Mudik Lebaran, Jalur Pantura Zaman Dulu, Terbagi Tiga Jalur

Tiga jalur di pantura zaman dulu: mobil di jalur tengah dan untuk kereta kuda, pedati sepeda di jalur pinggir.

network /oohya! I demi Indonesia
.
Rep: oohya! I demi Indonesia Red: Partner

Jalir pantura masih diminati pemudik pada masa mudik Lebaran 2023. Warga penyapu uang receh pun masih ada. Dulu terbagi menjadi tiga jalur (foto: yogi ardhi/republika).

Sejak ada jalan tol Cipali dan Trans Jawa, tak ada lagi berita heboh mengenai perbaikan jalur pantura menjelang Lebaran. Kendati begitu, masih banyak pula pemudik yang memilih jalur pantura, terutama ketika google maps menunjukkan adanya penumpukan arus kendaraan di sepanjang tol.

Jalur pantura tidak berubah, kecuali rumah-rumah makan besar yang sudah pada tutup. Jalurnya sekarang dipakai bersamaan antara sepeda motor, bus, truk, mobil pribadi. Tak ada pemisahan jalur atau jam lewat. Dulu, truk dibatasi jam operasionalnya, tidak bisa 24 jam.oenuh seperti kendaraan lainnya.

Jalur Pantura Zaman Dulu

Bagaimana kondisi jalur pantura zaman dulu? Endah Sri Hartatik di buku Dua Abad Jalan Raya Pantura mencatat, pada 1940-an - 1950-an, jalur pantura terbagi tiga. Jalur tengah selebar tujuh meter untuk kendaraan bermotor roda empat. Sisi pinggir, masing-masing berlebar empat meter, digunakan untuk kereta kuda, pedati, sepeda, dan pejalan kaki.

Perawatan Jalur Pantura

Bagaimana perawatan jalur pantura di masa lalu? Masih menurut catatan Sri Endah Hartatik, biaya pengaspalan sepanjang 40 kilometer dengan lebar lima meter, misalnya, biayanya 39.729 gulden pada 1924 dan 34.233 gulden pada 1929 dan 83.505 gulden pada 2931.

 
Berita Terpopuler