, masih banyak menghadirkan talent yang agak gemulai. Kita emang strict sebenarnya di hal tersebut, termasuk adu-aduan masyarakat banyak terkait itu,” ucap Aliyah.

Trans TV terus dibina...

 

Sejauh ini, menurut dia, tinggal Trans TV yang masih banyak menghadirkan talenta yang lemah gemulai. Sedangkan lembaga penyiaran lainnya sudah mulai bagus.

“Ini juga menjadi PR juga. Tapi sebenarnya kita sudah melakukan pembinaan kepada TV  tersebut. Buktinya banyak kok tv-tv yang tadinya begitu sudah berkurang, tinggal ini Tranvs TV yang memang masih terus kita bina, terus kita klarifikasi, kita panggil,” kata dia.

Tayangan yang menampilkan unsur LGBT ini, menurut dia, memang membuat banyak masyarakat risau. Karena itu, dia pun heran dengan lembaga penyiaran yang masih menampilkan talenta yang lemah gemulai tersebut.

“Banyak kok talent, kenapa sih yang dipanggil si A misalnya, kemudian ada lagi pelatih senam yang lagi viral di Brownis itu. Kenapa harus mereka yang dipanggil,” jelas Aliyah.  

“Karena mereka punya komunitas-komunitas tersebut. Nah ini juga meresahkan masyarakat. Ini KPI sudah melakukan teguran,” jelasnya.

 
Berita Terpopuler