Latar Belakang Silat Mudahkan Atlet Kun Bokator Indonesia Ukir Prestasi di SEA Games

Indonesia meraih tiga emas, lima perak, dan 12 perunggu dari Kun Bukator SEA Games.

Antara/Muhammad Adimaja
Atlet Kun Bokator putri Indonesia di SEA Games 2023 (ilustrasi).
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Latar belakang pencak silat membuat tim kun bokator Indonesia mampu mengukir prestasi di SEA Games 2023. Hal ini diyakini oleh atlet kun bokator putri Indonesia Desyla Anggraini.

Baca Juga

Pada SEA Games kali ini, kun bokator yang dipertandingkan untuk pertama kalinya menyediakan cukup banyak medali karena banyaknya nomor yang dipertandingkan. Secara total, tim kum bokator Indonesia menyumbang tiga medali emas, lima medali perak, dan 12 medali perunggu. Desyla sukses memboyong dua medali perunggu, yang didapatnya melalui nomor mixed dan single bamboo shield form.

"Karena kita dasarnya juga pencak silat, yang menurut saya dasar gerakan dan motorik kita itu lebih bagus dari atlet bukatornya sendiri. Jadi kita merasa dan beberapa negara juga mengakui bahwa kita lebih baik dibanding atlet bukator aslinya," kata Deslya yang ditemui usai upacara penyambutan atlet SEA Games di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (10/5/2023) malam.

Kun bokator merupakan bela diri asli Kamboja, yang bentuk gerakannya lebih dekat dengan muay thai ketimbang pencak silat. Namun hal itu tidak menghalangi para atlet kun bokator Indonesia untuk beradaptasi dan meraih prestasi pada debutnya di SEA Games.

Desyla mengatakan bahwa ia dan rekan-rekan setimnya sebenarnya merupakan atlet pencak silat. Mereka baru mempelajari kun bokator sekira tujuh bulan silam. Mereka benar-benar mempelajari bela diri tersebut dari nol.

"Jadi kita benar-benar dari nol semuanya dipanggil ke Jakarta. Terus ada dua pelatih dari Kamboja didatangkan ke Indonesia untuk melatih kita benar-benar dari dasar banget, kayak walaupun kita sudah punya dasarnya bela diri pencak silat, tapi kan itu beda karena ini lebih ke muay thai. Benar-benar badan kita tuh kaku semua, benar-benar kayak dari nol," kata Desyla yang mempelajari pencak silat Pamur itu.

Seusai mempelajari dasar-dasar kun bokator selama tiga bulan, barulah tim Indonesia memasuki fase penghafalan teknik, pemantapan gerak, penajaman gerak, dan pembiasaan dengan peraturan di bela diri tersebut. Setelah terbukti mampu meraih prestasi di cabang olahraga kun bokator, Desyla tidak melupakan akarnya sebagai pesilat. Ia menyatakan tetap merupakan pesilat, tapi siap diterjunkan jika diberi kepercayaan lagi untuk mewakili Indonesia pada pertandingan-pertandingan kun bokator.

"Kalau misalnya ada pertandingan-pertandingan bukator, kami siap untuk membela negara," ujar Desyla.

 

 
Berita Terpopuler