Erdogan dan Kilicdaroglu Gagal Lewati Ambang Batas, Pilpres Turki Masuki Putaran Kedua

Erdogan berhasil mendapatkan lebih banyak suara dari yang diperkirakan

EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyapa para pendukungnya saat rapat umum kampanye pemilihannya di distrik Beyoglu di Istanbul, Turki, Sabtu (13/5/2023). Turki akan mengadakan pemilihan umum pada 14 Mei 2023 dengan sistem dua putaran untuk memilih presidennya, sedangkan pemilihan parlemen akan dilakukan diselenggarakan secara bersamaan.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki tampaknya akan menggelar pemilihan presiden putaran kedua setelah Recep Tayyip Erdogan maupun saingan utamanya Kemal Kilicdaroglu gagal melewati ambang batas kemenangan. Erdogan berhasil mendapatkan lebih banyak suara dari yang diperkirakan dalam tantangan politik terberat 20 tahun kekuasaannya.

Kantor berita Anadolu Agency melaporkan di putaran pertama pemilihan presiden Ahad (15/5/2023) Erdogan unggul dengan 49,44 persen suara dan Kilicdaroglu yang di posisi kedua mendapat 44,86 persen. Namun keduanya mengklaim kemenangan dan menentang angka tersebut, menunjukkan polarisasi mendalam di negara yang berada di persimpangan politik.

Pemilihan ini akan menentukan nasib Turki di bawah kepemimpinan Erdogan. Aliansinya berhasil menjadi mayoritas di parlemen sehingga memberi keuntungan sebelum pemungutan suara putaran kedua yang digelar 28 Mei mendatang.

Jajak pendapat sebelum putaran pertama sangat ketat tapi memberi Kilicdaroglu yang memimpin aliansi enam partai sedikit keunggulan. Dua jajak pendapat pada Jumat (12/5/2023) menunjukkan dukungan terhadap Kilicdaroglu di atas 50 persen.

Baca Juga

Pemilihan presiden ini tidak hanya memutuskan siapa yang akan memimpin Turki, anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang berpopulasi 85 juta orang tetapi juga menentukan nasib demokrasi; bagaimana cara mengatasi krisis biaya hidup; dan mengelola hubungan dengan Rusia, Timur Tengah dan Barat.

"Erdogan akan memiliki keuntungan di putaran kedua setelah sejauh ini aliansinya mendapatkan hasil lebih baik dari aliansi oposisi, saya memperkirakan, mata uang akan banyak berfluktuasi dalam dua pekan ke depan," kata managing direktur lembaga penasihat politik Strategic Advisory Services Hakan Akbas, Senin (15/5/2023).

Sementara penghitungan suara yang dirilis ANKA menunjukkan lebih dari 99 persen suara sudah dihitung. Erdogan mendapat 49,26 persen suara sementara Kilicdaroglu memiliki 45,04 persen suara.

Namun oposisi mengatakan partai Erdogan menunda hasil penuh dengan mengajukan keberatan. Sementara pihak berwenang merilis hasil artifisial yang mendorong suara Erdogan. Kilicdaroglu mengatakan partai Erdogan "menghancurkan kehendak rakyat Turki" dengan menolak menghitung 1.000 suara lebih.

"Anda tidak bisa mencegah apa yang akan terjadi dengan keberatan, kami tidak akan membiarkan ini menjadi fait accompli," katanya.

Jurnalis menyaksikan hasil perhitungan cepat pemilu di markas besar Partai Rakyat Republik, CHP, di Ankara, Turki, Ahad, (14/5/2023). - (AP Photo)

 

Seorang pejabat dari aliansi oposisi mengatakan tampaknya tidak ada pemenang di putaran pertama. "Namun data kami mengindikasi Kilicdaroglu akan memimpin,"katanya.

Sementara itu pendukung kedua belah pihak sudah menggelar perayaan. Ribuan pendukung Erdogan memenuhi kantor pusat partainya di Ankara. Mereka memainkan lagu-lagu partai dari pengeras suara, mengibarkan bendera dan poster Erdogan. Beberapa orang menari di jalan.

"Kami tahu ini belum perayaan sebenarnya tapi kami berharap kami akan segera merayakan kemenangannya, Erdogan adalah pemimpin terbaik yang kami miliki untuk negara ini dan kami mencintainya," kata seorang pemilik pabrik tekstil, Yalcin Yildrim.

Ia mengatakan Erdogan mengangkat Turki di panggung internasional.

"Kami menerima ekonomi sedang tidak dalam kondisi baik saat ini tapi Erdogan akan membuatnya lebih baik," kata seorang pakar keamanan siber, Feyyaz Balcu.

Sementara itu di kantor pusat partai Kilicdaroglu para pendukungnya mengibarkan bendera Mustafa Kemal Ataturk dan menabuhkan genderang.

Infografis Erdogan Jadi Person of the Year - (Republika)

 
Berita Terpopuler