Media Sosial: Perantara Perubahan Sosial Masyarakat

sosial gaya hidup #sosial #society #medsos #socialbalance

retizen /baskara baskara
.
Rep: baskara baskara Red: Retizen

Perkembangan teknologi internet jelas membawa pengaruhterhadap kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk perubahanteknologi yang ada adalah kemunculan media sosial. Media sosialmulai dikenal oleh masyarakat sejak tahun 1978 denganditemukannya sistem papan bulletin yang memungkinkan manusiauntuk dapat berhubungan dengan orang lain dengan menggunakansurat elektronik, ataupun mengunggah dan mengunduh perangkatlunak. Pada saat itu, teknologi internet masih menggunakansaluran telepon dengan menggunakan modem.

Media sosial merupakan situs di mana seseorang dapatmembuat web page pribadi dan terhubunga dengan semua orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagiinformasi dan berkomunikasi. Jika media tradisionalmenggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan sarana internet. Media sosial mengajak siapasaja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberikanfeedback secara terbuka, memberi komentar serta membagiinformasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Pembuatan sebuah akun di media sosial sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Para pengguna media sosial biasanya memposting mengenai kegiatan pribadinya, curhatan serta foto-fotonya. Semakin seseorang aktif di media sosial, maka ia akan semakin dianggap keren dan gaul, sebaliknyamereka yang tidak memiliki media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman dan kurang gaul.

Kehadiran media sosial telah menghapus batasan dalambersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu. Mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapunsehingga tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyaipengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Media sosialyang banyak digunakan di kalangan masyarakat antara lain: Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, Line, Whatsapp, Blackberry Massenger, TikTok dan masih banyak lagi. Saat ini, media sosial tidak lagi digunakan hanya sebagai alatuntuk berkomunikasi namun juga digunakan sebagai media untukbertransaksi.

Pandemi Covid-19 membawa perubahan yang luar biasadalam perkembangan komunikasi dan transaksi. Jika sebelumpandemi melanda, jumlah transaksi yang dilakukan secara online tidak begitu besar, maka pada saat pandemi dan pasca pandemi, transaksi perdagangan yang dilakukan secara online mengalamipeningkatan yang signifikan. Larangan untuk berkumpul dan bertatap muka tidak menyurutkan keinginan masyarakat untukterus berbelanja dan berkomunikasi. Oleh karena itu keberadaanmedia sosial menjadi sebuah jembatan penolong bagi banyakorang.

Toko-toko yang pada awalnya mengandalkan penjualansecara konvensional akhirnya pun terdorong untuk mulaimemanfaatkan media sosial sebagai sarana penjualan bahkantidak jarang banyak toko-toko yang akhirnya lebih memilihberjualan online dibandingkan offline. Hal ini dikarenakan minatbelanja online masyarakat yang terus meningkat. Kemudahanyang ditawarkan serta harga yang seringkali jauh lebih murahdaripada di toko offline membuat perdagangan melalui media sosial lebih digandrungi.

Tentunya, kehadiran media sosial selain dianggap mampuuntuk menjembatani keinginan manusia untuk dapatberkomunikasi dan bertransaksi dianggap sebagai bentuk positifdari kehadiran media sosial, namun sayangnya bagai dua sisi matauang, media sosial pun tidak luput dari sisi negatif ataskeberadaannya.

Kebiasaan orang untuk selalu mengunggah hal-hal yang dianggap menarik seringkali memberikan efek negatif, misalnyaagar seseorang dianggap hebat atau keren, ia sering mengunggahfoto-foto selfie di tempat-tempat yang menarik. Seringkali untukmendapatkan foto-foto tersebut orang tersebut melanggar aturan. Hal ini telah sering terjadi, di mana dalam berita-berita dikabarkanada orang kecelakaan akibat menggambil foto selfie yang mengakibatkan ia terjatuh dari ketinggian atau tertabrakkereta/mobil. Selain itu kebiasaan untuk berkomentar atas sebuahstatus atau timeline acapkali menimbulkan pertengkaran, bahkanakhir-akhir ini sering kita dengar mengenai munculnya beritahoax yang digunakan oleh orang-orang tertentu untukmendongkrak popularitasnya.

Tidak hanya sampai di situ, keberadaan media sosial yang awalnya dianggap sebagai bentuk perantara penjualan, akhirnyamembuka peluang untuk terjadinya penipuan. Tidak sedikit kasuspenipuan yang terjadi pada transaksi online. Sayangnya untukkasus penipuan belanja online ini seringkali tidak mendapatkansolusi yang menyenangkan bagi pihak pelanggan. Banyak kasusakhirnya terlupakan begitu saja. Hal ini bukan dikarenakan tidakadanya peraturan yang mengatur mengenai transaksi secaraonline, namun panjang dan berbelitnya birokrasi yang seringkalimembuat orang yang sudah tertipu menjadi malas untukmelanjutkan perkaranya.

Media sosial yang hadir dalam masyarakat tentunyadiharapkan mampu membawa angin sejuk bagi perkembangansosial budaya dan ekonomi, namun dibalik semua kesenangan dan kemudahan yang ditawarkan masyarakat hendaknya waspadaakan bahaya yang mengintai dari kehadiran media sosial. Ingatlahuntuk selalu bijak ketika kita menggerakan jari jemari kita ketikaberkomentar serta bijaklah dalam bertransaksi. Pilih kalimat yang bijak sehingga tidak akan menimbulkan huru hara di kemudianhari serta bijaklah dalam memilih barang. Perhatikan toko yang anda tuju, bila perlu tanyakan secara detail sehingga anda tidaktertipu.

 
Berita Terpopuler