PW Muhammadiyah DIY Minta Kader Waspadai Gerakan Islam Transnasional

Muhammadiyah harus menjadi alat dakwah Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Antara
Logo Muhammadiyah.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta kadernya mewaspadai masuknya gerakan Islam Transnasional ke dalam organisasi.

Baca Juga

"Yang menjadi tantangan PWM ke depan yaitu masuk dan masifnya infiltrasi gerakan Islam Transnasional ke dalam batang tubuh Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Ketua PWM DIY Muhammad Ikhwan Ahada dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis (18/5/2023).

Ikhwan menegaskan bahwa Muhammadiyah harus menjadi alat dakwah yang mampu bersinergi dengan komponen umat, bangsa, dan kemitraan di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional.

Selain menghalau gerakan atau ideologi transnasional, menurut dia, tantangan kader Muhammadiyah ke depan adalah peningkatan respons problem sosial, termasuk "klithih" atau kejahatan jalanan, kekerasan berbasis agama, hingga disparitas pendapatan masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris PWM DIY Arif Jamali Muis meyakini Muhammadiyah DIY akan menjadi organisasi yang unggul dan berkemajuan dengan anggota lebih dari 648 orang yang berasal dari latar belakang pendidikan, profesi, dan strata pendidikan yang beragam.

Menurut dia, sinergi dan kolaborasi antarmajelis, lembaga dapat dilakukan melalui implementasi program kerja yang terukur selama lima tahun ke depan.

"PWM DIY akan selalu mengelaborasiprogram dan melakukan monitoring secara periodik untuk melihat ketercapaian program kerja majelis dan lembaga melalui 'performance indicator program'," ujar Arif.

Dalam kesempatan itu, Arif menuturkan Muhammadiyah DIY menginginkan masjid menjadi pusat pengembangan ide, gagasan, serta pemberdayaan dan peradaban berkemajuan.

"Masjid juga harus menjadi pusat peradaban umat, bangsa, dan negara," ujar dia.

 
Berita Terpopuler