Jokowi Ungkap Alasan tak Undang Surya Paloh di Pertemuan Ketum Parpol

Jokowi menyebut banyak hal dibahas dalam pertemuan yang berlangsung 3 jam itu.

Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Pasar Tanah Abang di Jakarta, Kamis (4/5/2023). Kunjungan tersebut untuk meninjau aktivitas perdagangan di Pasar Tanah Abang pasca libur Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui memang tidak mengundang Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pertemuan bersama enam ketua umum partai politik (parpol) pendukung pemerintah. Pertemuan di gelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (2/5/2023) malam.

Baca Juga

"Ya memang gak diundang," kata Jokowi di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023).

Jokowi menjelaskan alasan Nasdem tak turut diundang dalam pertemuan tersebut. Menurutnya, Nasdem sudah memiliki koalisi sendiri. Sementara pertemuan tersebut merupakan pertemuan gabungan partai politik yang ingin membangun kerja sama politik.

"Nasdem itu ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri dan ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain," ujar Jokowi

Menurutnya, dalam pertemuan itu juga dibahas terkait strategi besar yang akan disiapkan bersama. Sehingga, koalisi lain tidak bisa ikut diundang.

"Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa, ya masak yang di sini tahu strateginya. Kan mestinya ndak seperti itu,\" tambah dia.

Jokowi menilai, dalam politik hal itu merupakan hal yang wajar dan biasa saja. Ia pun menegaskan bahwa dirinya bukan hanya sebagai seorang pejabat publik, namun juga pejabat politik.

"Jadi biasa kalau saya berbicara politik ya boleh dong. Ya kan, saya berbicara berkaitan dengan pelayanan publik juga bisa dong. Ya memang ini tugas, tugas seorang Presiden. Hanya memang kalau sudah ada ketetapan KPU saya itu... (angkat tangan)," jelas Jokowi.

Saat ditanya apakah dalam pertemuan itu juga dibahas terkait pencalonan Ganjar Pranowo sebagai capres, Jokowi tak membantahnya. Ia mengatakan terdapat banyak hal yang dibahas dalam pertemuan yang berlangsung hingga sekitar tiga jam itu.

"Yang dibicarakan banyak sekali, 3 jam lho. Banyak sekali," ujar Jokowi.

Selain membahas soal pencapresan Ganjar, Jokowi juga mengaku membahas terkait pembentukan koalisi besar. Jokowi mengatakan, pembahasan dengan enam ketum parpol kemarin utamanya membahas terkait politik negara ke depan dan juga tantangannya.

Sehingga dibutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat, dipercaya rakyat dan juga dunia internasional.

"(Koalisi besar) Semua dibicarakan, tidak hanya itu saja. Utamanya yang berkaitan dengan politik negara ke depan akan seperti apa, tantangannya negara ini apa, dan itu dibutuhkan kepemimpinan nasional dengan leadership yang kuat, yang dipercaya oleh rakyat, yang dipercaya internasional," jelas Jokowi.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, pertemuan enam ketua umum partai politik pendukung pemerintahan dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa malam membahas mengenai tantangan dan juga capaian pembangunan serta ekonomi nasional.

"Silaturahmi halal bihalal partai pendukung pemerintah. Tentu dibahas mengenai tantangan capaian pembangunan dan tantangan ke depan itu di bahas tadi," kata Airlangga usai pertemuan.

Ia pun menekankan bahwa pertemuan ini membahas masalah perekonomian ke depan. Menurutnya, Presiden Jokowi juga sudah sering menyampaikan terkait tantangan middle income trap.

"Kita punya pemahaman yang sama enam partai yang bertemu presiden hari ini," ujarnya.

Airlangga mengatakan, dalam pertemuan ini juga tidak dibahas mengenai politik maupun Pemilu 2024. Yang dibahas Jokowi bersama enam ketum parpol hanyalah masalah pembangunan.

"Kita bicara konten bicara isi pembangunan jadi kalau masalah itu masing-masing partai. Ya tadi kita membahas yang tadi saya sebut. Bahkan Pak Imin mendukung masalah stunting. Itu kita bahas," kata Airlangga.

 

 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, ketidakhadiran Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dalam pertemuan enam ketum parpol koalisi pendukung pemerintah bersama Presiden Jokowi karena sedang berada di luar negeri. Ia menyebut, Surya Paloh pun baru kembali ke Tanah Air pada Rabu siang kemarin.

"Pak Surya Paloh di luar negeri baru sampai kemarin siang, baru balik," ujar Plate di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/5/2023).

Saat ditanya apakah Nasdem diundang dalam pertemuan pada Selasa lalu, Plate mengaku belum mengeceknya. Sebab, Plate tengah memantau persiapan KTT ASEAN di Labuan Bajo.

"Saya tidak cek, saya kemarin juga ada di Labuan Bajo cek persiapan KTT ASEAN," ujarnya.

Plate pun menegaskan komitmen Nasdem sejak awal yang tidak berubah mendukung Jokowi dari 2014, 2019, hingga masa tugas Presiden Jokowi selesai.

"Komitmen Nasdem yang tidak tergoyahkan dari awal itu adalah komitmen kami bersama-sama Pak Jokowi dari tahun 2014, tahun 2019, dan komitmennya bersama Pak Jokowi sampai selesai masa tugasnya dengan baik. Itu komitmen Nasdem, kita tidak akan geser dari sana," jelasnya.

Kendati demikian, sikap Nasdem pada pemilu 2024 nanti merupakan soal lain. "Setelah 2024 ke sana, itu kan lain soal," kata Plate.

Plate juga tak mempermasalahkan jika Nasdem dianggap tidak kompak. Menurutnya, hal itu merupakan dinamika politik.

"Kalau soal anggap menganggap itu namanya dinamika politik, yang penting komitmennya," kata Plate.

 

Manuver Surya Paloh antara Anies dan Jokowi. - (Republika/berbagai sumber)

 
Berita Terpopuler