Hanya Dua Lembaga Survei Hampir Akurat Prediksi Pilpres Turki

Betimar menyatakan Erdogan mendapatkan 49,1 persen, Kilicdaroglu 45 persen.

AP Photo
Jurnalis menyaksikan hasil perhitungan cepat pemilu di markas besar Partai Rakyat Republik, CHP, di Ankara, Turki, Ahad, (14/5/2023).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Pemilu Presiden (Pilpres) Turki membuat lembaga-lembaga survei gagal memprediksi hasilnya. Mayoritas jajak pendapat lembaga survei menempatkan capres Kemal Kilicdaroglu sebagai pemenang pilpres dalam satu putaran. 

Namun, hasil penghitungan suara pilpres pada Ahad (14/5/2023) justru mengantarkan pejawat Presiden Recep Tayyip Erdogan meraih suara lebih banyak. Meski demikian, suaranya kurang dari 50 persen sehingga pilpres harus masuk ke putaran kedua pada 28 Mei 2023. 

Setelah komisi pemilu Turki mengumumkan hasil penghitungan resmi dan tak sesuai dengan jajak pendapat kebanyakan lembaga survei, maka semua mata tertuju kepada mereka. Banyak pertanyaan yang diharapkan bisa terjawab, apa yang terjadi pada lembaga survei ini. 

Merujuk hasil penghitungan Supreme Election Board (YSK), komisi pemilu Turki, Erdogan meraih dukungan 49,51 persen suara , sedangkan Kilicdaroglu hanya mendapatakan 44,85 persen. Sedangkan kandidat lainnya, Sinan Ogan sebesar 5,17 persen. 

Muharrem Ince, ketua umum Homeland Party, mendulang 0,44 persen suara meski dia menyatakan mundur beberapa hari sebelum hari pencoblosan. Sebagian besar lembaga survei yang menyatakan hanya satu putaran dengan demikian tak sesuai dengan penghitungan resmi. 

Hanya dua lembaga survei hasil jajak pendapatnya, hampir sama dengan hasil penghitungan resmi YSK. Salah satunya, Betimar, yang menyampaikan hasil jajak pendapatnya, Erdogan mendapatkan 49,1 persen dan Kilicdaroglu 45 persen. 

‘’Kami mempertahankan keberhasilan yang kami capai pada Pemilu 2018. Kami melakukan jajak pendapat dengan mengambil sampel dari semua 81 provinsi Turki,’’ ujar Direktur Betimar, Gurkan Duman seperti dilansir laman berita Hurriyet, Selasa (16/5/2023).

Duman menambahkan, keakuratan hasil jajak pendapat itu karena responden memberikan keterangan sebenarnya. Margin error hanya 0,3 persen. ‘’Pekan lalu, kami secepatnya melakukan jajak pendapat kedua setelah Ince mengundurkan diri,’’ ungkapnya. 

Setelah putaran pertama usai, Duman menyatakan, Betimar mulai bekerja untuk menghimpun data memproyeksikan kemungkinan siapa yang akan menang di putaran kedua. Ia mencatat, berdasarkan perkiraan awal, Erdogan lebih diuntungkan. 

Menurut Duman, partisipasi pemilih pada putaran kedua berpotensi tidak sampai 90 persen seperti di putaran pertama. ‘’Persepsi publik menyatakan Erdogan akan menang. Erdogan punya keuntungan di putaran kedua,’’ jelasnya. 

Optimar, yang telah berdiri sejak 30 tahun lalu, juga hampir akurat dalam hasil jajak pendapatnya. Erdogan menghimpun dukungan 50,4 persen dan Kilicdaroglu 44,7 persen. 

Selisih besar

Sejumlah jajak pendapat sebelum pelaksanaan Pilpres Turki, Ahad (14/5/2023) bermunculan. Capres oposisi Kilicdaroglu diunggulkan dibandingkan pejawat Erdogan dengan selisih suara lebih dari 10 persen. 

Kilicdaroglu diyakini mampu memenangkan lebih dari 50 persen suara, sebagai syarat pilpres hanya satu putaran. Mereka juga memprediksi koalisi oposisi, Nation Alliance, mampu menyapu mayoritas kursi di parlemen. Minimal enam persen di atas koalisi yang dipimpin AK Party. 

Jajak pendapat  Aksoy Research yang diselenggarakan pada 8 Maret dan dirilis Sabtu (11/3/2023)  menunjukkan, Kilicdaroglu memperoleh dukungan suara 55,6 persen. Sedangkan rivalnya, Erdogan hanya 44,4 persen suara. 

Selain itu, jajak pendapat pada 6-7 Maret oleh Alf Research juga menempatkan Kilicdaroglu sebagai kampiun, dengan 55,1 persen suara dan Erdogan 44,9 persen. Piar Research menempatkan Kilicdaroglu dengan kemenangan 57,1 persen. Erdogan 42,0 persen.

Sedangkan ORC Research memperlihatkan 56,8 persen bakal diraih Kilicdaroglu, sebanyak 43,2 persen untuk Erdogan. Jajak pendapat ini dilaksanakan pada 4-6 Maret, sebelum capres dari oposisi utama diumumkan secara resmi pada 8 Maret.

Gempa bumi Februari 2023, tampaknya hanya berdampak kecil bagi popularitas AKP, partai pendukung Erdogan. Jajak pendapat Metropoll menyajikan data, 34,4 persen responden menyalahkan pemerintah karena kerugian akibat gempa, 26,9 persen menyalahkan kontraktor. 

Sebanyak 15,4 persen menyalahkan pemerintah kota, 12,9 persen responden lainnya menyatakan semua bertanggung jawab. 

Merve Tahiroglu, direktur program Project on Middle East Democracy di Turki menyatakan koalisi oposisi beragam. Setiap sosok penting di koalisi tersebut bisa menjangkau segmen berbeda di Turki. 

‘’Pada momen khusus ini, kita memiliki alasan untuk optimistis pemilu Turki mengantarkan kemenangan oposisi dalam 20 tahun terakhir ini,’’ katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (16/5/2023). Pilpres diwarnai kejutan dengan mundurnya capres Muharrem Ince, Kamis (11/5/2023).

Mundurnya Ince yang diumumkan di Ankara, diprediksi mengubah peta politik pilpres. Bersamaan dengan itu, jajak pendapat oleh Konda, menyebutkan dukungan untuk Erdogan 43,7 persen dan Kilicdaroglu  49,3 persen. Maka berpotensi adanya putaran kedua pilpres. 

Survei digelar 6-7 Mei, sebelum pengumuman Ince. Namun setelah Ince mundur, banyak yang meyakini ini berkah bagi Kilicdaroglu. ‘’Saya tak kaget jika Kilicdaroglu meraih dukungan 51 persen,’’ ujar Manajer Konda Bekir Agirdir. Ince diproyeksikan dapat 2,2 persen dukungan. 

 

 

 

 
Berita Terpopuler