Tiga Macam Orang yang Menuntut Ilmu 

Penting mencari ilmu dengan niat tulus karena Allah.

Blogspot.com
Tiga Macam Orang yang Menuntut Ilmu. Foto: Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).
Rep: Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sangat penting dalam mencari ilmu dengan mengawali dengan niat yang baik dan lurus. Sebab itu akan menentukan tujuan yang akan dicapai dari ilmu yang dipelajari. Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al Ghazali memberikan penjelasan tentang tiga macam orang dalam mencari ilmu. Apa saja: 

Baca Juga

Pertama, orang yang niat mencari ilmu murni karena Allah

Inilah niat yang tepat bagi setiap pencari ilmu semata-mata karena mengharap ridho Allah dan mengejar kebahagiaan akhirat, menyiapkan bekal menuju akhirat. Maka ilmunya akan membawa keberkahan baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana disebutkan Imam Ghazali:

واعلم أن الناس في طلب العلم على ثلاثة أحوال: رجل طلب العلم ليتخذه زاده إلى المعاد، ولم يقصد به إلا وجه الله والدار الآخرة؛ فهذا من الفائزين

Dan ketahuilah,  sesungguhnya manusia dalam mencari ilmu itu ada tiga macam: (Pertama) orang yang mencari ilmu dengan niat supaya menjadikan ilmunya menjadi bekal menuju akhirat. Dan ia tidak berniat dalam mencari ilmu kecuali mengharap ridhaNya Allah dan mencari kebahagiaan akhirat. Maka orang yang seperti ini adalah orang-orang yang akan beruntung. 

Kedua, orang yang niat mencari ilmu untuk kebahagiaan di dunia semata

Ada orang-orang yang mencari ilmu hanya karena ingin kebahagiaan dunia saja, ingin agar dengan ilmu itu menjadi kaya raya, menjadi punya pangkat dan jabatan. Sejatinya mereka itu tidak memperoleh kebahagiaan dalam mencari ilmu, mereka justru dalam lubuk hati terdalamnya merasa hina dengan niat mencari ilmu yang keliru. Maka apabila berlum tobat hingga datangnya ajal, orang yang seperti ini beresiko su'ul khotimah. Sedang bila ia bertobat, maka dia akan mendapatkan keberuntungan. Dikatakan oleh Imam Ghazali:

ورجل طلبه ليستعين به على حياته العاجلة، وينال به العز والجاه والمال، وهو عالم بذلك، مستشعر في قلب ركاكه حاله وخسة مقصده، فهذا من المخاطرين. فإن عاجله أجله قبل التوبة خيف عليه من سوء الخاتمة، وبقي أمره في خطر المشيئة؛ وإن وفق للتوبة قبل حلول الأجل، وأضاف إلى العلم العمل، وتدارك ما فرط منه من الخلل – التحق بالفائزين، فإن التائب من الذنب كمن لا ذنب له

Orang yang mencari ilmu untuk menggunakannya atas kehidupan-kehidupan dunia, dan untuk memperoleh kekayaan dunia, pangkat dan harta, padahal dia mengerti niat seperti itu salah, dia merasakan dalam hatinya bahwa hinanya orang seperti itu, dan begitu rendahnya tujuan orang itu. Orang seperti itu adalah orang yang berbahaya atau berisiko. Maka jika datang ajalnya sebelum tobat dikhawatirkan pada orang tersebut su'ul khotimah, dan nasibnya dalam bahaya. Dan bila diberikan taufik untuk bertaubat sebelum datangnya ajal, dan menambah selain ilmu itu adalah mengamalkan ilmu, serta menutupi amalan-amalan yang telah dilakukannya, maka dia akan ditemukan dengan golongan orang yang beruntung. Karena orang yang tobat dari dosa itu seperti orang yang tak pernah berbuat dosa baginya. 

 

Ketiga, orang yang ilmunya ditunggangi setan

Yang paling celaka adalah orang berilmu yang dikuasai setan. Maka ilmunya itu dijadikan sebagai alat untuk mengeruk kekayaan dunia semata. Tak hanya itu dia juga suka membangga-banggakan, menyombongkan dirinya dengan banyaknya orang yang mengikuti dan memujanya. Ia menyampaikan ilmunya ke berbagai tempat tanpa semata agar bisa terkenal, kaya, dan nafsu dunianya terpenuhi. Celakanya lagi dia merasa paling mulia dan menjadi ulama yang dekat dengan Allah. Dia berpenampilan menyerupai ulama padahal dirinya bergelimang dunia lahir batinnya. Orang berilmu jenis ini sebagaimana dikatakan nabi disebut ulama suu. Ulama yang suka memutar balikan fatwa, yang memperalat ilmu agama untuk kepentingan dunia dan merasa benar. 

ورجل ثالث استحوذ عليه الشيطان؛ فاتخذ علمه ذريعة إلى التكاثر بالمال، والتفاخر بالجاه، والتعزز بكثرة الأتباع، يدخل بعلمه كل مدخل رجاء أن يقضى من الدنيا وطره،  وهو مع ذلك يضمر في نفسه أنه عند الله بمكانة، لاتسامه بسمة العلماء، وترسمه برسومهم في الزى والمنطق، مع تكالبه على الدنيا ظاهرا وباطنا فهذا من الهالكين، ومن الحمقى المغرورين؛ إذ الرجاء منقطع عن توبته لظنه أنه من المحسنين، وهو غافل عن قوله تعالى (يَأيُها الَّذين آمنوا لِمَ تَقولونَ مالا تَفعَلون) . وهو ممن قال فيهم رسول الله: (أنا من غير الدجال أخوف عليكم من الدجال) فقيل: وما هو يارسول الله؟، فقال: (علماء السوء

Orang yang ketiga, setan menguasainya maka menjadikan ilmunya sebagai alat untuk memperbanyak harta. Dan untuk berbangga-banggaan dengan pangkat. Dan bersombong-sombongan dengan banyaknya pengikutnya. Dia masuk dengan ilmunya kepada setiap pintu masuk, karena berharap bisa memenuhi keduniaan hajat nafsunya. Sudah seperti itu dia masih menyimpan perasaan bahwa dia memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah, karena dia bergelar dengan gelarnya ulama, dan berpenampilan seperti penampilannya ulama, dalam pakaiannya dalam ucapannya, serta bergelimang dunia zahir dan batinnya. Maka dia orang yang celaka, orang yang dungu, karena harapan bertobatnya terputus, karena prasangka dia bahwa dia dari golongan orang yang baik. Dia lalai firman Allah: Wahai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan perkara yang tak kalian lakukan”, ia termasuk orang yang Rasulullah bersabda tentang mereka: “ada selain Dajjal, yang saya lebih khawatirkan menghancurkan kalian selain dajjal , lalu dikatakan apa itu wahai Rasulullah, beliau bersabda: “yaitu ulama’ jahat”.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler