Medali Indonesia Dirampas oleh Aturan Aneh SEA Games, Diberikan ke Tuan Rumah

Imbasnya, atlet Indonesia tak bisa naik podium.

mccarthyford.co
Medali emas. Ilustrasi. Indonesia berhasil menyapu bersih podium pada cabang olahraga Mountain Bike (MTB) nomor cross-country olympic putra di SEA Games 2023 Kamboja. Tiga pembalap menyapu bersih medali emas, perak, dan perunggu dalam lomba di Gunung Kulen, Siem Reap, Kamboja, Sabtu (6/5/2023) siang.
Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berhasil menyapu bersih podium pada cabang olahraga Mountain Bike (MTB) nomor cross-country olympic putra di SEA Games 2023 Kamboja. Tiga pembalap menyapu bersih medali emas, perak, dan perunggu dalam lomba di Gunung Kulen, Siem Reap, Kamboja, Sabtu (6/5/2023) siang.

Baca Juga

Feri Yudoyono, Zaenal Fanani, dan Ihza Muhammad mencapai garis finish di lap terakhir secara berurutan. Feri menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 01:13:51, hanya unggul dua detik dari Zaenal di posisi kedua. Selanjutnya, Ihza menyusul di posisi ketiga dengan catatan 01:14:09.

Ketiga pembalap Indonesia itu berhak naik podium bersama-sama untuk menerima pengalungan medali. Namun, Ihza harus merelakan medali perunggu miliknya kepada pembalap Kamboja Khim Menglong yang finis di peringkat keempat dengan catatan waktu 01:15:06. 

Hal itu bisa terjadi karena adanya aturan aneh SEA Games yang melarang satu negara berada di podium yang sama. Wartawan senior olahraga, Ainur Rohman pun merasa aneh dengan aturan tersebut, di mana satu negara tidak boleh menyapu bersih medali di satu nomor pertandingan. Dia mengungkapkan hal itu diatur dalam aturan SEA Games Federation.

"Aturan yang aneh," kata Ainur dalam cuitannya di Twitter, Sabtu (6//5/2023). "

 

Menurut Manajer Timnas Balap Indonesia Budi Saputra kebijakan soal pemberian perunggu pada atlet Kamboja sudah sesuai dgn SEAGAF Charter. Cycling punya pengalaman serupa di SEA Games 1999. Saat itu MTB juga sapu bersih, tapi perunggu diberikan ke peringkat 4. 

"Pada 1999, bonus dari pemerintah tetap diberikan karena secara prestasi atlet Indonesia tetap No 3. Harapan saya sebagai manajer, hal itu juga berlaku kepada Ihza Muhammad," kata Budi.

 
Berita Terpopuler