Seks Oral Jadi Faktor Utama dalam Epidemi Kanker Tenggorokan di AS

Angka kanker tenggorokan di AS meningkat.

www.freepik.com
Pemeriksaan leher (Ilustrasi). AS mengalami peningkatan pesat pada kanker orofaringeal, sejenis kanker tenggorokan dalam dua dekade terakhir.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seks oral menjadi faktor terbesar dalam peningkatan kanker tenggorokan di Amerika Serikat (AS). Profesor di Institut Kanker dan Ilmu Genomik University of Birmingham Hisham Mehanna melihat adanya peningkatan pesat pada kanker orofaringeal, sejenis kanker tenggorokan dalam dua dekade terakhir. Bahkan, dia menyebut peningkatan kasus ini sebagai epidemi di AS dan Inggris.

"Untuk kanker orofaringeal, faktor risiko utamanya adalah jumlah pasangan seksual seumur hidup, terutama seks oral. Mereka yang memiliki enam atau lebih pasangan seks oral seumur hidup 8,5 kali lebih mungkin mengembangkan kanker orofaringeal daripada mereka yang tidak melakukan seks oral," kata Mehanna, dikutip People, Ahad (30/4/2023).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan 70 persen kanker orofaringeal di AS disebabkan oleh HPV atau human papillomavirus. HPV adalah infeksi menular seksual yang paling umum dengan tiga juta kasus baru di AS setiap tahun.

Banyak orang akan menjalani hidup mereka tanpa mengetahui bahwa mereka memiliki HPV. Namun, bagi sebagian orang, HPV dapat berkembang menjadi kanker.

Baca Juga

Menurut American Cancer Society (ACS), kasus kanker orofaring yang terkait dengan HPV meningkat setiap tahun sebesar 1,3 persen pada wanita dan 2,8 persen pada pria antara tahun 2015 dan 2019. Ada beberapa orang yang terinfeksi HPV bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga yang mengalami gejala parah.

Vaksinasi HPV untuk anak SD. - (Republika)


Menurut Mehanna, ada sebagian kecil orang tidak dapat sembuh, kemungkinan karena cacat pada aspek tertentu dari sistem kekebalan mereka.

"Pada pasien tersebut, virus dapat bereplikasi terus menerus dan seiring waktu berintegrasi pada posisi acak ke dalam DNA inang, beberapa di antaranya dapat menyebabkan sel inang menjadi kanker," ujar dia.

CDC mencatat biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun setelah terinfeksi HPV untuk berkembang menjadi kanker. Badan kesehatan juga menyatakan tidak jelas apakah memiliki HPV saja sudah cukup untuk menyebabkan kanker orofaringeal atau jika faktor lain seperti merokok atau mengunyah tembakau yang berinteraksi dengan HPV dapat menyebabkan kanker.

 
Berita Terpopuler